Iblis perempuan itu pun langung menangis di depan raja,

"Hiks…. Raja Akira! Hiks, saya datang kemari meminta keadilan. Tidakkah tuan mengerti saya! Saya juga tidak mau datang kemari hanya karna masalah ini, saya telah gagal!" ucapnya sambil menangis.

"Hah, apa kemampuanmu di akademi?"

"Saya hantu yang licik!"

"Hah, kelicikanmu disini tak berguna. Jangan membuat pengadukan padaku jika tidak penting! Pergilah kembali belajar di akademi hantu, mengapa kamu tidak membuat sesuatu yang berguna untuk kerajaanku? Seperti membuat penelitian yang membuat kemajuan di negeri ini. Jadi kamu tak perlu ke negeri manusia dan membuat ketakutan!"

"Hah, baiklah tuan. Maafkan saya"

"Tidak perlu minta maaf, sekarang kerjakan lah sesuatu yang bisa membuat negeri ini maju. Kembali ke tempat asalmu!"

"Tapi Tuan saya, saya di usir dari rumah!"

Raja Akira pun terdiam sejenak, dan memandangi iblis perempuan itu. Salah satu menterinya datang mendekati, dan membisikan sesuatu padanya.

"Rajaku, saya pikir gadis ini hanya ingin menguji tuan. Dia mungkin sengaja agar tuan menaruh perhatian padanya"

Raja Akira memandangi gadis itu dan tersenyum, "Kalau begitu aku tidak akan melakukan apapun untukmu, di negeri ini iblis mana yang tidak menerimamu! Panglima perangku, akan mengurusmu!"

Seketika itu juga iblis perempuan itu kaget, seketika itu juga panglima perang menarik paksa gadis itu pergi dari hadapan sang raja.

"Hah, Menteri! Jangan katakana ini masalah serius padaku! Apakah kalian tidak bisa mengurus hal kecil untukku selama aku pergi?"

"Maafkan kami tuan, dia memaksa kami untuk melaporkan ini pada tuan. Dia menghancurkan tempat ini jika tidak bertemu dengan tuan!"

"Benarkah? Apakah dia mengatakan itu saat aku tidak ada di sini?"

"Ya tuan, kami semua ada disini menyaksikan itu. Kami berani bersumpah, dan berani menerima hukuman apa saja dari tuan jika kami berbohong!"

"Kalau begitu, lakukan balik seperti yang di ucapkan. Buat dia menarik kembali ucapannya, katakana itu pada panglima perang!"

"Baik Tuan!"

Kemudian Tuan Akira pergi meninggalkan tempatnya, ia berjalan menuju tempat pelatihan para kasatria iblis.

Beberapa guru besar, para ksatria dan pasukannya sedang berlatih dengan semangat dan serentak. Kedatangan Tuan Akira membuat pelatihan berhenti sebentar. Dua guru besar datang menghampiri Akira.

Guru besar dari iblis yang berbeda. Guru besar pertama adalah dari kalangan hybrid, dan guru besar yang kedua adalah dari klan banteng. Guru kedua memiliki tanduk besar di kepalanya tidak seperti guru pertama yang berasal dari klan hybrid, yang memiliki sayap dan dapat terbang tinggi di udara. Guru klan hybrid adalah seorang perempuan, dan guru klan banteng adalah seorang laki-laki. Mereka memiliki sifat yang berbeda tetapi memiliki satu tujuan yang sama yakni menciptakan keahlian seni bela diri tanpa tanding.

Mereka berdua memberi hormat pada Raja Akira secara bersamaan.

"Hormatku pada Raja Akira!" ucap mereka berdua serentak.

Guru dari klan hybrid berucap, "Tuan Akira, saya sangat senang tuan datang kemari. Apakah tuan ingin melihat kinerja saya? Saya akan menunjukan murid-murid saya pada tuan"

Guru dari klan banteng berucap, "Saya juga bersedia jika tuan meminta menunjukan kinerja dari murid saya",

"Maaf saya belum punya waktu untuk itu, tapi saya pernah melihat kalian bagaimana melatih murid kalian. Itu sangat bagus, saya ingin kalian tetap mempertahankan kinerja kalian."

Guru besar dari klan berbeda itu hanya diam, permintaan mereka telah di tolak oleh Raja Akira.

"Apakah ada sesuatu yang penting hingga yang mulia sendiri kemari?"

"Ya saya memiliki kepentingan pada kalian berdua. Karna kalian berdua orang yang hebat, saya ingin kalian turut menjaga istana ini. Jangan biarkan seseorang membuat masalah selama saya pergi. Selesaikan beberapa pemberontakan untuk saya"

Wajah senang dan gembira terlihat di wajah dua guru besar itu.

"Baik, yang mulia!" jawab mereka serentak.

Lalu Akira pergi meninggalkan tempat ini, ia kembali ke istananya.

Kepergian Raja Akira, dua guru besar itu pun membicarakannya.

"Hah, kapan kah Raja Akira akan melihat murid-murid kita lagi?" ucap guru klan hybrid

"Ya, mungkin suatu saat nanti. Beberapa hari ini saya dengar dia sangat sibuk!" jawab guru besar dari klan banteng.

"Ya benar, dan saya juga lihat Raja Akira bersama seorang gadis.",

"Hah benarkah?" tanya guru klan banteng kaget tak percaya, "Apa mereka sangat dekat?"

"Ya sangat dekat!"

"Apa mungkin dia adalah gadis dalam ramalan?"

"Hem, gadis dalam ramalan?" spontan guru klan hybrid memeluk erat guru besar klan banteng.

Lalu ia melepasnya dengan perasaan malu, "Maaf, aku terlalu senang. Jika itu memang benar maka sebentar lagi kerajaan kita akan punya seorang selir, dan seorang ratu. Apa kamu pernah melihat gadis itu? Bagaimana rupanya?" tanya guru klan hybrid menyapu pipi merahnya.

"Ya rupanya, dia cantik, imut dan aku tidak begitu memperhatikannya" jawab guru besar klan banteng dengan santai.

"Yah sayang sekali! Kenapa kamu tidak memberitahuku saat itu? Aku akan mendekatinya dan menanyakan apakah dia mencintai raja kita!"

"Huh, kamu! Itu akan membuat hubungan dekat dirinya dengan raja jadi berantakan. Mungkin gadis itu belum terlalu mengenal tuan kita. Kamu jangan sama sekali menanyakan hal itu padanya, nanti hubungan mereka kacau dan tuan kita akan bersedih"

"Ya baiklah, aku tidak akan menanyakan itu. Tapi kamu harus memberitahuku jika kamu melihat dia datang. Aku ingin sekali melihat bagaimana rupa gadis itu"

"Ya baiklah" jawab guru besar klan banteng.

Kemudian mereka kembali melatih murid- murid mereka beserta ksatria kerajaan.

S.e.m.e.ntara itu Raja Akira kembali ke istananya. Ia duduk di kursi kebesarannya, hanya seorang diri. Ia pun teringat akan kedatangan gadis itu di bawah oleh medusa.

"Hah, bagaimana caranya agar kamu bisa mengerti perasaanku saat ini? Aku menunggumu bertahun-tahun bahkan ratusan tahun tapi kamu di luar dugaanku. Mengapa aku tak pernah tahu kamu akan datang? Buku ramalan itu, apakah aku juga harus berjuang dan melawan pangeran itu untuk mendapatkanmu? Aku akan melakukan sesuatu untuk mendapatkanmu. Ya aku harus kembali ke negeri manusia" guman Akira yang kemudian dia pergi meninggalkan istananya menuju negeri manusia.

Desa Flower,

Kedatanganku bersama Kim di sambut oleh teman-teman. Aku melihat teman-teman mendekat. Kedatangan Kayora dan Yora yang tertawa kecil membuatku menaruh curiga. Aku sadar bahwa aku dan Kim di jodohkan, seketika itu juga aku langsung menjaga jarak dengannya. Aku merasa dua sahabatku itu membicarakan diriku karna dekat dengan Kim. Atau mungkin itu hanya perasaanku saja? Tapi aku akan tetap menjaga jarak dengannya meski sebenarnya aku tidak boleh berprasangka buruk pada temanku sendiri.

"Rembulan, kamu sudah kembali! Aku senang melihatmu telah tiba disini. Aku ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu. Ikut aku ya?" ucap Kayora sambil menarik tanganku.

Aku hanya bisa menurut dan mengikuti kemana dua sahabatku membawaku.

Sambil berjalan Yora memperhatikan keadaan sekitar, entah apa yang membuatnya memperhatikan setiap langkah yang kami lewati.

Dengan suara pelan, Kayora berucap "Kamu sudah adil ya sama Kim? Apa kamu telah menerima perjodohan itu?"

Aku kaget dengan pertanyaan Kayora, "Apa maksudmu? Aku adil karna dia temanku kan? Kalua soal perjodohan tentu saja aku menolaknya karna aku masih ingin belajar, masa depanku masih Panjang dan aku tak ingin menikah muda."

"Apa itu sebuah alasan untuk menjauh darinya? Memang dia kurang apa? Jika kamu menerimanya sebagai suamimu, dia bisa mengabulkan semua permintaanmu" ucap Yora sambil mengandeng pundakku.

"Hah, aku tidak gila harta, Yora!" jawabku menjauhkan tangannya dari pundakku.

"Ah ya maaf, lalu apa yang ingin kamu cari dari seorang pria?" tanya Kayora.

"Aku menyukai pria yang setia, jujur, mencintaiku setulus hati, menerimaku apa adanya",

"Hem, jika itu Kim juga punya. Aku yakin Kim adalah pangeran yang setia"

"Hah, aku tidak percaya ucapanmu itu. Yang aku tahu soal pangeran adalah jika ia menjadi seorang raja maka ia akan memiliki banyak selir dan melupakanku"

"Itu tidak benar, memang siapa yang akan meluluhkan hati Kim?"

"Yobi" ucapku pelan hingga dua sahabatku tak mendengar ucapanku itu, dan aku berjalan lebih dulu menuju rumah Kayora.

"Apa?" tanya Yora

"Apa? Apa tadi kamu bilang?" tanya Kayora

Mereka berdua pun mulai menyusul diriku, mereka terus menanyakan apa yang aku ucapkan itu. Hingga tiba di depan rumah Kayora. Aku dan dua sahabatku pun duduk di beranda.

Kelepaskan tas dan meletakannya di dekatku, sekarang badanku merasa lebih baik di banding mengendong tas yang cukup berat itu.

"Apa? Apa yang tadi kamu bilang?" tanya Kayora lagi.

"Aku bilang, tak mungkin. Bukankah seorang bangsawan akan mempertahankan wilayahnya sedangn cara menikahi gadis dari bangsawan lainnya, agar tidak terjadi perperangan"

"Oh maksudmu pernikahan politik! Ya mungkin saja" ucap Yora

"Nah kamu tahu kan sekarang maksudku?"

"Ya tentu, tapi itu tidak akan mungkin. Lagi pula siapa yang mau perang dengan kerajaan ini?"

"Mengapa tak mungkin? Bukannya ada banyak kerajaan di dunia ini?"

Kayora dan Yora saling tatap satu sama lain, lalu Yora tersenyum manis.

Yora mendekatiku, dan duduk di dekatku seraya berucap "Kamu tahu tidak, ada banyak kerajaan di negeri ini pula yang tunduk pada Ratu Mayleen."

"Benarkah? Aku tidak tahu, memang kerajaan ini seperti apa?"

"Kerajaan ini adalah wilayah nomor satu dalam pemerintahan Ratu Mayleen. Sejak kamu pergi, kami mendapat beberapa hal yang tak terduga"

"Apa?"

"Ratu Mayleen akan menghukum berat Yobi, dan acara pernikahan mereka akan segera berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Setelah itu akan ada acara ulang tahun Putri Leena."

"Lalu apa hubungannya denganku?"

"Hah, kamu memang beneran ngak tahu apa- apa ya?"

Aku menganggukan kepala.

"Sini biar aku yang jelaskan! Dengar ya Rembulan, dengarkan baik- baik!" ucap Yobi

"Ya aku dengarkan!"

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like