"Hah, ya silahkan menginap disini. Tapi kalian kemari tadi dengan apa?"

"Jalan kaki lah, kami sengaja kemari. Kami membawa makanan mie instan, cemilan, selimut, ponsel, charger, buku, dan yang lain. Pokonya beres deh!"

"Oke! Kalau gitu silahkan menginap deh",

"Bisa jelaskan ngak nih, menurutmu itu penampakan atau bukan?"

"Hah, ngak bisa aku menjelaskan. Ngak begitu terlihat, dia dalam kegelapan, jadi aku ngak bisa lihat. Tapi Won dapat yang lebih menegangkan. Won tunjukan kameramu!"pintaku.

Won segera mengambil kamera, dan menunjukan video rekaman prank yang mereka buat. Lalu Won menghentikan videonya tepat pada penampakan itu.

"Nah, kalian lihat kan. Hastin, Razel. Masih ingat ngak sama buku di perpustakaan kita. Buku album foto penjaga sekolah kita itu loh! Dan lihat juga cwek yang ada di jendela itu. Wajahnya pucat pasi dan hanya sebagian tubuhnya yang terlihat. Itu bukan manusia, itu adalah hantu!"

Mereka kaget dan tidak menyangka akan mendapatkan penampakan seperti itu.

"Astaga! Aku tidak menyangka ini yang akan kita dapatkan!"

"Sekolah kita makin angker saja! Aku jadi takut",

"Ya aku juga, semejak kejadian ibu Mori. Semuanya nampak berubah, semuanya semakin membuatku takut",

"Ya mau bagaimana lagi, bukankah kita sendiri tahu bangunan sekolah kita itu berdiri di tanah yang dulunya rumah sakit. Dan, beberapa hal ganjil juga pernah kita dapati kan? Jadi masih ingat ngak sama album penjaga sekolah kita?"

Hastin dan Razel menganggukan kepala, "Ya tentu saja"jawab Razel.

"Coba deh ingat siapa bapak- bapak dalam rekaman video itu?"

Beberapa saat menit kemudian, setelah mengingat dari sekian banyaknya penjaga sekolah. Akhirnya Hastin mengingat siapa bapak- bapak dalam rekaman video itu. Begitu dia ingat, dia langsung memeluk erat Razel. Yang membuat Razel kebingungan.

" Ada apa sih?" tanya Razel.

"Kamu ingat ngak siapa bapak- bapak itu?" jawabnya sambil berlindung di belakang Razel.

"Ngak ingat! Memang dia siapa?"

"Dulu kakak- kakak kelas pernah cerita kan sama kita soal kematian penjaga sekolah yang misterius",

"Hem, oh yang itu. Ya aku ingat! Aaaaa…."teriak Razel spontan ia langsung bersembunyi di belakangku.

Hastin pun memegang wajahnya dengan kedua tangan, dia membeku karna ketakutan.

"Tapi kenapa dia menampakan dirinya? Bukankah orang yang sudah mati hanya akan mampu bertahan 100 hari. Apa jiwanya tak tenang?"

"Mungkin saja, tapi karn apa?"

"Hah, mungkin saja itu adalah iblis yang menyamar!"duga Razel.

"Tapi aku akan suka ini! Waktunya air suci beraksi"ucap Hastin berhenti membeku.

"Hah, sudahlah. Mungkin dia tidak berniat mengganggu kalian, kalian berisik jadi dia datang. Dia tidak berniat mengganggu kok!"ucapku.

"Huh, syukurlah kalau begitu"legah Razel.

Kemudian Razel dan Hastin kembali duduk, dan mereka berhenti ketakutan.

"Lalu gimana dengan penampakan di atas gedung tua?"tanya Subtel

"Hah, selagi dia tidak mengganggu jadi tidak masalah",

"Won, kamu tidur dimana?"tanya Subtel

"Disini",

"Hah, disini? Rembulan dimana?"

"Disini"

"Kalian berdua tidur sekamar?"

"Ya benar sekali! Won tidur di bawah"ucapku

"Apa tidak ada kamar lagi?"

"Tidak ada, sejak dulu hingga sekarang rumah ini hanya ada dua kamar",

"Hah, jadi beneran nih bakal tidur di lantai?"

"Ya tentu saja, Subtel tidur di lantai sam Won. Kita tidur di kasur"

"Yeee…asik!"teriak Hastin senang.

"Yeee….kita tidur bertiga!"sambung Razel.

"Hah, aku mulai tidak suka!"jawab Subtel.

Kami bertiga pun tertawa melihat ekspresi Subtel yang  tidak suka. Dia benar- benar akan tidur di lantai bersama Won malam ini.

Won dan Subtel pun mulai membicarakan video itu. Mereka membaginya ke grup sekolah, dan media social. Tetapi sebelum melakukan itu, mereka menghapus penampakan- penampakan itu. Mereka merasa lebih baik tidak memperlihatkannya, di banding harus mencari masalah dengan yang tak terlihat.

S.e.m.e.ntara aku dan dua sahabatku. Kami mulai bersiap untuk tidur. Berbagi tempat tidur. Aku, Razel di tengah lalu Hastin.

Sebelum tidur, dua sahabatku bermain ponsel. Subtel dan Won pun sibuk dengan rekaman video itu.

Hanya aku yang tidak sibuk dengan apa- apa. Aku memilih tidur karna sudah lelah. Tapi Hastin dan Razel malah mengajakku bicara.

"Rembulan! Soal tadi siang itu. Kamu baik- baik saja kan?

"Ya, aku baik- baik saja."

"Huh, kamu benar- benar membuat kami khawatir. Memang makhluk seperti apa sih yang kamu lihat? Seriusan kalau kedua orang tua Jingmi punya ilmu hitam?"

"Ya tentu saja, soal ilmu hitam aku ngak tahu. Tapi iblis itu bersama mereka!"

"Aku tidak tahu bagaimana lagi jika kamu pergi, Rembulan. Kami tidak akan menyangka kamu akan melindungi kami bahkan dengan nyawamu sendiri! Padahal seharusnya kami yang melakukan itu untukmu, melindungimu. Bukan sebaliknya!" terang Hastin.

"Tidak apa, tidak masalah. Sekarang kita sudah aman dan baik- baik saja. Lima perempuan itu juga sudah aman kan

" Ya benar, oya kamu tahu tidak! Ketika kamu jatuh pingsan karna melindungi kami. Dio Na sangat sedih. Apa kamu pikir dia hanya bersandiwara?"

" Entahlah, aku tidak bisa menebaknya."

"Menurutku sih bersandiwara, soalnya Dio Na itu ngak pernah tulus berteman dengan seseorang dan ada maunya!"

"Apa benar begitu?"

"Mana mungkin dia begitu kan"

"Hah, kamu kenapa membelanya?"

"Aku tidak membelanya!"

"Benarkah?"

"Ya aku tidak membelanya!"

Hastin dan Razel malah bertengkar, padahal aku sudah lelah sekali tetapi mereka malah bertengkar.

"Hah, kalian jangan bertengkar dong. Ini sudah malam, dan aku sangat lelah. Soal Dio Na biarkan saja dia maunya apa. Kalian akan liburan kemana? Jadi ke rumah paman?"

Hastin dan Razel berhenti bertengkar.

"Ya tentu saja, kami akan ketemu dengan CEO!"

"Ceo tampan!"

Mendadak mereka berdua kembali kompak, mereka berdua memang akan kompak soal liburan ini.

"Aku sangat tidak sabar untuk bertemu dengan CEO tampan itu"

"CEO Alex Co., Yoong kan?"

"Hyun lah!"

"Yoong?"

"Hyun!"

Mereka berdua kembali bertengkar hanya karna masalah CEO, siapa yang tampan?.

"Bagaimana kalau kalian ngak akan ketemu dengan CEO itu?"

"Ya kami akan pergi jalan- jalan, kami akan menemui paman. Lalu ke tempat wisata. Kamu mau ikut ngak?"

"Tidak, terima kasih. Aku akan kembali ke Desa Flower",

"Oh begitu, memang di desa itu ada apanya sih hingga kamu mau kesana?"

"Di sana itu, alamnya masih terjaga. Kebudayaannya juga. Semuanya menarik deh!"

"Apa ada cogannya juga?"

Seketika itu aku pun berpikir, mengenai cogan yang ada di desa itu. Aku harus jawab apa pada dua temanku.

"Ada!"

"Hah, seriusan? Siapa namanya?"

"Dia seganteng apa? Gantengan mana CEO Yoong dengannya?"

"Hah, menurutku sih sama-sama ganteng. C.u.man pasti beda sifatnya!"

"Siapa namanya? Aku kepo nih, Rembulan!"

"Ya baiklah, aku akan memberitahumu siapa namanya. Namanya adalah Akira, dan Pangeran Kim`",

"Hah, pangeran? Memang dia sungguhan pangeran kah?"

"Ya benar!"

"Hah, mana ada di jaman sekarang pangeran! Yang ada hanya lah kodok!"

Dua sahabatku pun tertawa karna ocehan mereka sendiri. Aku pun ikut tertawa dan tidak menganggap ini hal serius. Ya maksud temanku itu adalah kodok, seperti di negeri dongeng, pangeran kodok. Pangerannya tidak ada, kodoknya ada.

"Benar, hanya kodok! Ya tentu saja, aku bohong!"

"Tuh kan, kamu suka bercanda sekarang. Tapi beneran ada ngak sih desa yang kamu kunjungi  itu atau hanya prank? Jangan- jangan kamu jalan- jalan ke kota dan ngak ajak-ajak kami!"

"Beneran ada kok, c.u.man aku belum bisa ajak kalian."

"Nanti ajak kami ya?"

"Oke sip, sip! Ya, aku mau tidur dulu. Sudahlah, ada atau pun tidak. Aku ngak akan ikut liburan sama kalian, kita sudah punya rencana masing-masing. Aku ke Desa Flower, kalian ke kota dan Won ke kastil angker!"

"Benar, mari bersemangat untuk besok! Besok pasti akan menjadi hari yang panjang untuk kita semua!"

"Ya, semangat!"jawab kami serentak.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like