Kemudian terdengar langkah mereka berjalan keluar, dan suara terbukanya pintu. "Kreeekkkk!."

Kami pun cepat bersembunyi sebelum ketahuan.

Kami pun kembali mendengar percakapan orang-orang itu.

"Hahahaa….sebentar lagi aku akan tambah kaya raya!"

"Ya benar sekali sayang! Kita sebaiknya pergi meninggalkan rumah ini sebelum ada yang tadang. Biarkan tuan besar mengurusnya!"

"Ya… ya… benar!"

Kemudian kami melihat mereka mengunci rumah itu dan meletakan kuncinya di pot tanaman. Lalu mereka semua pergi dengan mobil, meninggalkan rumah itu.

Seketika keadaan telah aman, kami segera memberanikan diri masuk ke rumah itu. Subtel segera membuka pintu rumah dengan kunci yang di ambilnya dalam pot tanaman. Setelah pintu terbuka, kami pun segera masuk ke dalam rumah.

 Kami segera mencari perempuan yang berteriak itu di berbagai ruangan. Kami mendapati seorang perempuan terpasung di kamar Jingmi yang telah di renovasi.

Dia di rantai, tangan kakinya terikat di kasur.

Mulutnya terikat dengan kain, tetapi matanya tidak dapat menyembunyikan ketakutan yang luar biasa.

"Hey tenanglah, kami tidak akan menyakitimu. Jangan berteriak ya! Kami akan membebaskanmu. Janji?"ucap Won mendekati perempuan yang masih muda itu.

Perempuan muda itu berumur sekitar 25-30 tahun. Won pun melepaskan ikatan di mulutnya.

Seketika itu juga, perempuan itu berteriak "Tolongggg….. tolong aku!."

Spontan Won langsung menutupi mulut perempuan itu dengan tangannya, seraya berucap "Bukannya aku sudah bilang padamu, jangan berteriak nanti kita ketahuan. Kami akan membebaskanmu! Kami adalah orang baik. Jika aku melepaskanmu, kamu jangan berteriak lagi. Ikuti kami kemana saja, kami akan membawamu ke tempat aman! Bagaimana? Janji?"

Perempuan itu hanya diam saja, lalu Won mulai melepasnya.

"Terima kasih, maaf aku pikir kalian orang jahat tadi. Maaf, dimana teman-temanku?"

"Teman-teman? Kami tidak tahu, kami hanya menemukanmu disini"ucap Won.

Kami pun mulai membantu Won membebaskan perempuan muda itu.

Ia menarik napas legahnya, dan berucap "Terima kasih telah menyelamatkanku, tapi sekarang kalian juga harus membantuku membebaskan teman-temanku. Mereka ada di ruang bawah tanah."

"Tunjukan dimana teman-temanmu, kami akan membantumu"ucap Subtel.

Lalu perempuan muda itu menunjukan jalannya pada kami. Kami dibawah menuju ruang dapur, tepat tepi pojok ada kotak kayu dan tumpukan kardus yang meninggi. Ia pun segera menyingkirkan barang-barang itu. Dan kami mulai membantunya.

Setelah selesai menyingkirkan semua itu, kini kami melihat ruang bawah tanah yang terkunci dengan gembok. Won dan Subtel pun cepat mencari benda untuk menghancurkan gembok itu.

S.e.m.e.ntara perempuan muda itu mencoba memanggil teman-temannya.

"Teman-teman, kalian masih disana? Ini aku Kayko. Kita akan selamat dari sini, ada beberapa orang datang membantu kita. Mereka adalah orang baik!"

Seketika itu juga, kami mendengar lima anak perempuan yang menjawab dari dalam ruang bawah tanah.

"Kayko, syukurlah kamu baik-baik saja. Kami mengkhawatirkanmu!"

"Keluarkan kami, Kayko!"

"Ya tenang saja, sebentar lagi! Mundurlah, mereka akan membuka pintunya!"

Subtel menemukan batu, dan segera mendekati pintu bawah tanah itu, lalu menghancurkan gemboknya. Begitu gembuk hancur, Subtel segera meletakan batunya di samping. Won segera membuka pintu ruang bawah tanah.

Begitu pintu terbuka, terlihatlah lima gadis dengan wajah pucat lesu. Mereka segera keluar dengan wajah yang cerah. Mereka segera memeluk erat Kayko.

"Syukurlah, kalian baik-baik saja! Sekarang kita harus pergi dari sini dan melapor ke polisi!"ucap teman mereka melepaskan pelukan pada Kayko.

"Ya baiklah, sebaiknya kita pergi dari sini. Kebetulan kami membawa mobil. Kita pergi dari pintu belakang saja agar lebih aman. Ceritakan saja nanti pada kami apa yang terjadi!"ucap Subtel.

Kemudian kami keluar dari rumah ini dengan selamat. Kami segera menuju mobil, dan pergi meninggalkan tempat ini.

Mobil ini menjadi penuh sekarang, bahkan aku dan teman-teman duduk di belakang. Bersempit- sempitan, tetapi kami tidak mempermasalahkan ini. Kami legah, kami berhasil menyelamatkan beberapa perempuan ini termasuk perempuan yang berteriak minta tolong itu.

Perjalanan pulang, kami menanyakan beberapa hal pada mereka. Tapi kami melihat beberapa dari mereka memegang perut mereka, mereka kelaparan.

Aku pun segera mengeluarkan roti dalam tas, dan memberikannya pada salah satu dari mereka.

"Ini ambil, aku hanya punya satu!"ucapku

Ia pun menoleh ke belakang, dan tersenyum manis. Ia berucap dengan air mata yang berlinang, aku melihat itu.

"Terima kasih, aku tidak akan menyangka akan bertemu dengan orang sebaik kalian."

"Tidak masalah!"jawabku

Kemudian teman-temanku pun mengiringi tingkahku termasuk Dio Na yang keras kepala, mereka memberikan makanan dan minuman mereka pada empat perempuan ini.

"Sebenarnya apa yang telah terjadi pada kalian?"tanya Won

"Sebenarnya kami telah di tipu, kami dijanjikan untuk bekerja dengan gaji besar di luar negeri. Tetapi kami malah di tipu. Kami di janjikan akan memiliki majikan yang baik, tapi ternyata tidak."

"Kami di kurung berhari-hari"

"Kayko, apa yang terjadi padamu di atas?"

"Mereka bilang padaku, mereka mengatakan yang sebenarnya. Mereka ingin menjualku. Mereka menjual semuanya"ucap Kayko sedih.

"Kayko, jangan sedih! Sekarang kamu sudah aman, kita akan melaporkan ini ke polisi agar polisi menangkap mereka!"

"Ya, terima kasih telah menyelamatkan kami"

Cerita lima perempuan ini membuat kami hampir menangis, bahkan Dio Na, si keras kepala saja telah menangis sejadi- jadinya di samping Razel.

Won segera menghubungi polisi tentang kejadian ini.

Kami menuju rumah,  kedatangan kami disambut oleh beberapa polisi dan warga yang berdatangan serta ketua desa.

Kami segera keluar dari mobil, dan menceritakan yang sebenarnya, yang telah terjadi. Polisi pun segera menghubungi polisi yang lain untuk meminta bantuan dalam penangkapan kedua orang tua Jingmi dan dukun itu.

S.e.m.e.ntara lima perempuan ini di antar pulang ke tempat asal mereka masing-masing oleh polisi.

"Terima kasih sudah menyelamatkan kami. Kami sangat berterima kasih pada kalian, kami tidak akan melupakan kalian"ucap Kayko dengan mata yang berlinang air mata.

Perpisahan kami ini di penuhi haru sedih dan kebahagian. Kami senang mereka selamat, dan kami sedih kejadian ini terjadi di desa kami.

"Pak Polisi, kami mendengar percakapan mereka. Bawah tuan besar akan datang ke rumah itu. Kami saya dia adalah yang membeli mereka."

"Jika begitu kami harapkan kerja samanya pada warga disini dan ketua desa. Kita akan bersama-sama menangkap penjahat ini. Ini adalah kejahatan terhadap manusia, human trafficking."

"Pak polisi, saya akan ikut membantu menangkap kedua orang tua Jingmi dan dukun itu. Saya yakin pak polisi memerlukan bantuan saya"ucapku

"Ya benar pak! Dia harus ikut bersama pak polisi untuk menangkap dukun jahat itu! Teman saya ini bisa melihat hantu, dan kemungkinan bisa membantu dalam penangkapan dukun jahat itu. Teman saya ini melihat kecurigaan pada kedua orang tua Jingmi yang kemungkinan memiliki ilmu hitam"ucap Dio Na menyarankan

Aku tersenyum manis pada Dio Na, aku merasa dia jauh lebih baik sekarang.

"Ini bukan saatnya kita bertengkar kan, Rembulan?" ucap Dio Na lagi.

Aku pun menganggukan kepala.

"Aku ikut!"ucap Won

"Aku juga!"ucap Hastin dan Razel.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like