"Nah, jadi sedikit percaya lah padaku. Aku akan membuatmu aman bersamaku"

"Ya baiklah",

Ia kembali mengulurkan tangannya padaku, kali ini aku pun berpegang erat padanya dan mencoba membiasakan diri untuk dekat dengannya dengan perasaan aneh tentunya.

Ia membawaku terbang dengan kekuatan yang dimilikinya, membawaku pergi jauh dari istana dan teman-teman. Aku dibawah ke sebuah tempat yang tidak tahu dimana, tetapi disini di penuhi pepohonan dan sedikit area terbuka rumput liar. Lalu ia membawaku berjalan beberapa langkah, dan aku merasa kami sudah di tempat yang berbeda.

"Kita sudah sampai"ucapnya melepaskan tanganku dari genggamannya.

"Sampai?"

"Ya, coba lihat ke atas"

Aku pun melihat ke atas. Ya ada kehidupan yang berbeda disini sekarang. Aku melihat beberapa naga besar terbang dengan penungangnya, manusia yang memiliki sayap dan ada yang terbang dengan kemampuannya.

Tidak lama kemudian, seseorang datang menghampiri kami. Seorang pria yang telah lama mengenal Akira. Pria itu memberi hormat pada Akira, lalu berucap " Selamat datang Raja Akira, saya sangat senang Tuan datang. Apa yang bisa saya bantu untuk Tuan?"

"Saya hanya jalan-jalan kemari sebentar, tak perlu disambut. Apakah masih ada kegiatan pada bola ajaib peneriman siswa akademi penyihir putih?"

"Tidak Tuan, penerimaan murid kelas atas belum di lakukan. Mereka masih mengurus pemenuhan syarat lainnya",

"Kalau begitu, bisakah kami ke bola ajaib itu?"

"Tentu Tuan, silahkan"

Akira tersenyum manis, lalu berucap "Rembulan, ayo kita pergi!"

"Ya"jawabku mulai mengiringi langkahnya.

Kami berjalan menuju rumah besar, ya mereka menyebutnya sebagai akademi.

S.e.m.e.ntara itu di Desa Akurai, High School 7.

Ulangan terakhir di hari ketiga telah dilaksanakan. Semuanya mengikuti ulangan hari ini kecuali Rembulan. Guru pengawas memberitahu teman-teman sekelas Rembulan.

"Anak-anak, hari ini Rembulan tidak ikut ulangan. Katanya dia sakit, tangannya terluka. Jadi dia akan ikut ulangan susulan saja. Setelah ulangan selesai kalian boleh pulang"ucapnya.

Hastin dan Razel nampak berbisik membicarakan Rembulan.

"Dia ngak turun, tangannya terluka. Kenapa ya? Aku merasa ada yang ganjil"ucap Razel

"Hem, biasanya kalau dia sakit. Dia pasti chat kita"

"Ya, atau mungkin tangannya memang tak bisa memegang ponsel lagi"

"Kasihan dia, kenapa dia selalu saja dalam hal sulit?"

S.e.m.e.ntara Won hanya tersenyum manis, Won telah tahu alasan yang sebenarnya mengapa Rembulan tidak hadir ke sekolah hari ini. Kakek telah memberitahu kejadian yang sebenarnya, sekarang Won sendiri di minta untuk menjalankan rencana kecil. Walau Won sendiri sebenarnya ingin sekali langsung menghajar Jingmi karna telah menyakiti Rembulan, tapi kakek sudah memesaninya bahwa ia tidak boleh memukul Jingmi tetapi ia harus menjebaknya.

Bel berbunyi tanda waktu mengerjakan ulangan telah selesai. Won segera mengumpulkan lembar jawaban dan soal ulangan ke depan. Lalu ia segera meninggalkan ruang kelasnya. Ia menunggu Subtel di taman, tempat biasa mereka bertemu.

Subtel datang dengan membawa minuman kaleng dingin, ia menyapa Won sambil memberikan satu minuman kaleng di tangannya.

"Ini ambil, kamu lihat Jingmi tidak? Pagi ini dia tak terlihat"

Sambil membuka minuman kaleng pemberian Subtel, Won berucap "Tidak, kamu kan teman sekelasnya masa tidak tahu?"

Subtel meminum minuman kaleng yang dia beli, "Ya aku tahu, kupikir ia memberi kabar padamu. Ia tak masuk hari ini",

Won segera meminum minuman kaleng pemberian Subtel, dan berguman dalam hati "Jingmi takut tertangkap atau kuhajar ya hingga dia tidak hadir ke sekolah setelah mencoba mencelakai Rembulan!."

"Kamu tahu tidak kenapa dia ngak hadir?"

"Tidak Subtel, mengapa kamu tidak menghubungi dia lewat ponsel saja?"

"Ah ya, tadi kulakukan itu tapi tak ada jawaban. Operator selalu mengatakan di luar jangkauan, operator yang membuat kesal!"

"Hahaha…ya sudah nanti sepulang sekolah kita ke rumahnya saja"

"Em, baiklah. Tidak masalah"

Saat asik berbincang, Razel dan Hastin datang. Mereka menanyakan soal Rembulan pada Won.

"Hay Won, boleh aku tanya sesuatu soal Rembulan?"tanya Razel

S.e.m.e.ntara Hastin agak malu-malu karna ada Subtel.

"Ya, tentu saja. Mau tanya apa?"

"Tadi guru bilang Rembulan tangannya terluka. Apa ia baik-baik saja? Mengapa ponselnya tak aktif, dan kami menunggunya di halaman rumah. Tapi nenek malah mengusir kami. Sebenarnya apa yang telah terjadi?"

"Ah, tidak perlu khawatir. Rembulan baik-baik saja kok"

"Tapi ini seperti tak biasanya, Rembulan tidak begini"sambung Hastin memberanikan diri bicara di dekat Subtel pada Won demi menghilangkan perasaan khawatir pada sahabatnya.

"Dia baik-baik saja, tangannya terluka sedikit jadi dia agak sulit memegang ponsel jadi dia tidak hadir. Nanti sepulang sekolah kalian ke rumah saja, tanyakan saja pada nenek dan kakek. Kami mau ke rumah Jingmi, kalian mau ikut?"

Hastin menggelengkan kepala, lalu Razel menjawab "Tidak, terima kasih. Kami sibuk sekali hari ini, setelah ulangan berakhir kami akan mempersiapkan barang-barang untuk pergi berlibur. Liburannya kan sebulan. Kudengar juga kalian ke vila, apa kalian akan ke vila sebulanan?"

"Tidak, hanya beberapa hari. Apa hari ini Dio Na sudah meminta maaf pada kalian?"

Hastin kembali menggelengkan kepala, lalu Razel menjawab "Belum, bahkan kami belum melihat wajahnya pagi ini",

"Hem, dia mulai terdengar menyebalkan sekarang. Kepala sekolah memintanya untuk meminta maaf pada kita."

"Jadi kepala sekolah memintanya, menurutmu bagaimana Hastin?"tanya Razel

Hastin yang hampir membeku di dekat Subtel pun akhirnya bicara juga "Ya, menurutku sih bagus. Tapi itu tak akan mungkin terjadi, kurasa dia lebih memilih keluar dari sekolah tanpa meminta maaf pada kita."

"Ya aku setuju dengan ucapanmu, tapi kenapa kepala sekolah begitu baik sih sama dia? Dia sangat jahat pada Rembulan, dia pantas di keluarkan dari sekolah"sambung Razel.

"Hah, tapi bagaimana pun dia. Dia tetap berhak sekolah disini"ucap Won.

"Ya kami tahu, tapi apa mungkin sekolah ini mau nama baiknya tercap oleh gadis jahat seperti dia?"tanya Hastin

Won menggelengkan kepala. S.e.m.e.ntara Subtel menerbakan senyuman manis, ia berupaya menarik perhatin Hastin.

Razel yang melihat Subtel tersenyum pun ikut tersenyum lalu ia menarik Hastin pergi sambil berucap "Terima kasih Won, kami pergi dulu!."

"Kalian kenapa? Membeku kah?"tanya Won pada Subtel

"Tidak, tidak ada apa-apa kok"jawabnya melihat ke arah lain sambil mengelus-elus leher belakang, yang sebenarnya Subtel menyimpan kebohongan atas ucapannya.

Angin sejuk berhembus menjatuhkan dedaunan. Bel berbunyi tiga kali dan sebagai tanda pelajaran hari ini telah berakhir. Semua murid berhamburan keluar kelas menuju area parkir. Mereka segera pergi meninggalkan sekolah dengan ceria.

"Asik, besok kita liburan!"teriaknya dengan semangat

"Heh, hari ini menyebalkan! Kenapa aku salah belajar malam tadi? Jadi susah deh menjawab soal ulangan"

"Ya, hari ini soal ulangannya cukup sulit!"

"Kaita, mau liburan kemana nanti?"

"Ke Kota Flower, atau Malvado mau ketemu CEO ganteng!"

"Haduh, CEO siapa?"

"Yoong sama Hyun lah"

"Gue ikut dong?"

"Boleh"

"Asik, beneran kan?"

"Ya lah"

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like