Semua orang pun mulai duduk di rumput hijau, aku pun cepat mengikuti. Duduk diantara dua sahabatku.

Master Gioji pun mulai menggunakan sihir elemen api untuk membuat lingkaran dengan membakar rumput hijau hingga membentuk lingkaran. Lingkaran yang luas untuk latihan kali ini. Lalu dia mengaris tengahkan lingkaran itu.

Master Gioji pun berucap, "Baiklah, sesuai janji saya bahwa kalian hari ini akan berlatih bertarung melawan teman kalian sendiri. Anggap saja ini kalian sedang menghadapi masalah besar, kalian harus mengalahkan kekuatan jahat yang ingin menghabisi kalian. Lakukan pertahanan sihir sesuai dengan yang saya ajarkan. Yang keluar dari area ini dinyatakan kalah. Mari mulai, siapa yang ingin lebih dulu bertarung? Yang melihat pertarungan ini, harap gunakan sihir perlindungan atau kalian akan jatuh dan mengalami cendera yang sangat fatal. Paham?"

"Paham, Master!"jawab  kami serentak.

Dua orang perempuan pun memberanikan diri untuk maju ke depan, mereka mulai mengambil tempat masing-masing. Saling berhadapan dengan gadis pembatas yang telah dibuat di tengah lingkaran.

Master Gioji memperhatikan ada seorang gadis asing yang masuk area pelatihan ini. Ia pun bertanya sambil melihat ke arah gadis itu, yang tidak lain adalah aku.

"Kamu! Kamu siapa?  Apa kamu orang baru disini?"tanya Master Gioji sambil menunjuk ke arahku.

Spontan semua orang pun mulai melihat ke arahku, dan dua sahabatku.

"Maaf, Master Gioji. Saya adalah teman Kayora dan Yora. Saya kemari hanya ingin melihat mereka berlatih. Apa kah boleh, Master Gioji?"

Master Gioji tersenyum manis, "Tentu saja, tetapi kamu harus hati-hati disini. Setiap pelatihan ini mungkin saja serangannya mengarah padamu. Jadi kamu harus mempertahankan dirimu. Jika kamu tertarik dengan sihir, kamu juga boleh ikut berlatih. Siapa namamu?"

"Nama saya Rembulan"

"Rembulan, saya ucapkan terima kasih sudah datang untuk menonton dan mungkin mendukung dua sahabatmu juga."

"Terima kasih Master Gioji, saya sangat senang telah diijinkan kemari",

"Tidak masalah"senyumnya yang kemudian berucap, "Baiklah, kalian berdua ambil posisi masing-masing. Pertandingan ini akan berhenti dalam waktu 10 menit atau ada yang menyatakan kalah atau keluar dari arena ini. Pertahankan diri kalian, bersiap! Mulai."

Dua perempuan itu mulai bertarung, mengeluarkan segala kemampuan yang mereka miliki dan yang pernah diajarkan oleh Master Gioji. Pertarungan kali ini elemen tumbuhan melawan yang sama. Pertarungan mereka unik dan kadang lucu membuat kami tertawa.

Gerakan tubuh yang salah membuat kekuatan sihir tidak berfungsi, hingga membuat lawan mudah menyerang. Tanaman merambat segera melilit tubuhnya, dan kini dia terjebak. Tetapi dia tidak kehabisan akal. Dia menggunakan rumput hijau sebagai senjata, kini dia tidak bisa mendekati lawannya. Lalu perempuan yang terikat tanaman menjalar itu, menggunakan rumput hijau untuk memotong batang tanaman menjalar yang melilit tubuhnya. Seketika itu juga ia terbebas.

Lawannya kesal, karna ia berhasil bebas dari tanaman merambat. Lawannya ingin menyerang, tetapi langkah kakinya terhalang oleh tanaman rumput hijau yang tajam. Rumput hijau yang dapat melukai kulit seketika tersentuh. Gadis yang terbebas itu pun segera menggunakan sihirnya untuk mengepung lawannya dengan rumput hijau hingga lawan tak bisa bergerak. Kini lawan lah yang terjebak.

Lawan pun segera mengangkat kedua tangannya seraya berucap "Aku menyerah!"

Seketika itu juga, gadis itu tersenyum manis disamping tepuk tangan yang meriah kepadanya. Gadis itu pun mulai mengubah rumput hijau kembali ke asalnya, menjadi rumput hijau biasa.

Master Gioji mendekati gadis itu sembari memegang tangan kanannya, lalu berucap "Pemenangnya adalah Megi",

Kami pun segera bertepuk tangan dengan meriah.

"Baiklah, ini adalah pertarungan pertama yang sangat bagus. Kalian harus lebih bagus. Ya  silahkan kembali ke tempat kalian lagi!"ucap Master Gioji, "Selanjutnya siapa? Ada yang ingin menentang temannya?"

Seorang gadis dengan elemen angin menentang Kayora, ia berdiri dan berucap dengan lantang "Saya, Master Gioji. Saya ingin menentang Kayora!"

Kayora kaget, ia tidak menyangka akan cepat maju ke pertarungan ini. Kayora tersenyum manis, lalu berdiri dan melangkah maju dengan santai tanpa rasa takut.

Kini Kayora dan gadis itu saling berhadapan, mengambil posisi mereka masing-masing dalam lingkaran.

"Baiklah, pertarungan kedua akan dilakukan oleh Kayora dengan penentangnya, Wiku. Kalian siap?"ucap Master Gioji.

"Siap!"jawab mereka serentak.

"Baiklah, pertarungan di mulai. Satu, dua, tiga…."teriak Master Gioji dengan semangat.

Mereka pun mulai saling serang, pertarungan yang sengit dan sulit. Elemen angin, adalah sihir yang tak terlihat namun dapat dirasakan. S.e.m.e.ntara Kayora, gadis yang memiliki elemen perlindungan.

Sambil menonton pertandingan Kayora dengan Wiku, Yora yang melihat berucap pelan padaku.

"Wiku menyebalkan, dia pasti sengaja memilih Kayora!"

"Maksudmu?"

"Ya maksudku, ia tahu bahwa Kayora bukan penyihir yang hebat. Elemen pelindung, dan Kayora belum menguasi elemen itu sepenuhnya. Kamu kan tahu kalau aku dan Kayora selalu salah dalam sihir. Gadis itu ingin mendapatkan kemenangan dengan mudah, maka dari itu ia menentang Kayora yang lemah"jelasnya.

"Hah, Kayora tidak lemah kok. Dia pasti menang kali ini"jawabku tersenyum manis.

"Ya semoga begitu"harap Yora pada Kayora.

Wiku menyerang Kayora dengan elemen angin, ia menggerakan tangannya ke depan. Merasakan energi angin yang mengelilinginya, lalu memutar tangannya dan mulai mengarahkan angin ke depan tepat ke arah Kayora.

Ia menyerang Kayora dengan senjata tombok tak terlihat yang terbuat oleh sihir elemen angin. Tak terlihat bukan berarti tidak ada kelemahan, Kayora merasakan serangan angin yang berhembus halus. Ia mulai menggunakan sihir elemen pelindung pada dirinya. Kayora melindung dirinya bagian depan, s.e.m.e.ntara Wiku bergerak memuturi Kayora. Kayora terus menghindar dari Wiku yang mencoba mencari celah untuk menyerangnya.

"Ah, kamu tak mau menyerang ya? Ya maaf aku lupa bahwa kamu c.u.man pelindung, elemen yang lemah!"ejeknya.

Wiku pikir dengan mengejek Kayora, Kayora akan naik emosi tetapi nyatanya Kayora menyikapi itu dengan pikiran yang dingin. Kayora tersenyum manis.

"Apa kamu bisu, penyihir lemah?"ucapnya lagi

"Aku memang lemah, tapi kadang seseorang menyalah artikan kata itu. Sebaiknya kamu mulai waspada"jawab Kayora tersenyum manis.

"Apa? Apa yang harus di waspadai?"jawabnya mulai menyerang bagian belakang Kayora.

Kayora mulai menggunakan elemen pelindung penuh pada dirinya. Kini tidak ada yang perlu ditakutkan. Wiku pun terus menyerang hingga pergesekan dua elemen ini terjadi dan menimbulkan percikan api.

Terlihat pula pertahanan Kayora mulai melemah. Pertahanan yang pelahan-lahan dapat di tembus oleh senjata tombak angin Wiku.

"Kau akan kalah penyihir lemah!"

"Kita lihat saja!"jawab Kayora.

Angin diluar pertahanan Kayora berhembus kencang. Kami yang menonton merasakan angin itu berhembus lebih kencang dari sebelumnya. Wiku nampak menambah kekuatan elemennya untuk menghancurkan pertahanan Kayora.

Kami yang menonton, Yora berucap pelan padaku "Wiku akan menggunakan energy penuh untuk menghancurkan pelindung Kayora. Ini menakutkan, bagaimana jika pelindung itu hancur dan tombak angin untuk menusuk kulitnya. Aku…aku tidak akan memaafkan kejadian ini. Dia benar-benar sengaja memilih lawan yang lemah."

Aku tersenyum manis dan menjawab dengan positif. Aku memiliki sedikit pengetahuan tentang sihir, dari buku-buku yang pernah kubaca meski sebenarnya aku tidak percaya akan sihir tetapi disini ilmu itu sangat berguna. Dengan ilmu tentang sihir yang kutahu, setidaknya aku bisa membuat Yora berhenti khawatir pada Kayora saat ini.

"Dia akan menang, tenang saja! Semakin dia menyerang, maka energinya semakin menipis dan dia akan kehilangan semua energy itu. Dengan begitu Kayora akan menggunakan pertahanannya menyerang balik dengan elemen yang sama"

Yora pun menoleh ke arahku dengan wajah bingung, "Bagaimana kamu tahu soal itu?"

Ya tepat kami membicarakan mereka yang sedang bertarung. Pertahanan Kayora tiba-tiba hancur, lalu dengan cepat puluhan tombak angin menuju ke arahnya.

Yora yang melihat pun spontan berteriak, "Awas!"

Kayora nampak santai, ia hanya diam seperti seseorang yang telah putus asa dan menyerah. Tetapi di luar dugaan, ia dengan cepat menggubah tombak angin itu menjadi elemen angin biasa. Mengayunkan kedua tangannya secara bersilang, lalu mengembalikan ke semula. Secepat kilat tombak itu berubah menjadi angin. Lalu diarahkannya ke Wiku. Wiku langsung terkena serangan di perutnya hingga membuatnya melangkah mundur dan terjatuh.

Tetapi disisi lain, ada angin yang tak terkendalikan hingga mengarah padaku.

"Syutttt…."

"Aaaaaaa….."ucapku berteriak yang spontan langsung terlempar keluar arena ini. Aku terjatuh dari ketinggian.

Wiku tak dapat bergerak, ia terlutut di tanah dan darah keluar dari mulutnya. Ya pun segera mengatakan "Aku menyerah!" sebelum Kayora melakukan serangan lagi.

Kayora pun berhenti mengarahkan tangannya padanya, ia segera menuju tepian dan mencari kemana Rembulan jatuh. Semua orang mulai mencari gadis yang jatuh dari arena itu.

Aku terjatuh dari ketinggian, arena pelatihan sihir. Aku tidak tahu harus bagaimana selain berdoa dan berharap Tuhan segera menolong diriku.

"Ya Tuhan, kumohon tolong lah aku! Aku tidak mau berakhir begini."

Akira telah menduga sejak awal bahwa akan ada kejadian buruk yang akan menimpa Rembulan. Ia segera menuju tempat pelatiha sihir. Ia melihat tanah yang berada di langit. Area itu adalah tempat pelatihan sihir yang sempurna tanpa menghancurkan lingkungan sekitar. Akira menunggu di bawah pohon, berharap latihan sihir itu cepat selesai dan dapat bertemu dengan Rembulan.

Tetapi tiba-tiba saja, ia mendengar suara teriakan Rembulan. Akira melihat Rembulan jatuh dari arena pelatihan sihir. Akira pun cepat terbang untuk menyelamatkan Rembulan. Akira menangkapnya, dan membawanya ke tempat yang aman.

Aku merasa aku terjatuh namun tidak cepat, aku merasa ada seseorang yang menolongku. Aku pun membuka mata dan melihat Akira telah ada di dekatku. Ia menurunkanku dari.

Aku pun berdiri, dan kakiku menginjakan tanah dengan perasaan yang legah.

"Terima kasih sudah menyelamatkanku"

"Sama-sama, itu tidak masalah"jawabku.

"Aku legah sekali, kupikir aku akan mati karna terjatuh dari atas",

"Iya, itu bisa saja terjadi. Memang apa yang kamu lakukan di atas?"

"Aku tidak sengaja terkena serangan Kayora, ia membuatku jatuh dari atas. Tapi tidak apa, karna kamu …."ucapku terhenti ketika Kayora meneriakiku dari atas.

"Rembulan, apa kamu baik-baik saja?"tanya Kayora berteriak.

Aku pun menjawab dengan suara nyaring, "Ya aku baik-baik saja, teruskan saja pertandingannya".

Kemudian mereka yang kembali ke pertandingan, s.e.m.e.ntara aku di sini. Aku tak bisa kembali ke sana setelah jatuh.

"Jadi di atas sedang ada pertandingan ya? Kamu ikut?"tanyanya

"Hah, yang benar aja aku ikut! Aku bukan penyihir seperti mereka yang memiliki kekuatan yang hebat. Kamu sendiri sedang apa disini?"

"Aku ingin melihat….ya tadinya aku mencarimu"

"Benarkah? Ada apa?"

"Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja, ya setelah kejadian malam itu aku merasa bersalah. Aku khawatir sekali padamu",

"Ah sudahlah, jangan terlalu khawatir",

"Tapi aku tambah khawatir juga saat kamu dijodohkan dengan Pangeran Kim. Aku rasa Ratu Mayleen tidak mengerti ucapanmu ya?"

Aku menganggukan kepala, "Ya benar, tapi ya sudahlah. Sesuatu tak bisa dipaksakan kan, mungkin nanti di antara kami juga akan ada yang protes padanya atau mengatakan mengakhiri semuanya. Kamu tidak ikut latihan kah sama yang lain?"

"Ya tadinya, tapi aku mengkhawatirkanmu"

"Hah, ya baiklah. Kamu mau mengajakku jalan-jalan? Aku tidak mau menunggu dua sahabatku disini. Mereka akan sibuk berlatih kan? Apa lagi dengan pertandingan yang cukup berbahaya bagiku"

"Ya tentu, baiklah ikut saja denganku"ucapnya sambil menggengam tanganku.

Lalu kami mulai jalan-jalan bersama. Ya saat itu lah entah kenapa jantungku berdetak cepat, aku merasakan sesuatu yang berbeda pada diriku jika dekat dengan pria ini. Spontan aku langsung menarik tanganku.

Akira melihat ke arahku, lalu ia melihat ke depan. Angin datang membuat dedaunan berjatuhan tepat mengenai kami yang sedang berjalan di bawah pohon rindang.

"Kamu menyukai sihir ya? Apa yang aku bisa bantu untukmu?"tanyanya dengan lembut.

"Ya, tertarik atau suka sebenarnya tidak. Aku hanya bingung, di negeriku sihir adalah hal mustahil kecuali sulap jalanan yang penuh dengan trik",

"Disini, di negeri ini tidak ada hal yang mustahil. Bahkan bola ajaib yang dapat melihat kemampuan penyihir cultivator sekalipun ada",

"Bola ajaib?"

"Ya, bola itu dimiliki oleh akademi tertentu. Terutama di negeriku. Kamu mau melihatnya?"

"Ya, tapi bukankah itu aneh"

"Aneh?"

"Ya, berbeda. Ya kamu tahu kan maksudku"

"Em, tapi jangan khawatir dunia ini sama kok. Kamu boleh kok belajar disana, nanti aku temanin deh! Mau aku ajarin?"

"Belajar denganmu? Boleh, tapi kamu tidak memakan manusia kan?"

Spontan pertanyaanku itu membuatnya geli tertawa, "Hahahhaa…..ada-ada saja, apa aku seseram itu?"

Aku menggelengkan kepala, "Tidak"

"Nah, jadi sedikit percaya lah padaku. Aku akan membuatmu aman bersamaku"

"Ya baiklah",

Ia kembali mengulurkan tangannya padaku, kali ini aku pun berpegang erat padanya dan mencoba membiasakan diri untuk dekat dengannya dengan perasaan aneh tentunya.

Ia membawaku terbang dengan kekuatan yang dimilikinya, membawaku pergi jauh dari istana dan teman-teman. Aku dibawah ke sebuah tempat yang tidak tahu dimana, tetapi disini di penuhi pepohonan dan sedikit area terbuka rumput liar. Lalu ia membawaku berjalan beberapa langkah, dan aku merasa kami sudah di tempat yang berbeda.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like