Rumah Kayora,

Bergegas masuk dan menuju kamar. Kayora yang masuk terakhir, ia mengunci pintu depan lalu menyusuk ke ruang kamar tidur.

"Aaa…lelah sekali! Ya ampun lebih baik disini dari pada di luar"gumanku duduk di lantai dekat tasku.

Yora yang melihat diriku beristirahat, ia pun melepaskan baju mantel tebalnya lalu mengantungnya di dinding dengan kait paku. Kayora pun masuk ke kamar ini, ia melakukan hal yang sama seperti Yora. Lalu mereka duduk di kasur tempat tidur masing-masing. Ya ruangan ini memiliki tiga tempat tidur yang berdekatan. Tempat tidur tanpa ranjang.

"Rembulan, kamu kenapa?"tanya Yora

"Kesal sama siapa? Kim? Kalau dia sih jangan didengarkan, dia memang begitu"

"Ya kalau soal Kim jangan didengarkan! Dia memang begitu"sambung Yora

"Oh, kenapa sih dia selalu memarahiku? Aku dibilang orang yang menyusahkan. Dia menambah aku sebal saja!"jawabku

Kayora dan Yora menyimpan senyum manis di bibir mereka.

"Jangan dengarkan dia, dia memang begitu. Dia itu dingin dan memang menyebalkan"ucap Kayora

"Ya dia memang begitu, jangan dengarkan dia! Dia hanya susah move-on dari Yobi saja"

"Dari Yobi?"

"Ya Rembulan, dulu Kim dan Yobi itu adalah sepasang kekasih. Namun ketika diumumkannya Pangeran Sasuke yang menjadi putra mahkota sekaligus perawaris kerajaan. Yobi memutuskan hubungannya dengan Kim, ia lebih memilik Pangeran Sasuke"jelas Yora

"Gadis itu lebih menyebalkan dari pada Kim! Dia tidak pernah menganggap Kim sebagai kekasihnya. Ia meninggalkan Kim. Aku sangat tidak suka dengan Yobi, aku ingin dia pergi meninggalkan tempat ini!"ucap Kayora dengan nada kesalnya.

"Jadi apa karna itu Kim mengatakanku menyebalkan? Memang aku salah apa?"

"Tidak, Kim tidak pernah bermaksud begitu. Sebenarnya Kim itu pria yang dingin, sebenarnya pecemburuan, dan romantic. Hah, tapi kupikir dia tidak seperti dulu lagi. Dia berubah karna gadis itu. Ia yang menyebabkan Kim menjadi begitu. Aku sangat kesal, dan sedih. Yobi begitu jahat padanya. Kim jadi memandang setiap gadis itu sama, Kim mengatakan kamu menyusahkan bukan berarti dia membencimu. Dia hanya berpikir kamu sama saja dengan Yobi."

"Tapi Rembulan, jangan sedih. Kim tidak pernah bermaksud mengatakan itu padamu. Ia hanya tidak bisa mengendalikan dirinya saat ini. Tapi jika kamu bertahan dan bisa memperlihatkan dirimu itu berbeda dengan Yobi. Mungkin ia akan berubah. Ia hanya belum mengenalmu sepenuhnya tapi kami percaya kamu gadis yang baik dan berbeda dengan Yobi. Kamu tidak menginginkan tahta dan harta seperti Yobi, benarkan?"

Aku tersenyum mendengar ucapan dua sahabatku, ucapan mereka seolah-olah membuat diriku bersemangat kembali. Kini aku pun tahu akan sifatnya. Ia memang tidak bermaksud untuk membuatku kesal.

"Ya sudahlah, mungkin aku hanya salah paham padanya. Ya apa kalian tidak marah saat ada orang lain menghina kalian?"

"Siapa? Siapa yang berani menghina kami?"tanya Yora keget dan spontan berucap dengan nada tinggi.

"Tadi aku mendengar beberapa gadis bilang kalian tidak pantas berteman dengan Kim bahkan aku. Aku kesal mendengarnya dan pergi meninggalkan kalian"

"Oh yang itu ya! Ya ngak apa-apa sih. Jangan didengarkan, lagi pula mereka ngak tahu kok siapa kita. Yang mereka tahu hanya gadis biasa, sama sepertimu"jelas Kayora

"Ya syukurlah kalian ngak marah ya! Huh…apa hanya aku yang terbawa suasana. Aku kesal sekali sejak tadi",

"Kesal? Kesal pada siapa?"tanya Yora

"Apa karna tidak sabar akan hadiah dari Ratu Mayleen?"sambung Kayora sambil menyimpan tawa.

"Bukan, soal itu aku akan menolak hadiahnya"jawabku sambil tersenyum lalu membaringkan tubuh di kasur. Menghadap ke dinding, membelakangi dua sahabatku.

Kayora dan Yora kaget seketika.

"Apa? Rembulan! Kamu tidak kasihan dengan kami kah?"

"Rembulan, ya ampun! Jangan tidur woy! Ini ngak serius kan?"

"Ayolah Rembulan, kami ngak serius kok ngomongnya! Kami c.u.man bercanda soal kamu menunggu hadiah itu!"

"Ya kami hanya ingin tahu jawabanmu apa, itu saja!"

"Kamu menerimanya kan? Ayolah…dia salah apa sih hingga kamu menolaknya?"

"Lagi pula kan hadiahnya sangat bagus!"

Aku hanya diam saja mendengarkan ocehan mereka berdua, dan akhirnya tidur dengan nyenyak.

Pagi hari yang cerah, dimana cahaya matahari telah berada di ufuk timur yang indah. Ayam telah berkokok menyambut datangnya pagi. Warga Desa Flower juga telah tangun dan memulai aktifitas pagi.

Keramaian pun masih berlanjut, orang-orang telah sibuk dengan barang datangannya dan pergi ke pasar untuk berbelanja.

Aku telah bangun dan mulai berolah raga di halaman rumah. Menggerakan semua tubuhku dengan pemanasan.

"Pagi dunia, kapan kamu akan tersenyum?"ucapku menyindir hal yang tidak akan bisa terjadi sambil menggerakkan tanganku.

"Satu, dua, tiga. Satu, dua, tiga"ucapku menghitung setiap gerakan.

Kayora keluar dari rumah, ia segera duduk di lantai beranda rumah.

"Hey Rembulan, ayo kita siap-siap! Kita akan berangkat pagi ini"

"Kemana?"

"Ke istana, bukannya kamu mau ikut ya? Mau tinggal disini saja kah?"

"Oh iya baiklah, aku akan bersiap"jawabku bergegas masuk ke rumah.

Aku pun segera mempersiapkan diri untuk pergi ke istana pagi ini. Mandi, lalu menyiapkan semua barang-barang yang akan kubawa ke istana. Terutama barangku, semuanya harus ada dalam tas.

Setelah selesai, kami segera berangkat. Kayora juga telah mengunci rumahnya dengan baik dan aman. Lalu kami berjalan meninggalkan tempat ini.

"Hey, kenapa kita jalan kaki? Bukannya istana itu jauh ya?"

"Huh, tenanglah Rembulan. Kereta kita ada di depan pintu gerbang. Teman-teman telah menunggu disana"

"Oh begitu, baiklah tidak masalah. Aku takut kita jalan kaki hingga kesana, melelahkan!"

"Ya tentu saja melelahkan, memang siapa yang mau jalan kaki? Kami penyihir juga ngak bakalan mau!"

"Betul apa yang di ucapkan Yora, tidak mau!"

Kami berjalan hingga depan gerbang desa. Terlihat dari kejauhan kereta kuda telah menanti kami dan teman-teman yang menunggangi kuda. Kami pun bergegas masuk ke kereta tanpa menyapa. Lalu kami berangkat bersama.

Kereta ini dikemudikan oleh penjaga di istana yang telah diminta untuk menjemput kami. Kami hanya duduk manis saja sekarang. Selagi kereta berjalan, kami berbincang dalam kereta ini.

"Kalian tidak menyapa mereka kah?"

"Oh tidak perlu, untuk apa? Nanti kamu kesal lagi"

"Eh…."

"Hahaha…c.u.man bercanda kok. Nanti saya menyapa mereka, kita harus ke istana kan sekarang?"jawab Kayora

"Ya, tapi tak usah buru-buru"kataku

"Ratu Mayleen sudah lama menunggumu, jadi kita harus buru-buru sebelum dia meminta pasukannya untuk menjemputmu. Kan seram jadinya kalau pasukan ratu menjemputmu!"

"Seram gimana?"

"Kamu masih ingat kan ketika kita bercanda, secepat kilat itu!"

Aku pun seketika itu ingat tentang pasukan ratu yang dimaksud, pasukan khusus.

"Ya seram banget!"ucapku

Dua sahabatku pun tersenyum manis, lalu kami mulai sibuk dengan urusan masing-masing. Kudengarkan lagu dari mp3 dengan handshet.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like