Pemilik restoran kembali, ia menghidangkan banyak makanan di atas meja kami. Lalu dia pergi. Dengan mata berbinar, aku menatap hidangan yang tersaji di atas meja ini.

"Ayo makan jangan malu-malu!"ucap Akira

"Tentu saja tidak, semuanya nampak lezat!"jawabku

Kemudian aku dan Akira makan bersama, lalu setelah makan kami lanjut bicara lagi sambil menikmati hidangan penutup.

Aku dan dia saling bicara mengenal satu sama lain hingga menjelang pesta kembang api di mulai.

Suara ledakan kembang api terdengar jelas di telinga, kembang api membentu bunga yang indah lalu menghilang dan muncul lagi kembang api yang baru.

Aku segera berdiri dan mendekati pembatas beranda. Melihat kembang api dari sini bersama Akira disampingku.

Kembang api yang secara bergantian meledak diangkasa dengan cahaya warna-warni. Ini seperti malam tahun baru yang sangat meriah.

"Wah indah sekali, aku belum pernah melihat ini sebelumnya"ucapku

"Ya, ini sangat indah tetapi sebenarnya biasa saja. Ada yang lebih menabjubkan"jawabku

Ucapannya membuatku heran dan penasaran, aku pun melihat ke arahnya. "Benarkah? Kapan itu terjadi? Acara apa?"

Ia tersenyum manis lalu menjawab, "Saat acara istimewa kerajaan bahkan di negeri sihir pun lebih meriah. Kita bisa bermain kembang api, ya kembang api bola. Tapi tetap harus waspada",

"Jadi ada kembang api bola ya di negeri sihir, wah pasti seru sekali"ucapku kembali melihat kembang api.

Akira tersenyum manis, ia memperhatikan gadis ini. Ada perasaan yang hangat muncul dalam benaknya, ia berharap ramalan itu segera terwujud untuknya.

Sisi lain, keberadaan Pangeran Kim dan teman-teman di alun-alun desa bersama ketua desa menikmati kembang api.

"Wah indah sekali, aku tidak sabar untuk pertunjukan di akademi penyihir putih nanti. Pasti akan ada kembang api bola kan?"ucap Yora.

Kayora yang berada di sampingnya pun menganggukan kepala, "Em, ya benar pasti ada!".

Irranix memperhatikan Pangeran Kim yang hanya memandang kembang api dengan wajah datarnya. Dalam kesempatan ini lah, Irranix mendekati Yora.

"Hem…"ucap Irranix berdeham

Kayora dan Yora yang mendengar segera melihat ke arah Irranix yang mendekat.

"Ada apa?"tanya Yora

"Apa Rembulan kemari hari ini?"tanya Irranix

"Ya dia datang, apa kakek tidak mengatakan itu padamu?"

Irranix menganggukan kepala, lalu berucap dengan wajah senang nan gembira. "Tidak, jadi dia datang! Wah, teman kita kembali dan bertambah lagi"serunya hingga terdengar oleh Pangeran Kim. Irranix memang sengaja bersuara keras agar Pangeran Kim mendengar perbincangannya.

"Ya tentu saja, dia bilang dia akan berlibur disini bersama kita"sambung Kayora menambah keramaian.

"Jadi dia liburan disini? Ini pasti menyenangkan, dia akan ikut kita ke istana kan nanti?"tanya Irranix

Kayora kembali membalas ucapan Irranix dengan nada keras, begitu pula dengan Irranix membalas dengan nada keras hingga terdengar di telinga Pangeran Kim bahkan Kakek Una dan Kazame yang ada disampingnya.

"Ya, tentu saja. Besok kita akan pergi!"

"Wah, kalau begitu seseorang harus menjaganya! Jangan sampai di terluka!"

Yora yang berada di tengah-tengah kebisingan itu pun memukul kepala Irranix dan Kayora, seraya berucap "Berisik!".

Gempalan tangan dengan ayunan yang cepat segera menghantam kepala Kayora dan Irranix, rasa sakit pun tidak dapat terhindarkan.

"Awww…sakit!"keluh Kayora.

"Aww….ampun!"ucap Irranix.

Kayora dan Irranix segera berlutut di tanah sambil menahan rasa sakit, Yora pun segera berhenti memukuli mereka. Kini keadaan kembali tenang.

Tapi kejadian itu justru membawa senyuman manis yang tersembunyi di bibir Pangeran Kim. Dia diam-diam tersenyum setelah mendengar Rembulan telah datang.

Kayora dan Irranix kembali berdiri sambil mengelus-elus kepala mereka sendiri.

Irranix berucap dengan nada keras, "Yora, sakit tau! Aku kan c.u.man ngomong, soalnya ngak kedengaran suara kalian", Irranix berbohong.

"Bukkk..!!!"pukulan yang keras kembali mengenai kepala Irranix hingga meninggalkan benjolan. Dengan nada tinggi, Yora menjawab "Berisik! Bisa tenang tidak?".

Irranix pun memelankan suaranya, "Maaf, aku hanya sangat bergembira dia datang. Sekarang dia dimana?"

Lagi-lagi Kayora menjawab dengan suara keras, ia berharap Kim mendengar ucapannya dan segera mencari Rembulan. "Aku tidak tahu, kami terpisah. Aku takut ia tersesat disini!"

"Bukkk..!!!"pukulan yang keras kembali mengenai kepala Kayora hingga meninggalkan benjolan. Dengan nada tinggi, Yora menjawab "Berisik! Bisa tenang tidak?".

Rasa sakit segera menghampiri kepala Kayora, ia segera mengelus-elus kepalanya sambil memberi isyarat pada Irranix untuk membawa pergi Yora secara paksa dari sini.

Dalam suasana hening dan kesempatan bagus, spontan Kayora langsung menyerang Yora. Kayora telah berhasil mengunci tangan Yora hingga ia tidak bisa bergerak. Tangan Kayora memegang satu tangan Yora di belakang tubuh Yora, lalu tangan kirinya mencekuk lehernya hingga Yora tak bisa bergerak.

"Hey, diam saja. Kita harus pergi dari sini, biarkan Kim mencari Rembulan sekarang! Paham?"bisik Kayora ditelinganya.

Yora yang mendengar pun sedikit menganggukan kepala, lalu Kayora melepaskannya.

Dengan bersandiwara, Yora berucap "Kayora, kita jalan-jalan sebentar yuk?"

"Oke, disini mulai membosankan. Kamu mau ikut ngak?"tanyanya pada Irranix

"Ya tentu saja"jawab Irranix yang kemudian berucap dengan nada keras pada Kazame yang berada di dekat kakek Una. "Kazame, ayo kita jalan-jalan sebentar?".

Belum menjawab pertanyaan Irranix, Kazame mengajak Kim. Ia berucap "Kim, mau ikut jalan-jalan?"

"Tidak aku disini saja, lain kali saja!"jawabnya sambil memperhatikan kembang api yang berwarna-warni di langit.

"Oh baiklah, sampai nanti Kim!"ucap Kazame yang kemudian mendekati Irranix.

Kini mereka telah berkumpul bersama. Spontan Kayora segera menarik tangan Kazame pergi lebih dulu lalu disusul oleh Yora dan Irranix. Mereka pergi jalan-jalan mengelilingi desa sambil berbincang.

"Apa yang baru saja dikatakan Kim tadi?"tanya Kayora penasaran lalu melepas tangan Kazame.

Kazame berhenti berlari bersama Kayora, mereka mulai berjalan. Kim pun menjawab sambil mengelus-elus tangannya yang baru seret oleh Kayora. Bukan karna sakit melainkan karna ia telah jatuh cinta.

"Kim bilang ia tidak ikut jalan-jalan bersama kita"

Kayora tersenyum manis pada Kazame, "Bagus kalau begitu, semoga saja ia sesuai dengan harapan kami"

"Harapan? Kalian berharap apa padanya?"tanya Kazame penasaran.

"Nanti kamu juga tahu! Hey, Yora kita mau kemana?"jawab Kayora berhenti melangkah dan menunggu Yora mendekat.

"Kita cari bangku kosong saja, ya semoga saja masih ada. Atau kita ke gerbang penjaga saja. Disana pasti masih ada bangku kosong. Di menaranya pun kita bisa melihat kembang api ini berakhir"usulnya.

"Ya baiklah, ide bagus!"ucap Kayora.

Kayora dan Yora pun segera berlari ke arah tempat itu, s.e.m.e.ntara Kazame dan Irranix saling pandang lalu berjalan menyusul kedua gadis itu pergi.

"Tadi kalian kenapa bicara keras-keras? Ada apa?"tanya Kazame penasaran.

"Oh tidak ada apa-apa kok. Ya karna kembang api itu, suara kami tidak terdengar jadi kami berucap keras-keras"jawab Irranix sambil tersenyum menyimpan yang sebenarnya.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like