Kakek pun segera kembali ke rumah.

Matahari pun bersembunyi di balik awan, angin sejuk mulai bertiup ke dedaunan di pepohonan. Hingg membuat daun tua jatuh ke tanah, dan berserakan.

Kakek telah tiba di rumah, ia segera masuk ke dalam. Dirinya di kagetkan dengan kehadiran Won yang sudah pulang. Won dan nenek duduk di kursi, ruang makan.

Won pun segera berdiri dan menyambut kedatangannya.

"Kakek, kakek sudah pulang. Kakek duduk dulu, ada yang ingin saya  bicarakan sebentar"ucap Won

Kakek pun duduk berhadapan dengan Won, dan Won juga duduk berhadapan dengan kakek.

"Ada apa?"tanya kakek

"Rembulan pergi kemana? Kata nenek ia hanya pergi sebentar. Mengapa tak berpamitan denganku. Ada masalah apa ia buru-buru pergi?"

"Tidak ada,  ia hanya pergi sebentar seperti kata nenek"

"Kakek, tapi Rembulan tidak pernah pergi jauh sebelumnya. Sebenarnya dia kemana?"

"Dia pergi liburan sekolah lebih awal, Won. Rembulan bilang kamu tidak perlu khawatir padanya, dia akan baik-baik saja"

"Ya baiklah jika ia bilang begitu. Tapi bukannya dia besok harus mengikuti ulangan ya? Kok dia pergi liburan lebih dulu?"

"Ya begitulah, jangan khawatir padanya. Jika kamu rindu padanya ya tinggal kirim pesan lewat ponsel kan bisa?"

Won menganggukan kepala, "Ya baik lah tidak masalah. Jadi aku akan tinggal sendiri kan di kamar. Tadi aku di sekolah khawatir padanya. Kata Razel dan Hastin dia menemui seseorang di lonteng, mereka bilang itu aku. Aku tidak pernah memintanya menemuiku di lonteng. Aku khawatir dia kenapa-napa",

Kakek tersenyum, "Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja. Nanti dia juga akan pulang" senyum kakek.

Sisi lain, di Negeri Flower.

Aku tiba di Negeri Flower, begitu melewati ruang waktu aku segera menoleh kanan kiri. Ya aku pikir seseorang telah menungguku. Tapi syukurlah, tidak ada yang menungguku sekarang. Aku pun segera menuju Desa Flower dengan petunjuk jalan yang masih dapat kuingat.

Melewati pepohonan yang rindang, dan cuaca yang sejuk. Aku pun merasa lebih adem ketika melewati jalan ini.

Terus berjalan, dan aku masih ingat akan jalan ini. Ya aku masih jauh dari desa, dan jalan ini yang penuh kenangan yang menyebalkan itu. Ya aku masih ingat Sasuke tidak menghiraukan ucapanku sepanjang jalan menuju Desa Flower. Tetapi disamping itu juga ada kenangan manis yakni aku bersama Pangeran Kim. Dia mengantarku pulang.

Beberapa jam kemudian, aku telah tiba di Desa Flower dengan suasana desa yang berbeda dari yang dulu. Dulu Desa Flower di kelilingi oleh pagar kayu yang tinggi untuk melindungi desa dari serangan medusa. Tapi sekarang desa itu tidak lagi di kelilingi oleh pagar kayu yang tinggi. Kini desa telah berubah seperti kota, penuh keramaian. Bahkan ada pedagang yang masuk ke desa, desa pun berkembang pesat. Jalan yang dulunya hanya setapak, kini menjadi lebar. Ya cukup untuk kereta kuda melintas.

Aku pun melewati gerbang desa, dan memasuki desa. Semuanya terlihat, keramaian itu terdengar jelas di telingaku. Bahkan keamanan desa pun meningkat, ya beberapa penjaga menjaga desa ini.

Berjalan-jalan melihat perubahan desa, aku juga mencari rumah temanku yakni Kayora. Aku pun memasuki area pasar, pedagang yang menjual dagangannya di pinggir jalan, dan beberapa dari mereka juga telah membangun toko. Desa ini berkembang pesat hingga akan menjadi kota yang besar.

Di depanku, orang-orang berlalu lilang hingga sulit untuk melihat ke depan. Tetapi terdengar suara yang tidak asing bagiku. Suara berisik yang kukenal.

"Hah…Rembulan lama sekali, kapan sih dia datang?"renggek seorang gadis

"Duh kamu tuh ya, maunya apa?"

"Aku ingin medusa yang jahat itu di hukum, ya kalau Rembulan datang kan pasti hukuman gadis itu di mulai"

"Dasar kamu, lebih baik dia tidak datang kan! Kamu mau dia di jodohkan dengan Kim? Rembulan belum tentu menyukai Kim. Bagaimana jika Rembulan telah menyukai pria lain? Kita masih kena imbasnya!"

"Duh kamu ini, Rembulan pasti akan menerima rencana Ratu Mayleen. Kamu kan tahu jika ia tidak menerimanya maka kita akan kena imbasnya. Nah, kalau  dia datang kan lebih baik, dan dia juga akan menikah dengan Pangeran Kim"senyumnya

Perlahan-lahan sumber suara itu memperlihatkan siapa yang bicara, orang-orang berlalu dan memperlihatkan diriku dengan orang yang membicarakanku itu yang tidak lain adalah Kayora dan Yora. Langkah kami terhenti tepat berhadapan.

Spontan Yora berteriak yang membuat semua orang melihat ke arahnya, "Rembulan….!!!." Yora segera mendekat dan memeluk erat diriku. Kayora yang melihat orang-orang ke arahnya segera meminta maaf, ia merendahkan dirinya dan berucap "Maaf, maafkan kami".

Lalu orang-orang kembali beraktivitas, Yora pun melepaskan pelukannya. Spontan Kayora mendekati dan mencubit tubuh Yora.

"Aawww…sakit! Kenapa sih?"tanya Yora

"Bikin malu saja. Hay, Rembulan. Sudah kembali? Kamu dari mana saja?"tanya Kayora dengan wajah kesal lalu berubah menjadi kalem.

Aku pun tersenyum, dan menjawab "Jalan-jalan, kulihat desa ini berkembang pesat ya? Aku bingung dimana rumahmu?"

"Oh rumahku, kamu lupa ya? Rumahku kan jauh dari desa, ya sedikit ke dalam. Kamu sedang liburan kah?"

"Iya, aku mau menginap di rumahmu. Tapi bukannya kita akan ke istana kan ya?"

"Ya benar, tapi…ah sudahlah, kita bicarakan di rumah saja. Ayo ke rumah? Kamu pasti lelah"ajak Kayora pergi meninggalkan Yora.

Kayora menarik tanganku hingga Yora tertinggal. Yora pun kesal, ia segera menyusul kami.

Dalam perjalanan menuju rumah Kayora, kami berbincang-bincang.

"Rembulan, kamu berapa lama akan liburan kemari?"tanya Yora yang mulai membuatku bingung.

Aku belum bertanya sampai tanggal berapa aku akan liburan, aku pun menjawab "Entahlah, aku tidak menanyakan itu tadi. Tapi nanti aku akan bertanya, tenang saja"

"Apakah akan lama?"tanya Kayora

Aku menganggukan kepala, "Ya"

"Apa kamu akan tinggal bersama kami?"

"Tentu, bukankah kita bersama-sama ke istana nanti? Teman-teman yang lain mana?"

"Oh yang lain, mereka di istana Ratu Mayleen. Mereka berlatih. Kami memilih disini saja, kami berlatih untuk ke akademi penyihir putih",

"Akademi penyihir putih, kalian akan belajar disana kah? Berapa lama?"

"Sekitar 3 tahun"

Dengan wajah kecewa aku pun berucap "Yah, sayang sekali! Lalu aku bagimana? Apa kita masih bisa bermain bersama?"

"Ya tenang saja, jangan sedih. Kami masih mempersiapkan diri kok. Kita masih punya urusan kan?"

Kayora menganggukan kepala, "Ya benar, masih ada urusan dengan medusa yang jahat!"senyumnya.

Tak lama kemudian, kami pun tiba di rumah Kayora. Rumah yang sama dan rumah sederhana. Hanya terbuat dari kayu beralas kayu. Ia memang sengaja membuat rumah ini sederhana, karna ini bukanlah rumah dia yang sebenarnya.

"Masih seperti dulu ya? Pohon yang sama, aku masih ingat disana tempat Sasuke berteduh bahkan Kim"ucapku

"Benar, sekarang dia sudah tidak bersama kita lagi. Dia hanya menyelesaikan misinya untuk menyelamatkan desa ini"jawab Yora

Kamu pun duduk di beranda, aku melepaskan tas yang kubawah.

"Kamu akan menginap kan? Sebaiknya masuk, letakan barangmu di dalam. Kamu pasti lelah, kurasa barang bawaanmu banyak"ucap Kayora

Aku yang baru saja duduk pun segera masuk ke dalam rumah, dan meletakan tasku di kamar tidur. Lalu kembali ke beranda.

"Rembulan, boleh kami bertanya sesuatu padamu tidak?"ucap Yora

"Ya apa?"

"Apa yang akan kamu jawab nanti soal kamu di jodohkan dengan Pangeran Kim?"

Dengan malu aku menjawab, "Aku masih sekolah, dan aku tidak memikirkan soal pernikahan"

"Hem benar, tapi ini hanya perjodohkan. Menikah-nya nanti saja"ucap Yora

"Benarkah? Jika Pangeran Kim tidak keberatan soal perjodohan itu, ya aku akan mencobanya. Bolehkan?"

"Tentu saja, kami sangat senang kamu juga menyetujui ini"

"Hey, aku tidak menyetujui soal hadiah yang di berikan Ratu Mayleen padaku tau! Apakah tidak ada hadiah lain sekalin perjodohan?"ucapku kesal

Tetapi dua sahabatku malah menyikapi ucapanku dengan tertawa kecil yang membuatku semakin kesal saja.

"Kalian ini malah menertawakanku, memang apa yang lucu?"

"Tidak ada, tidak ada"jawabnya serentak.

"Oya, Rembulan. Kamu mau ikut ngak ke akademi penyihir putih?"

"Mau, tentu saja aku mau"

"Tapi kamu tidak akan bisa bertemu kita, kita akan berpisah ketika kami melewati batas akademi. Tapi jangan sedih, Kim pasti akan menjagamu disini"

"Aku tidak mau dijaga olehnya!"

"Kenapa? Bukannya bagus ya kamu di jaga oleh seorang pangeran?"

"Apa yang bagus? Aku lebih suka di jaga oleh Akira"jawabku menyimpan hal yang sebenarnya. Sebenarnya aku tidak suka di jaga oleh siapapun. Tapi jika aku menolak mereka pasti juga akan memaksa karna "Hadiah".

"Ya terserah kamu saja, besok kita akan ke istana. Oke?"

"Ya itu ide bagus. Apa yang terjadi pada Yobi setelah aku pergi?"

"Dia sudah pulih dan sekarang di dalam tahanan. Kamu tahu kan kalau dia menyerang ratu?"

Aku menganggukan kepala, tanda "Ya" aku tahu.

"Nah setelah itu, dia di masukan ke dalam penjara hingga kini. Dan ratu menunggumu untuk hukuman, ya kita lihat saja besok!"ucap Yora.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like