Komunikasi terhubung dengan Jimmy Won, saat itu Jimmy Won sedang berada di ruang kerjanya dan ada Yashi. Yashi sedang berbincang mengenai masalah yang terjadi pada Won.

"Jadi Dio Na yang memulai masalah ini, saya rasa keputusan saya ini sudah bagus. Saya hanya tidak ingin ada lagi yang mengucilkan Rembulan. Kakek dan neneknya pasti kerepotan. Kasihan mereka"

"Ya saya mengerti, tapi saya tahu betul bagaimana keluarga itu. Mereka sangat baik dan tidak pernah membedakan siapapun dalam hal apapun. Won akan sangat bahagia setelah mendengar rencana besar ini"

Tiba-tiba ponsel Jimmy Won berdering, tertera nama seseorang di ponselnya. Ia pun segera menerima panggila itu.

"Ya selamat malam, saya Jimmy Won"

"Malam Jimmy Won, saya ayah Dio Na.  Saya yakin kak Jimmy sudah mendengar masalahnya. Saya sangat minta maaf sudah melukai putra kakak. Saya mau membicarakan masalah ini. Apakah kakak punya waktu untuk bicara sebentar?"

"Ya, saya punya waktu. Jadi ada apa?"

"Saya tahu bahwa putri saya, Dio Na telah menampar wajah tuan muda Won. Sebagai hukumannya putri saya dikeluarkan dari sekolah. Saya sebagai ayahnya sangat sedih atas keputusan ini. Apakah kakak Jimmy bisa menggubah keputusan ini? Saya kira kita sama-sama memiliki anak, mohon pengertiannya"

"Ya saya mengerti maksudmu. Saya bisa saja mengubah keputusan ini dan menghukumnya dengan hukuman yang lain yakni skorsing. Tapi apakah kamu bisa menjamin akan putrimu untuk mengubah sifatnya? Dia tidak hanya menampar putra saya tetapi juga mencari masalah dengan murid yang lain. Ini bisa saja mencemari nama baik sekolah saya. Saya sangat tidak suka ada murid saya tidak mau menuruti peraturan di sekolah."

"Kakak, saya bisa menjamin putri saya akan jauh lebih baik. Saya bersedia meminta maaf kepada keluarga Rembulan atas tindakan putri saya. Bahkan putri saya bersedia menerima hukuman skorsing berapa pun waktu lamanya"

"Baiklah jika begitu, katakan pada putrimu untuk di skorsing selama 3 minggu dan mengulangi semester ini. Dia juga harus meminta maaf pada orang yang telah dia lukai. Saya harap selama waktu skorsing, ia harus mengubah sifatnya menjadi lebih baik. Dia sangat keterlaluan"

"Baik kak Jimmy, akan saya lakukan dan saya sampaikan. Terima kasih banyak kakak Jimmy"

"Ya tidak masalah"

"Maaf menganggu waktu istirahatnya, selamat malam"

"Malam"

Komunikasi terputus, ayah Dio Na pun segera pergi ke kamarnya untuk berisirahat.

Kamar ayah Dio Na,

Ibu Dio Na sedang merias dirinya di depan cermin rias, sambil membersihkan wajah ia berucap "Sayang, Dio Na dapat masalah lagi di sekolah"

"Iya, saya tahu. Kamu bilang padanya bahwa ia di hukum skorsing selama 3 minggu, dalam waktu itu ia harus berubah jika tidak ia tidak akan ada toleransi lagi dari sekolah. Ia juga harus minta maaf pada orang yang dilukainya"

"Kamu menghubungi Jimmy Won?"tanya istrinya yang menduga suaminya telah menghubungi Jimmy Won hingga hukuman itu di ubah.

"Iya, saya menghubungi dia. Sudahlah, saya mau mandi dulu. Katakan pada Dio Na agar tidak manja dan menghapus sifat egoisnya atau dia lebih baik pindah sekolah ke kota saja"

"Ya tentu, aku akan segera ke kamar Dio Na"ucapnya berhenti merias diri, lalu berdiri melihat ke arah suaminya. Kemudian dia pergi ke kamar Dio Na.

S.e.m.e.ntara ayah Dio Na hanya bisa menghela napas panjang, ia melepas sepatu dan pakaiannya seraya berucap "Dio Na, Dio Na. Kapan kamu berubah? Ibumu selalu saja memanjakanmu!".

Ibu Dio Na mengetok pintu kamar Dio Na, terdengar dari dalam ucapan Dio Na "Masuk, pintunya tidak di kunci."

Ibu Dio Na pun segera masuk, ia melihat putrinya sedang beristirahat di tempat tidur. Dio Na sedang memainkan ponselnya, ia melihat ibunya datang segera berhenti bermain ponsel. Ibu Dio Na segera mendekati putrinya, dia duduk di dekat Dio Na.

Dengan perasaan senang nan gembira ibu Dio Na berucap "Dio Na, ayahmu sudah menghubungi Jimmy Won. Dia bilang hukumannya dapat di ubah tetapi diganti dengan hukuman yang lain dan kamu harus mengubah sifatmu"

Dio Na yang mendengar ucapan ibunya pun turut senang, ia bersedia melakukan apapun asal bisa bersekolah di sana. " Iya Bu, Dio Na akan sangat bersedia melakukan apapun asal Dio Na bisa kembali bersekolah disana. Memang apa hukuman dan syarat lainnya?"

"Hukuman kamu adalah skorsing selama 3 minggu, selama dalam waktu skorsing kamu harus mengubah sifatmu. Kamu tidak boleng sombong, dan egois. Kamu juga harus meminta maaf pada Won, Rembulan, Hastin dan Razel. Jika kamu tidak meminta maaf dan tidak mengubah sifatmu maka kamu akan tetap di keluarkan dari sekolah. Jika kamu mengulangi perilaku burukmu maka tidak ada toleransi lagi, kamu akan menerima hukuman dikeluarkan dari sekolah"jelasnya.

Dio Na tersenyum manis, "Baiklah Bu, Dio Na janji akan berperilaku baik pada semua orang. Dio Na akan mengubah sifat Dio Na dan meminta maaf pada teman-teman Dio Na."

Ibu Dio Na yang mendengar jawaban anaknya sangat senang, ia berharap Dio Na akan menjadi anak yang baik. Ibu Dio Na pun berucap "Ibu senang jika kamu bersedia melakukan ini, mungkin dengan begini orang-orang akan kembali menghormati keluarga kita. Sebaiknya kamu istirahat, nanti rencanakan lah kapan kamu mau minta maaf pada mereka. Ibu harap kelak kamu menjadi pewaris pekerjaan ayahmu. Dia pasti sangat bangga memiliki seorang putri yang telah berubah sifatnya. Baiklah putri kesayangan ibu, ibu pergi dan kamu istirahat ya?"

"Iya ibu, terima kasih sudah melakukan semuanya untukku"kata Dio Na sambil memeluk erat ibunya.

Setelah itu ibu Dio Na keluar dari kamar putrinya, Dio Na. Ibunya menutup kembali pintu kamar Dio Na. Seketika ibunya pergi Dio Na senang tidak terkira. Wajahnya yang suram kembali cerah.

"Yeeessss, akhirnya aku bisa bersekolah lagi. Tidak masalah jika di skorsing tiga minggu, aku akan bersenang-senang!"senyumnya.

Sisi lain, rumah Rembulan.

Lantai dua tepat di kamar Rembulan. Lampu belajar masih menyala terang, menerangi sebuah buku yang penuh catatan. Ya diriku sedang belajar sekarang, s.e.m.e.ntara Won belajar di tempat tidur.

Tiba-tiba ponselku menerima pesan dari dua sahabatku, sebuah grup chat baru sedang dibuat dan aku diundang oleh Razel.

"Rembulan, kamu sedang belajar? Kudengar Dio Na di hukum skorsing selama tiga minggu"

Kujawab pesan dari Razel, " Dari mana kamu tahu soal itu?"

"Dia menulis di status chat-nya, bahwa ia hanya di hukum skorsing. Menurutku ini tidak adil, seharusnya dia dikeluarkan dari sekolah"

"Oh baiklah, aku akan tanya Won soal ini. Aku ingin dengar apa pendapatnya, terima kasih sudah memberitahuku"

Aku pun segera meletakan kembali ponselku di dekat buku, lalu berpaling melihat ke arah Won.

Aku pun mulai bertanya padanya, "Won, apakah kamu tahu soal hukuman Dio Na? Temanku bilang bahwa dia di hukum skorsing selama tiga minggu, Razel merasa tidak adil dengan hukuman itu. Menurutmu bagaimana?"

Won yang mendengar kaget, ia pun membantah akan pernyataan itu "Tidak, Dio Na tidak di hukum skorsing. Ia dikeluarkan dari sekolah. Dari mana temanmu itu tahu bahwa Dio Na hanya di hukum skorsing selama tiga minggu?"

"Dia bilang, dia membaca status chat-nya"

"Huh, baiklah. Mungkin benar dan mungkin salah. Nanti akan kutanyakan pada ayahku"

"Ya baiklah, aku hanya ingin tahu apa pendapatmu soal ini, itu saja."

"Ya aku tahu, temanmu itu benar soal pendapatnya. Aku juga berpikir demikian. Aku merasa keberatan jika Dio Na hanya di hukum skorsing selama tiga minggu. Dia sudah keterlaluan, mengapa hukumannya ringan sekali?"

"Sudahlah, aku akan kembali belajar lagi"ucapku kembali berpaling ke meja belajar dan melanjutkan belajar untuk ulangan besok.

Won hanya diam saja tanpa membalas ucapan Rembulan, ketika Rembulan sibuk belajar. Won mengirimi pesan pada ayahnya.

"Ayah. Ini aku, Won. Maaf menganggu ayah malam-malam. Aku hanya ingin bertanya apakah benar Dio Na hanya di hukum skorsing selama tiga minggu? Ayah mengubah hukumannya atau Yashi yang tidak memberi tahu ayah soal hukuman Dio Na?."

Lalu Won kembali fokus belajar untuk ulangan besok.

Beberapa menit kemudian, ayahnya membalas.

"Won, Yashi sudah memberitahu ayah soal hukuman Dio Na. Ayahnya menghubungi ayah, dia meminta ayah mengubah hukumannya. Jadi ayah mengubah hukumannya. Ayah menghukumnya skorsing selama tiga minggu, meminta maaf padamu dan temanmu itu, ayah juga bilang jika ia tidak mengubah sifatnya maka ia akan langsung dikeluarkan dari sekolah tanpa perudingan lagi. Ia harus berubah selama waktu skorsing itu. Dia juga harus mengulangi semester ini"

Won membalas, "Ayah, aku senang ayah mengubah hukuman ini dengan kebijaksanaan yang bagus. Temanku merasa tidak adil atas hukuman yang ayah berikan pada Dio Na. Dio Na menulis di status chat-nya bahwa ia hanya di hukum skorsing selama tiga minggu. Jadi aku memutuskan untuk menanyakan ini pada ayah. Ayah tidak marah kan padaku?"

Ayah Won membalas pesan, "Tidak, tentu ayah sangat senang. Yashi sudah menjelaskan semuanya pada ayah. Ayah rasa kamu bertahan saja disana sampai ke lulusan nanti. Jika sudah lulus kamu kuliah saja. Ayah bangga padamu, kamu melindungi temanmu. Melindungi orang yang tak bersalah dan lemah"

Won membalas, "Terima kasih ayah, aku senang jika ayah senang"

Pesa pun berakhir, tidak ada balasan setelah itu. Won kembali focus belajar untuk ulangan besok.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like