Sisi lain, di ruang kepala sekolah.

Won duduk bersampingan dengan orang kepercayaan ayah Won, dan berhadapan dengan kepala sekolah.

"Kepala sekolah, saya sudah mendengar cerita dari tuan muda Won. Saya adalah orang kepercayaan ayah Won, perkenalkan nama saya Yashi. Saya akan mendengarkan apa yang ingin bapak sampaikan pada saya",

"Won, apakah benar kamu melihat Dio Na menjambak rambut Razel dan Hastin?"

"Ya, saya melihatnya. Dio Na juga menampar Rembulan, ia melakukannya lebih dulu. Saya lihat itu dari kejauhan. Lalu saya melihat Hastin dan Razel berkelahi dengan Dio Na. Saya datang untuk menceraiberaikan mereka tapi Dio Na malah menampar saya",

"Baiklah, pernyataanmu sama dengan pernyataan Hastin dan Razel. Nona Yashi, saya rasa saya tidak perlu menghukum Won. Tapi saya akan menghukum Dio Na"

"Pak kepala sekolah, saya ingin murid itu dikeluarkan dari sekolah sebagai hukumannya, karna dia tidak hanya menampar wajah tuan muda saya, tetapi ia juga menampar nona muda yakni Rembulan. Saya bisa menutup sekolah ini dalam waktu 10 menit, atas tindakan perkelahian ini. Jika bapak tidak melakukannya, saya akan menutup sekolah ini. Atau bapak lebih memilih mengeluarkan Dio Na dari sekolah karna perilakunya yang buruk. Ia bahkan suka membalikan fakta, bahkan cara ibunya bicara yang angkuh dan sombong. Sekolah ini mau jadi apa nantinya? Saya perwakilan dari pendiri sekolah ini berhak melakukan tindakan apapun demi kemajuan sekolah ini. Bahkan gedung tua ini, akan saya robohkan sekarang pun bisa"

Kepala sekolah pun tak bisa berkutik, ia pun berucap "Sebenarnya kamu ini siapa, nona? Sekolah ini milik Tuan Jimmy Won. Kamu tak bisa hanya mengancamu saja."

Yashi tersenyum manis, dan berucap "Apakah kamu tidak tahu sedang bermasalah dengan siapa? Saya sudah bilang bahwa Anda harus mengeluarkan Dio Na dari sekolah karna ia telah melukai tuan muda Won dan nona muda Rembulan. Seharusnya Anda mengenal siapa tuan muda Won disini, meski Anda tak perlu memperlakukannya dengan special tapi bukan berarti Anda meremehkanya. Tuan besar saya adalah Jimmy Won. Jika tidak percaya silahkan hubungi dia sekarang!"

Kepala sekolah masih tidak percaya dengan ucapan Yashi. Akhrinya ia segera menghubungi Jimmy Won dengan telpon sekolah. S.e.m.e.ntara Yashi hanya tersenyum manis dan Won diam membisu sambil melihat tingkah kepala sekolah yang tidak percaya pada Yashi ini.

Tidak beberapa lama kemudian, komunikasi terhubung dengan Jimmy Won. Kepala sekolah pun menyapanya, basa basi lalu ke inti pembicaraan.

"Selamat siang, apa kabar Jimmy? Ini saya kepala sekolah High School 7"

Terdengar dari telpon suara Jimmy Won, "Iya, saya ingat. Kabar saya baik, bagaimana denganmu?"

"Saya juga baik, maaf saya menganggu waktumu bekerja. Tapi saya punya hal penting untuk dibicarakan denganmu"

"Tidak apa, saya tidak terlalu sibuk sekarang. Apa yang ingin kamu bicarakan dengan saya?"

"Begini, ada seorang perempuan yang mengaku bahwa ia adalah orang kepercayaanmu. Namanya adalah Yashi, dan muridku disini yang bernama Won adalah putramu. Benarkah itu?"

"Yashi, ya dia adalah orang kepercayaan saya. Ia saya utus untuk menjaga Rembulan dan Won di Desa Akurai. Saya mendapat telpon bahwa putra saya dapat masalah disana, jadi saya utus Yashi untuk mengurus masalah ini. Saya sangat menyetujui keputusan Yashi"

Seketika itu juga wajag kepala sekolah pucat pasi, karna Yashi baru saja mengatakan bahwa ia akan menutup sekolah ini jika tidak mengeluarkan Dio Na dari sekolah.

"Baiklah Jimmy Won, terima kasih atas waktunya. Selamat bekerja kembali"ucap kepala sekolah segera meletangan ganggang telpon ke tempatnya.

Lalu kepala sekolah berucap "Baiklah akan saya lakukan jika memang ini adalah keputusan terbaik. Saya sungguh minta maaf telah tidak percaya padamu, dan tuan muda Won"

"Tidak masalah, Rembulan tidak perlu masuk kemari jika keputusannya sudah ada. Saya harap mulai dari sekarang tidak ada pembedaan antara Rembulan dengan murid lainnya. Jika saya melihat kepala sekolah membedakan tuan muda Won dan nona muda Rembulan. Saya akan menutup sekolah ini selamanya"ancam Yashi.

"Baik, akan saya ingat dan saya janji tak akan melakukannya lagi"jawab kepala sekolah.

Setelah itu Won dan Yashi segera keluar dari ruangan kepala sekolah. Won dan Yashi pun mendekati Rembulan dan dua sahabatnya. S.e.m.e.ntara ibu Dio Na dan Dio Na masuk ke ruangan kepala sekolah.

Seketika itu juga wajag kepala sekolah pucat pasi, karna Yashi baru saja mengatakan bahwa ia akan menutup sekolah ini jika tidak mengeluarkan Dio Na dari sekolah.

"Baiklah Jimmy Won, terima kasih atas waktunya. Selamat bekerja kembali"ucap kepala sekolah segera meletangan ganggang telpon ke tempatnya.

Lalu kepala sekolah berucap "Baiklah akan saya lakukan jika memang ini adalah keputusan terbaik. Saya sungguh minta maaf telah tidak percaya padamu, dan tuan muda Won"

"Tidak masalah, Rembulan tidak perlu masuk kemari jika keputusannya sudah ada. Saya harap mulai dari sekarang tidak ada pembedaan antara Rembulan dengan murid lainnya. Jika saya melihat kepala sekolah membedakan tuan muda Won dan nona muda Rembulan dengan murid yang lainnya. Saya akan menutup sekolah ini selamanya!"ancam Yashi.

"Baik, akan saya ingat dan saya janji tak akan melakukannya lagi"jawab kepala sekolah.

Setelah itu Won dan Yashi segera keluar dari ruangan kepala sekolah. Won dan Yashi pun mendekati Rembulan dan dua sahabatnya. S.e.m.e.ntara ibu Dio Na dan Dio Na masuk ke ruangan kepala sekolah.

Won dan Yashi mendekati kami bertiga, Won tersenyum manis dan melihat ke arah Rembulan. S.e.m.e.ntara Yashi berucap "Rembulan, kamu ngak perlu disini sekarang. Kalian ke kelas saja, bukankah kalian sedang ulangan. Nanti kalian terlambat mengikuti ulangan. Masalahnya sudah beres kok, kamu dan Won tidak akan dapat masalah lagi setelah ini"

Wajahku mulai cerah, rasa takutku akan mendapat masalah dan mempersulit hiduk kakek dan nenek berakhir.

"Benerkah? Terima kasih, nona Yashi"ucapku

"Panggil saja saya Yashi, saya bukan seorang nona"

"Baik, terima kasih Yashi"

"Sama-sama"

Kemudian aku dan dua sahabatku serta Won pergi menuju ruang kelas 3A. S.e.m.e.ntara Yashi pergi meninggalkan sekolah ini, ia kembali bekerja.

Kami terlambat mengikuti jam ulangan kedua, namun kami masih dapat menyusulnya. Kami pun mempercepat kerja kami. Mengisi data dengan cepat, lalu mulai menjawab soal ulangan matematika. Kami harus teliti dalam menghitung pada ulangan mata pelajaran kali ini.

S.e.m.e.ntara Dio Na belum kembali, ia masih menghadap kepala sekolah di ruangannya.

Ibu Dio Na dan Dio Na duduk berhadapan dengan kepala sekolah. S.e.m.e.ntara kepala sekolah mengetikan sesuatu di komputer, lalu ia memprint hasil kerjanya.

Sambil melipat kertas dan memasukan ke dalam amplop, kepala sekolah berucap " Ibu Dio Na, sebelum saya mengatakan sesuatu tentang masalah ini. Katakan keluhan atas dasar apa pembelaan untuk putri Anda? ( Kepala sekolah berucap kata "Anda" dengan artian merendahkan ibu Dio Na, karna ia tahu ibu Dio Na tentu akan membela putrinya yang salah bagaimana pun caranya. Dan, tidak ada alasan lagi untuk membela Dio Na, karna kepala sekolah telah tahu betul siapa yang salah disini)."

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like