Sore hari yang cerah,

Won nampak mempersiapkan barangnya untuk berkemah, kulihat itu namun tidak peduli dengannya. Selesai berbenah, ia pun beristirahat di kasur. Memperhatikan Rembulan yang sibuk belajar.

"Rembulan"panggilnya

Aku yang mendengar panggilan itu segera berhenti menulis, dan menolah ke arahnya.

"Ada apa?"

"Kamu seriusan ngak ikut?"

"Iya, aku serius!"

"Ini bukan karna Dio Na kan?"

"Bukan lah, kamu sudah siap-siap belum?"

"Sudah. Kamu di kelas ngak punya banyak teman ya? Tapi aku rasa menyenangkan sekali jika jadi kamu"

"Apa yang menyenangkan? Lebih baik kamu belajar, bukankah sebentar lagi ulangan"

"Iya, soal itu tenang saja. Aku akan belajar kok!"senyumnya

"Bukan belajar cari masalah kan?"

"Tidak. Oya, kamu ada masalah apa dengan Dio Na? Kok dia ngak suka banget sama kamu!"

"Entahlah, aku tidak tahu"

"Hem, menurutku sih karna kamu cantik"

"Huh, itu menurutmu! Oh iya, aku c.u.man mau ingatin aja sih. Kalau makan nanti kamu tawarin juga sama penghuni disana ya. Jangan makan sendiri, ya walau pun kamu ngak lihat setidaknya kamu beri sedikit"senyumku

"Oke, akan kuingat"

"Kamu kemari sejak awal sendirian atau diantar sama orang tua?"

"Sendiri, kan aku kemari mau ketemu kamu tapi kamu malah menjauh"

Aku tertawa, "Maaf, aku hanya tidak mau membuatmu menjadi sepertiku"

"Itu tak akan terjadi, aku mengenalmu sejak lama dan tahu betul sifatmu. Kamu baik tapi orang lain terus mengucilkanmu. Kenapa kamu ngak membalas perbuatan mereka?"

"Ah, tak perlu nanti mereka juga akan sadar sendiri. Aku sangat senang karna masih punya teman sepertimu, Hastin, Razel dan teman-temanku di negeri Flower"

"Negeri Flower?"

"Iya, Negeri Flower"

"Um, itu dimana? Ah, aku pergi dulu ya. Kurasa Subtel sudah menunggu di luar"ucapnya sambil memperhatikan ponsel miliknya.

Won pun segera pergi ke luar menemui Subtel di halaman rumah. Bersamaan dengan itu, Hastin dan Razel pun datang. Hastin dan Razel tidak menyapa Subtel. Mereka hanya menyapa Won saja.

"Sore Won, apa Rembulan ada di rumah?"

"Ada, masuk saja!"jawabnya

"Terima kasih"ucap Hastin

Subtel ingin menyapa Hastin tetapi dirinya ragu, dan membiarkan gadis itu berlalu begitu saja di hadapannya.

Hastin dan Razel segera masuk ke rumah menuju kamar Rembulan.

Menulis hal penting dalam buku catatan di buku pelajaran, tiba-tiba saja terdengar ketokan pintu dan kudengar suara panggilan dari luar.

"Rembulan, ini aku Hastin dan Razel. Boleh kami masuk?"

Aku pun segera mendekati dan membuka pintu, melihat dua sahabatku telah ada di depan.

"Hay, ayo masuk!"ucapku

Hastin dan Razel pun segera masuk ke kamar, dan kututup pintu kembali. Hastin segera meletakan tasnya di kasur lalu mendekati jendela. Mengintip Subtel yang berbicara dengan Won di luar.

Won melihat Subtel yang melihat Hastin dan Razel pergi, Won pun tersenyum dan tertawa geli.

"Aku melihat ada sesuatu yang berbinar dimatamu, apakah kamu menyukai salah satu dari mereka?"

"Apa maksudmu? Tidak ada yang berbinar!"

"Huh, kamu berbohong. Aku melihatnya"senyum Won

"Ya ampun, aku serius!"

"Kamu tidak serius menjawabnya, Subtel. Aku melihatmu berbohong dan matamu berbinar ketika melihat dua gadis itu. Siapa yang kamu sukai?"

"Hastin"ucap Subtel yang menoleh ke jendela atas, tepat jendela itu adalah kamar Rembulan.

Hastin yang melihat Subtel melihat ke arahnya segera menjauh dari jendela. Aku dan Razel yang melihat tingkah Hastin mulai mengejeknya.

"Tuh kan ngelirik Subtel terus!"ucap Razel

"Iya, tuh..jadi kesini untuk melihat Subtel ya?"sambungku

Hastin tersenyum manis, ia pun segera duduk di kasur, disebelah Razel.

"Ah tidak juga, aku hanya melihatnya sebentar"senyumnya

Aku pun segera mendekati Hastin, dan duduk bergabung.

"Aku melihat matamu berbinar-binar, kamu beneran menyukainya ya?"

"Ya, aku menyukainya"jawabnya malu-malu

"Kalian sungguh ngak mau ikut kemah? Bukannya disana ada Subtel ya?"tanyaku

"Iya memang ada, tapi juga ada Dio Na yang menyebalkan itu kan?"jawab Razel

"Iya"

Perbincangan kami pun berlanjut hingga Won datang kemari, ia mengambil barangnya lalu pergi bersama Subtel menuju gedung tua.

Kami yang tidak ikut pun bersantai di kamar ini, belajar bersama, makan dan tidur.

High School 7, di halaman gedung tua.

Dio Na tidak melihat kedatangan Razel, Hastin dan Rembulan pun senang. Ia dengan leluasa mendekati Won. Ia selalu berupaya mencari perhatian pada Won bahkan saat membangun tenda kemah. Ia sengaja meminta bantuan Won, dan Won membantunya.

Selesai mendirikan tenda kemah, Dio Na berucap "Terima kasih Won sudah membantuku mendirikan tenda"senyumnya

"Tidak masalah"jawabnya kemudian pergi mendekati Subtel di tenda kemah.

Lalu bicara dengan Subtel yang menyiapkan kamera untuk nanti malam.

"Kenapa Won?"tanya Subtel yang melihat Won datang dengan wajah kesal.

"Semua gadis terlihat manis dan baik, tapi kenapa mereka terlibat sangat buruk ketika bertemu dengan gadis lainnya. Dia bahkan tak melakukan apapun"

"Mungkin dia cemburu, atau iri"jawabnya dengan santai

"Huh, aku tidur lebih awal ya? Nanti malam bangunkan aku!"

"Oke, tenang saja"

Won pun segera berbaring dan tidur di dekat Subtel. Subtel mempersiapkan senter, ia berulang kali mencek senternya, dan diam-diam Subtel mengirim pesan pada seseorang. Ia pun melihat ke arah Won yang tidur sebentar lalu kembali melihat ke ponselnya. Ia mengirim pesan pada Hastin.

"Kamu beneran ngak ikut? Kenapa?"

Hastin membalas, "Iya aku ngak ikut dan Razel juga. Rembulan juga ngak ikut. Kamu baik-baik saja disana"

Subtel, "Apa ini karna aku yang menyebalkan?"

Hastin, "Tidak, aku hanya takut saja dan sebentar lagi ulangan jadi lebih baik aku belajar saja"

Subtel, "Apa kamu malu jalan bersamaku karna aku ini preman sekolah?"

Hastin, "Tidak, aku hanya ingin menemani Rembulan. Ya sudah, aku harus pergi nih. Aku sibuk"

Hastin segera menghentikan obrolannya dengan Subtel di ponsel, ia terpaksa berbohong karna tidak ingin membuat Subtel mempermasalahkan semua ini. Hastin pun segera bergabung dengan dua sahabatnya lagi, ia membantu sahabatnya memasak di dapur.

Matahari pun terbenam, menghilang di bawah garis cakrawala di barat. Warna langit yang indah mulai terlihat, warna merah yang cantik menawan. Warna ini disebabkan oleh kombinasi hamburan Rayleigh warna biru dan tingkat kepadatan atmosfer bumi.

High School 7, halaman gedung tua.

Teman-teman yang berkemah segera menyalakan api unggun dan lampu lainnya untuk menerangi tempat itu.

Subtel pun membangunkan Won untuk segera bergabung dengan teman-teman yang lain di luar tenda.

"Won bangun! Ini sudah gelap loh"ucap Subtel sambil menggerakan tubuh Won.

Won membuka matanya perlahan-lahan, lalu bangun dan mengusap wajahnya. Won terbangun dengan setengah sadar, kantunya masih tersisa hingga ia menguap lalu menjawab pertanyaan Subtel.

"Iya aku bangun, ayo keluar! Aku lapar dan haus"

Subtel hanya mengelengkan kepala, lalu mereka pun segera keluar dan bergabung dengan teman-teman yang lain di dekat api unggun.

Dio Na yang melihat Won datang, ia segera mendekatinya dan memberikan minuman hangat.

"Won ini ambil, aku buatkan minuman hangat untukmu"senyumnya

Won pun segera menghambil pemberian Dio Na, dan menjawab "Terima kasih Dio Na, aku sangat senang kamu perhatian padaku!"

"Ya aku juga"jawab Dio Na

Jingmi yang melihat Dio Na memperhatikan Won, ia mulai cemburu. Ia tidak suka Won mendekati Dio Na. Jingmi segera pergi meninggalkan perapian, Subtel yang melihat Jingmi pergi segera bertanya.

"Jingmi, mau kemana?"

"Cari angin lah sebentar, ngak akan lama kok"jawabnya sambil tersenyum.

Jingmi segera pergi, ia mengambil senter lalu pergi samping gedung tua. Lampu remang-remang pun menerangi dirinya, ia meletakan senter di tanah lalu mengeluarkan rokok dari saku celana dan korek api. Ia mulai merokok di tempat itu.

Menghembuskan asap rokok yang jabul mengelilingi dirinya lalu menghilang. Jingmi pun mulai berpikir bagaimana caranya mendapatkan hati Dio Na, gadis cantik itu. Perlahan-lahan disuasana kesendiriannya, ia larut dalam lamunan.

"Dio Na, kenapa kamu selalu menolakku? Aku sungguh mencintaimu, meski aku preman sekolah tapi aku juga manusia. Aku akan mencintaimu setulus hatiku, Dio Na. Coba saja kamu disini, datang untukku lalu kita berkencan buta"gumannya.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like