Matahari telah tenggelam dan membuat kegelapan seisi kota bahkan sekolah ini. Kini malam telah datang dan kegelapan mulai menyelimuti seisi gedung tua. Suara aneh dari hewan malam pun terdengar jelas.

Lampu-lampu dalam gedung ini pun nyala mati nyala,seperti remang-remang saja. Saat ingin menuruni lantai dua, dari loteng terdengar jelas suara seseorang sedang bertengkar. Suara seorang perempuan yang sedang beradu mulut dengan seorang perempuan lainnya.

Won, Subtel dan Jingmi keheranan mendengar suara itu padahal mereka baru saja dari atas lonteng, dan tidak ada siapapun disana selain mereka.

"Kau dengar itu?"tanya Jingmi mendengarkan suara yang samar-samar namun jelas dari suara itu adalah suara dua anak perempuan yang sedang beradu mulut.

"Sssttt…"ucap Subtel

Won pun mendengarkan suara itu, suara yang terdengar jelas itu adalah berdebatan antara dua anak perempuan namun apa yang mereka bicarakan dengar samar-samar. Lalu mereka meneruskan langkah mereka untuk keluar dari sini.

Mereka tidak menyadari bahwa ada makhluk tak kasat mata telah berada di atas kepala, mengikuti kemana pun mereka pergi. Makhluk tak kasat mata dengan mata merah lembam, rambut panjang, kuku panjang, darah yang menyelimuti dirinya dan ia selalu berjalan merangkak. Tubuhnya seperti bermasalah untuk berjalan, ia selalu merangkak.

Aura dingin pun menyelimuti mereka bertiga, hingga terdengar suara seseorang melangkah kemari. Langkahnya semakin terdengar jelas dan semakin dekat. Mereka bertiga menunggu orang tersebut, namun orang yang ditunggu tidak muncul. Langkahnya semakin lama semakin menjauh dan tak terdengar lagi.

"Apa? Kau dengar itu kan?"

"Ya, dia sudah pergi"

"Tapi siapa yang baru saja datang?"

"Entahlah, mari kita keluar saja dari sini"

"Itu bagus"

Berjalan mendekati jendela, jalan keluar satu-satunya dari gedung ini. Mereka pun bergiliran keluar dari jendela. Begitu semuanya berhasil keluar, mereka segera pergi meninggalkan tempat ini.

Mereka segera menuju gedung sekolah yang masih berfungsi, dimana mobil mereka terparkir disana.

***

Kakek dan nenek meminta untuk mencari Won yang tak kunjung pulang. Aku pun segera pergi mencarinya. Karna tak tahu arah kemana aku akan pergi mencari pria menyebalkan ini, akhirnya aku bertanya pada para hantu yang kutemui di jalanan.

Mereka menunjukan arah padaku yakni ke sekolah. Aku pun segera menuju kesana.

Tiba di sekolah,

Terlihat pemandangan sekolah yang gelap, dan sebagian yang terang. Angin malam pun datang menghampiriku, menusuk kulitku dan membuatku kedinginan.

"Ah..sial, aku lupa mengenakan jaket tadi. Seharusnya jika aku tahu ia kemari, aku pake jaket saja. Dia memang menyebalkan sejak dulu!"gumanku.

Di depan gedung sekolah, aku melihat mobil Subtel yang terparkir.

"Oh, dia bersama Subtel ya? Uh, kalau bergaul dengan orang yang salah jadi gini nih. Tapi mereka kemana? Ya baiklah, aku akan menunggu saja"gumanku sambil mengamati mobil Subtel. Bahkan aku mengenggok ke dalam mobilnya, dan terlihat tidak ada siapa-siapa di dalam.

Sambil menunggu, aku duduk di dekat mobil Subtel dan memandang gedung tua, tepat dimana ibu Mori jatuh untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Setelah lama menunggu, akhirnya aku melihat mereka datang dan mendekat kemari.

Aku pun segera berdiri, membersihkan pakaianku dari debu dan menghampiri mereka.

"Won, kakek dan nenek minta kamu pulang!"ucapku dengan wajah kesal.

Namun pria ini justru tersenyum manis dan merespon santai, "Iya aku akan pulang!"

Aku lihat ekspresi pria ini, "Duh dasar, Won. Ngak ngelihat apa kalau aku kesal, minta maaf kek!"gumanku dalam hati.

"Rembulan, sejak kapan kamu menjadi gadis yang suka merengut?"tanya Jingmi

"Astaga, kamu paham ya Jingmi! Aku benar-benar tidak suka kemari tau!"

"Kenapa? Kamu takut?"tanya Subtel

Kutundukan wajahku ke bawah, kusimpan rasa takutku dan menjawab "Ya benar, aku takut setengah mati disana".

"Tidak ada apapun disana, Rembulan. Kami baru saja kesana!"kata Won menyakinkan

"Apa kamu pernah mendengar suara seseorang yang mendekat?"

"Ya, kami mendengarnya?"

"Itu, ah sudahlah tidak ada apa-apa. Mari kita pulang?"ajakku

"Hey, kamu belum mengatakan yang jelas soal itu!"ucap Jingmi

"Nanti saja, sepulang dari sini akan kujelaskan"

"Oh baiklah, mari ikut dengan kami. Kita pulang dengan mobilku saja"ajak Subtel

"Ya tentu"

Kami semua mulai masuk ke mobil, Subtel yang mengemudi. Kami pun mulai pergi meninggalkan tempat ini. Saat pergi, aku melihat di gedung tua. Tepat di loteng, aku melihat seseorang sedang mengamati kepergian kami. Ya aku tahu itu, itu bukanlah manusia.

Pagi hari yang cerah, seperti biasa berangkat ke sekolah bersepeda dan bersama dua sahabatku. Sambil mengayuh sepeda, kami membicarakan sesuatu.

"Rembulan, kudengar Won pergi ke gedung tua ya?"

"Ya, dari mana kamu tahu?"

"Mereka membagi video pengalaman di grup"

"Iya itu benar, dan tidak ada hantu disana"

"Mereka mendengar suara langkah kaki dan percakapan dua orang"

"Oh begitu, syukurlah mereka baik-baik saja"

"Kau tahu rekaman video mereka menabjubkan, menegangkan sekali! Ada beberapa benda yang bergerak lalu ternyata itu hanya diakibatkan oleh kucing"

"Apa kalian menyukainya? Aku rasa mereka baru saja membahayakan diri mereka sendiri!"

"Ya kami menyukainya, tapi bahaya apa?"

"Seperti akan dihukum oleh guru jika ketahuan masuk ke gedung tua itu di malam hari, menyelinap sama saja seperti maling!"

"Maling, mana mungkin. Memang mereka mengambil apa?"

"Menyelinap itu bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain, bagaimana jika sesuatu terjadi pada mereka, lalu siapa yang akan bertanggung jawab?"

"Huh, kamu. Kenapa kamu mulai membencinya? Sepertinya kamu memang tidak suka padanya"

"Apa jangan-jangan kamu sudah kenal dia sejak lama?"

"Tidak, aku hanya mengatakan yang seharusnya"

"Kau tidak mulai menyukainya kan?"

"Tidak, ayolah. Apa kalian ingin dia terluka?"ucapku segera mengayuh sepeda dengan cepat dan meninggalkan dua sahabatku.

High School 7 ( High School seven),

Pagi yang cerah, dimana semua murid mulai berdatangan dengan transportasi masing-masing. Ada yang datang dengan jalan kaki, bersepeda, dengan mengendarai motor, mobil, bersepatu roda, dan skateboard.

Memasuki gerbang sekolah, dan terlihat keramaian semua orang. Ada yang baru datang ke sekolah, sedang parkir, menyapu halaman, ngobrol dengan temannya di taman, merayu gadis-gadis, bahkan sibuk dengan ponselnya. Semuanya nampak memiliki aktivitas di pagi ini dan tak ada yang menyendiri.

Aku pun segera memparkirkan sepedaku ditempat biasa, lalu berjalan menuju mading. Memperhatikan beberapa berita terbaru hari ini. Di berita mading pertama, aku membaca tentang penyemangat ujian sekolah, lalu membaca jadwal ujian semester dan hari libur.

Aku tersenyum melihat tanggal semester yang akan berjalan selama sebulan penuh, ini sangat menyenangkan. "Asik, aku bisa jalan-jalan deh ke negeri Flower. Ya sepertinya aku akan menghabiskan waktu selama sebulan disana"gumanku dalam hati.

Tiba-tiba ada beberapa anak perempuan datang mendekati mading, ia memperhatikan berita di mading dengan sahabatnya. Lalu mereka sempat membicarakan sesutau mengenai Subtel dan teman-temannya.

"Vlog yang mereka buat bagus sekali, sekarang kita tahu bahwa disana tidak ada hantunya!"

"Ya benar, tapi Subtel bilang ia melihat sesuatu yang aneh dari gedung tua. Itu menyeramkan sekali, bahkan tertangkap kamera namun hanya sekilas"

"Ya benar, tapi mungkin saja itu hanya bayangan"

"Tapi mungkin itu adalah arwah Ibu Mori yang mulai bergentayangan!"

Saahabatnya menolak mentah ucapan temannya itu, "Tidak mungkin, ibu Mori itu guru yang baik. Bagaimana pun dia, dia tetaplah guru yang baik. Itu hanyalah bayangannya saja!"

"Kudengar Subtel dan murid baru itu akan kesana lagi. Mereka bilang, mereka mau mencari dua gadis yang berdebat di atas lonteng"

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like