Pagi hari yang cerah, suasana sekolah yang sepi karna telah memasuki jam pelajaran. Di ruang kelas 3A. Guru kembali menjelaskan, "Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang menjalankan setiap usaha yang bersifat tetap dan  terus menerus didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba."

Namun ketika guru ingin menjelaskan lebih panjang lagi, tiba-tiba bel berbunyi hingga sontak membuat girang semua murid. S.e.m.e.ntara guru hanya diam membisu dan kembali ke mejanya.

"Baiklah, sepertinya jam istirahat kita telah tiba. Selamat istirahat, dan selamat siang"ucap guru.

Lalu kami memberi hormat padanya, dan ia mulai pergi meninggalkan ruang kelas ini.

Aku segera memasukan buku ke dalam laci, dan mengeluarkan botol minum dalam tas. Lalu meletakannya di atas meja, dan mengambil ponsel di dalam tas. Kemudian menyimpannya dalam saku baju. Aku segera berdiri dan meninggalkan kursiku menuju Hastin dan Razel.

Secara bersamaan Won ingin memanggil gadis yang duduk disampingnya itu, Rembulan. Namun ia terhalang oleh anak perempuan yang mulai mengerumuninya hingga tak terlihat lagi.

"Rem….."ucap Won terpotong karna anak perempuan mulai mendekati, dan menanyakan banyak hal.

"Won, kamu tinggal dimana?"

"Kenalkan namaku Shera"

"Kamu tampan sekali!"

"Maukah kamu ke kantin bersamaku?"

"Kita ke kantin sama-sama yuk!"

"Won, senang bertemu denganmu. Maukah kamu menjadi teman kami?"

Semua pertanyaan anak perempuan itu perlahan-lahan membuatnya pusing dan sakit kepala. Namun sekelompok anak laki-laki datang ke kelas, dan berucap dari depan, dari belakang anak perempuan.

"Menyingkir, kami punya urusan dengan Won!"ucap salah satu dari mereka.

Anak perempuan yang mendengar suara taka sing pun segera membeli jalan, ya suara itu adalah suara Subtel. Si preman sekolah. Kelas kami baru pertama kali kedatangan Subtel, ia tak biasanya datang ke kelas kami tanpa sebab meski ia di kenal sebagai preman sekolah. Tapi ia memiliki cara sendiri untuk mempertahankan wilayahnya.

Aku yang melihat Subtel datang segera menarik kedua temanku pergi meninggalkan ruang kelas, kami segera menuju taman.

S.e.m.e.ntara di ruang kelas,

Won segera berdiri dan menghampiri Subtel.

Dengan beraninya Won menentang Subtel di depan teman-teman, "Ada apa? Mengapa cara bicaramu sangat tak sopan? Bisakah kamu sedikit lebih sopan? Apa tidak ada seseorang yang mengajarkanmu bicara dengan baik?"

Subtel merasa dirinya di rendahkan pun marah, ia merasa pria ini mulai merendahkannya.

"Jaga ucapanmu sebelum aku mematahkan tulangmu! Aku kemari punya urusan yang harus diselesaikan denganmu. Kuharap kamu selama sekolah disini menjaga sikapmu atau aku akan memperlakukanmu dengan kejam seperti yang lainnya."

"Benarkah? Kenapa aku harus sopan padamu, kamu saja tanpa sopan santun! Manusia apa kamu ini?"

"Aku adalah yang berkuasa disini, kamu mau apa?"

Won tertawa kecil di depan Subtel yang membuat Subtel semakin kesal, Subtel pun langsung menghajar Won namun Won telah siap siaga hingga ia berhasil menangkis serangan Subtel. Perkelahian itu membuat tenang seisi kelas. Namun sesuatu di luar dugaan terjadi.

Begitu Won mengalahkan Subtel, Won dan Subtel malah saling berjabat tangan. Mereka seperti telah berteman sejak lama. Mereka melakukan jabat tangan persahabatan.

"Hallo, teman lama! Apa kabar?"tanya Won sambil melakukan jabat tangan persahabatan.

"Baik, aku senang kamu kembali. Mari kita jalan-jalan, aku akan memperkenalkanmu pada sekolah ini"

"Ya terima kasih"

Lalu Won dan Subtel pergi meninggalkan ruang kelas ini, teman-teman yang panik dibuatnya kembali tenang. Mereka pun gembira ternyata Subtel dan Won berteman lama.

Taman sekolah,

Duduk di bangku taman, aku berada di tengah dan dua temanku berada di samping kiri kanan.

"Rembulan, kamu beneran ngak enak badan ya?"tanya Hastin.

"Tidak kok, aku c.u.man merasa ngak enak aja. Kalian ke kantin, ke kantin saja. Aku disini saja!"

"Eh, kenapa? Kamu kenapa ngak suka ke kantin? Bukannya kita sering ke kantin bersama ya? Apa karna teman-teman lagi?"jawab Razel penasaran.

"Ngak ada apa-apa kok, tenang semua baik-baik saja."

"Kamu serius ngak ikut ke kantin? Mau nitip apa?"

"Aku makanan saja",

"Oh baiklah, kami akan segera kembali"

"Secepatnya"sambung Hastin.

Aku pun segera memberikan uang pada temanku, lalu mereka pergi ke kantin. Dalam perjalanan menuju kantin, mereka membicarakan sesuatu.

"Kenapa Rembulan hari ini aneh banget ya? Ada apa sih?"tanya Hastin

"Iya aku juga penasaran, tumben ia ngak mau jalan sama kita."

"Oya, soal cwok tadi. Dia bukannya pria yang kita temui saat liburan kan?"

"Hem, ia benar. Ia yang kita temui!"

"Wah, asik. Kita ketemu dia lagi disini, ngak nyangka banget"

"Dan…."

"Kita udah punya nomor ponselnya!"Seru Hastin.

Tiba di kantin sekolah, Razel dan Hastin melihat Won bersama ketua preman sekolah, Subtel. Razel dan Hastin pun menghindari Won untuk keselamatan mereka berdua. Mereka segera membeli makanan dan menjaga jarak dengan murid baru itu.

Setelah selesai membeli makanan dan minuman, Razel dan Hastin segera meninggalkan kantin. Tapi diam-diam Won mengikutinya dari belakang. Won melihat Razel dan Hastin pergi bersama anak perempuan yang memakai masker, yang membuat diri Won penasaran.

Razel dan Hastin tiba di taman sekolah, kulihat kedatangan mereka dan seorang pria yang sepertinya mengikuti dua sahabatku hingga kemari. Razel segera memberikan makanan yang kupesan padaku, lalu mereka berdua duduk disamping kanan dan kiriku.

"Rembulan, hari ini cuacanya cerah. Apa kita nanti sore ke taman danau?"tanya Hastin

"Boleh saja, eh kalian kemari apakah merasa diikuti seseorang?"

"Tidak, siapa yang mengikuti kami?"

"Won"

Razel dan Hastin pun segera melihat jauh, mencari Won yang mengikuti mereka. Tapi sebelum Hastin dan Razel mengamati sekitar, Won telah bersembunyi lebih dulu.

"Tidak ada, tidak ada siapa-siapa. Kecuali teman-teman"ucap Hastin.

"Mungkin perasaanmu saja, Rembulan!"sambung Razel.

"Ya mungkin"ucapku menatap tajam sebuah pohon yang kuduga itu adalah tempat persembunyian Won.

"Ya sudah ayo kita makan, ngak usah pedulikan dia meski dia ada disini"kata Hastin.

"Ya benar"

Lalu kami pun mulai menikmati makanan dan minuman yang kami beli.

Tepat di balik pohon, Won merasa dirinya telah aman pun segera pergi meninggalkan taman sekolah. Tetapi dirinya malah dikejutkan oleh kehadiran Subtel.

Won kaget melihat Subtel telah ada didepannya, "Kenapa mengagetkanku?"

"Maaf,tapi kamu sedang apa disini? Diam-diam pergi meninggalkanku"

"Ya, aku jalan-jalan. Kamu bilang mau mengajakku jalan-jalan tapi malah diam di kantin"

"Oh baiklah, tidak masalah. Ayo kita jalan-jalan!"ajak Subtel.

Subtel dengan teman-temannya mengajak Won jalan-jalan mengelilingi sekolah, setiap kali melewati jalan mereka selalu diberi jalan yang lebar oleh teman-teman karna takut pada Subtel, si preman sekolah.

Memperkenalkan tiap ruangan pada Won, dan ruangan terakhir, yakni ruangan gedung lama yang angker.

Sebuah gedung tinggi tepat dimana ibu Mori jatuh tewas mengenaskan. Di lapangan menghadap depan gedung, Subtel dan teman-teman melihat gedung itu. Gedung yang diselimuti kegelapan, dan penuh misteri kematian ibu Mori yang disembunyikan oleh semua orang. Karna hanya untuk menjaga cintra baik sekolah ini.

"Won, kenalkan. Ini adalah gedung lama sekolah kami. Gedung ini belum di robohkan, dan masih kuat. Hanya saja menakutkan"

"Maksudmu? Apakah gedung ini ada hantunya?"

"Iya benar, guru kami bernama Ibu Mori tewas jatuh dari atas setelah ada hantu yang menculiknya. Rembulan membantu mencari Ibu Mori namun berakhir dengan mengenaskan"

"Rembulan meninggal?"

"Tidak, tapi Ibu Mori tidak berhasil diselamatkan"

"Lalu kalian percaya adanya hantu? Yang benar saja, hantu itu tidak ada. Dan, ia tidak akan mungkin mencelakai manusia",

Subtel memandang tajam gedung yang gelap itu,"Terserah padamu percaya atau tidak, tapi kamu silahkan beruji nyali jika ingin tahu gedung itu ada hantunya atau tidak. Kami semua tidak berani, semua orang disini tidak pernah kesana"jelas Subtel.

"Pengecut sekali kalian! Baiklah, biar aku yang akan membuktikan bahwa tidak ada hantu di gedung itu"

Subtel dan teman-teman memandang Won yang berani, Subtel pun menepuk pundaknya. "Tapi jangan libatkan kami jika kamu dalam masalah!"

Kemudian mereka pergi meninggalkan gedung ini, mereka kembali ke gedung sekolah.

Perjalanan menuju ruang kelas, Subtel dan teman-teman serta Won berpisah. Tetapi Subtel tetap bersama Won. Subtel mengantarkan Won menuju ruang kelasnya.

Secara bersamaan, tepat di depan mereka. Rembulan dan teman-teman berjalan menuju ruang kelas.

"Wah, kita tidak menyangka ya kalau kita akan sekelas dengannya"kata Hastin

"Ya, tidak sia-sia liburan kita, mengenal dia lebih dulu"

"Ya itu bagus"jawabku.

Tapi dari belakang seorang pria berucap, "Jadi kalian kah waktu itu?."

Kami yang mendengar ucapan itu segera berhenti berjalan, lalu menoleh ke belakang. Aku kaget bukan main melihat Won tersenyum pada kami semua. Aku pun menundukan kepala ke bawah, menghindarai Won untuk melihat diriku.

Dua sahabatku pun mulai curiga, Won yang terus melihat ke arah Rembulan dan Rembulan yang terus menundukan wajahnya ke bawah. Hastin dan Razel pun mulai berbisik.

"Sebenarnya ada apa Rembulan dengan Won? Mereka seperti saling kenal!"

"Iya benar, lihat saja wajahnya. Ia berusaha menghindari Won, apa mungkin sejak tadi ia memang menghindarinya?"

"Mungkin, ah sudahlah. Kita akan membuat Rembulan menjauh dari Won sesuai keinginannya"senyum Hastin.

Lalu dua sahabatku menjawab pertanyaan Won dengan senyuman manis dan menarik diriku menjauh dari Subtel dan Won.

"Ya, benar. Senang bisa bertemu denganmu lagi"

"Jadi ini sungguh kalian, siapa gadis di samping kalian?"

"Oh, ya ampun. Aku lupa…maaf kami buru-buru!"ucap Razel menarik tanganku, membawaku pergi lalu di susul oleh Hastin. Kami segera masuk ke ruang kelas tanpa menjawab pertanyaan Won.

Subtel pun tertawa kecil, "Hhahaha…mungkin ketampananmu tidak berguna di mata mereka!"ejeknya.

"Apa maksudmu?"

"Kau lihat sendiri, mereka tidak tertarik denganmu!"

"Huh….memang siapa yang mau menarik perhatian mereka?"

"Kamu!"

"Aku tidak begitu, apa kamu tahu gadis yang pakai masker itu?"

"Oh itu, namanya Rembulan. Dia gadis aneh!"

Won pun semakin yakin jika gadis yang memakai masker adalah gadis yang selama ini ia cari, hanya saja ia belum bisa benar-benar memastikan bahwa itu adalah Rembulan, sahabat masa kecilnya.

"Aku akan mendapatkanmu, kenapa kamu berubah? Bukankah aku pergi tidak begitu lama. Kenapa kamu juga tidak membalas emailku?"guman Won.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like