Perjalanan kami terhenti, kami telah tiba di sekolah tepat pada waktunya. Namun sepanjang perjalanan menuju sekolah ini, aku merasa ada yang mengikuti kami.

Tapi aku hanya tersenyum manis setiap kali temanku memanggilku, aku pun segera mengikuti temanku yang pergi lebih dulu memasuki area sekolah. Perbincangan hangat di pagi hari kembali mengisi kehidupan. Teman-teman mulai membicarakan sesuatu di depan kami yang melintasi mereka untuk menuju ruang kelas.

"Ini lihat, Won dari sekolah internasional lagi-lagi berbuat onar. Dia dikeluarkan dari sekolah"

"Benarkah? Lalu ia akan pindah kemana?"

"Tidak tahu, tapi ini sangat memalukan sekolah favorit internasional itu. Ini sangat buruk jika terjadi di sekolah kita",

"Memang apa ia buat hingga masuk media begitu ramai dibincangkan?"

"Dia berkelahi dengan anak pengusaha terkenal",

"Astaga, memang dia merebutkan apa sih?"

"Kalau cwok sih menurutku ya cwek, siapa lagi!"

"Ah, memang cwek yang direbutkan secantik apa sih? Apa aku kurang cantik ya?"

Ucapan temannya menjadi tatapan tajam untuk teman disekitarnya, ia pun tertawa untuk mengubah suasana yang sebenarnya tidak lah lucu.

"Hahahaha….aku hanya bercanda!"ucapnya

Teman-temannya pun segera mengubah topic pembicaraan.

"Tadi lihat Rembulan melintaskan? Dia sama Hastin dan Razel. Kira-kira ada cerita apa lagi ya hari ini?",

"Duh, aku juga kepo nih. Rembulan kan bisa lihat hantu, aku jaid kepo. Apa dia waktu liburan berteman sama hantu ya? Kan Razel dan Hastin pergi berlibur ke kota",

"Ya, kita ke kelas yuk!"

"Yuk!"

Mereka pun segera pergi ke kelas, mereka ingin mendengarkan cerita hari ini dari Rembulan.

Duduk di bangku, dan berkumpul dengan dua temanku. Mereka berdua mencek ponsel mereka. Lalu membuka topic membicaraan hangat pagi ini.

"Tadi, kita dengar kan teman-teman bicarain Won. Duh…kasihan dia"ucap Razel.

"Emang kenapa sih? Kita kan ngak tahu sifat Won yang sebenarnya"jawab Hastin.

Razel memperhatikan ponselnya, lalu memperlihatkan berita di media social yang dibagikan oleh teman-teman tentang Won.

"Ini lihat, Won dikeluarkan dari sekolah internasional. Dia pasti sedih banget, dan soal cwek itu. Ih, kenapa sih harus gini. Itu cwek pasti sengaja mempermainkan perasaan Won"

"Siapa yang kamu maksud?"tanyaku.

"Ya cweknya, namanya sih aku ngak tahu. Tapi kudengar gara-gara cwek",

"Oh, terus apa kalian tahu Won akan pindah kemana? Aku yakin sekali, kalian semua akan senang jika Won sekolah disini kan?"ucapku sambil tersenyum.

Razel dan Hastin pun tersenyum manis, s.e.m.e.ntara teman-teman yang lain memasang kuping mereka untuk mendengarkan perbincangan kami. Lalu Razel dan Hastin menoleh ke arah kelompok teman perempuan disampingnya.

Mereka yang memasang kuping segera berpura-pura membicarakan sesuatu.

"Ya aku tahu, kalian bertemu dengannya di kota. Sebenarnya ia pria yang baik kok"ucapku menyakinkan.

"Benarkah? Apa jangan-jangan kamu juga pernah bertemu dengan Won?"duga Hastin.

Aku tersenyum manis, tanda ya aku pernah bertemu dengannya.

"Dimana kamu bertemu dengannya?"tanya Razel.

"Nanti kalian juga tahu. Kalian semua nampak menyukai Won ya, apa karena dia tampan?"

"Ya benar, kami menyukai Won. Kami adalah fans beratnya. Eh tapi apa malaikat tampan tidak cemburu?"jawab Razel.

"Tentu tidak, ia sudah pergi dan ia akan tetap melindungi kalian. Jadi apa hanya karna Won tampan jadi kalian menyukainya ya?"

"Apa? Malaikat tampan pergi, lalu siapa yang melindungiku?"

"Setiap manusia memiliki perlindungan dalam jiwa raganya, kamu telah mengembalikan perlindungan dalam dirimu jadi dia tidak diperlukan lagi."

"Ah, padahal aku ingin kamu bercerita tentangnya hari ini",

"Iya aku juga"

"Maaf, waktu dia telah habis. Tapi aku akan bercerita tentang liburanku. Tadi kupikir di taman akan menarik, tapi karna kita sudah duduk nyaman disini jadi disini saja"

"Wah, asik! Pasti liburanmu penuh dengan cerita menarik. Ceritakan dong!"

"Baiklah"

Spontan seluruh teman-teman perempuan satu kelas datang mendekat, mereka ada yang sengaja menarik bangku untuk duduk dan duduk di atas meja.

"Kami juga ingin, sepertinya hidupmu menarik ya Rembulan? Kami tidak percaya sih tapi menarik untuk didengar"

"Iya benar"

"Kami penasaran, jadi mulailah bercerita tentang liburanmu"

"Apa kamu pergi ke kota?"

"Tidak"

"Apa…."ucapannya terhenti karena teman disampingnya berucap,

"Hey berhentilah bertanya, kapan Rembulan mulai bercerita kalau kamu bertanya terus!"

Ia pun tertawa karna lucu, s.e.m.e.ntara yang lain telah siap mendengarkan cerita dariku dan aku pun mulai bercerita dengan mereka.

"Percaya atau tidak ini seperti mimpi. Tapi ini rahasia kita ya? Jika tidak mau dapat masalah besar dari makhluk lain, lebih baik menyingkir atau menyimpan sebagai rahasia kita!"

"Ya rahasia"

"Rahasia"

"Rahasia"

Teman-teman pun serentak untuk menyimpan percakapan ini dalam rahasia, apapun yang mereka dengar adalah rahasia.

"Jadi, aku pernah pergi ke sebuah tempat. Tempat ini di sebut dengan Negeri Flower. Apa kalian tahu soal negeri itu?"tanyaku.

"Oh Negeri Flower, itu pernah kudengar. Katanya sih hancur beberapa ratus tahun silam. Ada peninggalan di museum, ya sejenis bunga. Katanya sih bunga itu bercahaya di malam hari. Apa benar kamu pergi ke dunia itu? Apa kamu tahu soal bunga itu?"

"Bunga bercahaya di malam hari? Aku belum pernah lihat disana. Ya aku lihat hanyalah dinding tinggi yang menjadi pagar desa. Entah sekarang apa mereka telah membukanya atau tidak"

"Memang apa yang terjadi di desa?"tanya salah satu teman.

"Ada sosok ular besar yang mengincar nyawa setiap orang disana di malam hari. Medusa, adalah sebutan untuk sosok ular besar itu"

"Medusa, seperti dalam cerita Yunani. Bukankah ia memiliki kekuatan dimatanya? Jika kita melihat tatapan matanya, kita  akan menjad batu!"

"Ya kamu tepat sekali, hanya saja berbeda. Sedikit berbeda. Medusa ini memiliki tangan empat, mata merah yang tajam dan kekuatannya hampir sama dengan yang ada di dalam cerita Yunani kuno. Hanya saja setelah menjadi batu, korban akan menjadi debu dan mati. Ia tidak mencari mangsa di siang hari, entah mengapa ia lakukan itu",

"Rembulan, apa kamu selama di sana diserang oleh Medusa?"

"Ya jika diserang juga tidak tapi aku dibawa Medusa ke sebuah tempat. Tapi aku diselamatkan oleh teman-temanku disana. Mereka sangat hebat dan pemberani"

Tiba-tiba saat kami sedang asik bercerita, bel berbunyi tanda masuk sekolah dan pelajaran jam pertama di mulai.

"Tettttt…teeeetttttt….teeetttt…."

Semua murid pun bergegas masuk ke kelas masing-masing, mereka duduk dibangku maisng-masing dan berdiam diri. Tak lama kemudian, gur-guru yang mengajar pun masuk ke kelas.

Ya seperti pagi ini, guru kami datang untuk mengajar namun kali ini dia tidak sendirian. Dia membawa seseorang, ia adalah murid baru. Kami kedatangan murid baru pagi ini. Ia adalah seorang anak laki-laki populer di sekolah ini sebelum ia pindah kemari. Ia telah digemari oleh banyak anak perempuan.

Ia adalah anak laki-laki yang baru saja dibicarakan kami. Aku yang melihat pria itu segera mengenakan masker menutupi mulut dan hidung. Lalu kami memberi hormat dan salam pada guru.

Guru kami memberikan penjelasan tentang murid ini, lalu ia dipersilahkan mengenalkan diri pada kami.

Dengan senyuman yang manis, wajah tampan, penampilan rapi dan kehadirannya telah dinantikan teman-teman. Ia mulai memperkenalkan diri pada kami.

"Hallo, selamat pagi. Perkenalkan nama saya Won. Saya pindahan dari sekolah internasional. Saya harap teman-teman bersedia berteman dengan saya, dan saya berharap teman-teman bersedia membimbing saya mengenal sekolah ini di hari pertama saya"ucapnya.

Seorang anak perempuan memberanikan diri melontarkan pertanyaan padanya, "Won, kamu tinggal dimana?."

Dengan tersenyum Won menjawab, "Maaf, saya belum tau tinggal dimana. Saya sedang mencari alamat anak perempuan dimasa kecil saya. Saya harus menemukannya untuk tinggal bersamanya."

"Apakah dia pacarmu?"

"Kami adalah teman dekat di masa kecil"

"Oh baiklah, semoga kamu cepat menemukannya!"

Guru nampak memperhatikan kami di saat Won menjawab tiap pertanyaan teman-teman. Saat tak ada pertanyaan, guru pun mulai bertanya padaku. Rupanya aku telah menarik perhatian guru sejak awal.

"Rembulan, kamu kenapa? Kamu sakit?"tanya guru.

"Iya, saya sedang tidak enak badan. Tiba-tiba saja, maafkan saya telah menganggu kelas guru"jawabku.

"Oh baiklah. Karena Rembulan sakit, jadi Won. Kamu duduk di seberang Rembulan saja",

"Baik guru!"jawab Won segera berjalan menuju kursi yang di tunjuk.

Lalu guru memulai pelajaran hari ini.

Won berjalan mendekat, ia semakin dekat dan aku berharap tidak mengudang perhatian padanya. Ia pun duduk di bangku seberang. Aku sangat legah, karna aku dengan cepat memakai masker ini dan tidak mengundang perhatian mereka. Jika saja tidak kulakukan, yang ada tatapan tajam teman-teman akan tertuju padaku. Apa lagi Won adalah pria idola mereka, mampuslah aku hari ini!.

"Pelajaran hari ini adalah tentang visi dan misi dalam perusahaan. Dalam sumber daya manusia, seseorang yang memiliki dan menjadi SDM harus memiliki visi dan misi. visi adalah cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Jadi saya ingin bertanya apa misi dan visi kalian?"jelas guru.

Satu persatu murid menjawab pertanyaan guru dengan baik, kadang ada saja jawaban yang lucu dari muridnya.

"Visi saya adalah mendapatkan pacar secepat-cepatnya agar ngak jomblo dan misi saya adalah bekerja keras untuk mendapatkan banyak uang agar cwek-cwek suka dengan saya. Saya juga harus mengubah penampilan dan tetap setia pada satu perempuan maka kehidupan saja akan jadi sempurna."

Spontan ucapannya mendapat tepuk tangan meriah dari kami semua dan membuat geleng-geleng kepala guru kami. Kami tersenyum manis dan menyimpan tawa kecil. Lalu pelajaran kami lanjutkan kembali.

Tapi, diam-diam gadis memakai masker seorang diri di dalam kelas telah membuat Won tertarik dengannya dan ingin melihat bagaimana rupanya. Won berharap segera bertemu dengan teman masa kecilnya. Ia ingin berbagi cerita dengannya. Senyuman dan tawa itu seakan-akan penuh misteri, dalam kehidupan Won dua hal itu adalah kepalsuan.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like