Namun tiba-tiba Kayora dan Yora datang kembali, mereka berdua segera menarik tangan dua pria ini menuju kandang kuda.

"Ambil kuda kalian, kita akan pergi ke pohon ruang waktu itu"ucap Yora

"Kukira kalian akan lupa dengan kami!"jawab Kazame

"Tentu tidak! Aku ikut denganmu, Kazame"ucap Kayora

"Ya, aku ikut dengan Irranix"

"Tentu, tidak masalah"ucap Irranix

Kemudian mereka berdua naik ke punggung kuda, dengan Irranix dan Kazame yang memacu kuda. Lalu Kayora dan Yora berpegang erat pada Kazame dan Irranix. Mereka pun mulai memacu kuda dengan cepat agar tidak terlambat.

Kepergian mereka telah dilihat oleh Yobi dari balik pohon. Tatapannya masih seperti medusa, tatapan yang tajam. Pupil matanya pun berubah, kadang membesar dan kadang mengecil. Sorot mata yang tajam penuh makna.

"Ah…mereka pergi. Uh…gadis itu ternyata memiliki kekuatan yang besar. Siapa dia sebenarnya? Aku harus mencari tahu siapa gadis itu sebenarnya. Tapi saat ini, aku harus kembali ke kamar dulu sebelum Sasuke kembali"guman Yobi meninggalkan tempat ini.

*Rembulan

Kicauan burung masih terdengar jelas, kami telah memasuki hutan. Hutan dimana jalanku untuk pulang. Kami telah melewati jalan menuju Desa Flower.

"Apa kamu masih ingat dimana jalan pulangmu?"tanya Kim sedikit memperlambat kuda hingga tidak berlari melainkan berjalan.

"Ya, disana! Kita perlu beberapa langkah lagi. Ya sebaiknya aku jalan kaki saja"jawabku

"Ah, kamu tak boleh begitu. Kapan kamu akan kembali?"

"Maksudmu kemari?"

"Ya begitu"

"Saat aku liburan, ya mungkin aku pergi agak lama tapi mungkin hari minggu aku bisa kemari"

"Baiklah tak masalah untuk menunggumu disini"

Aku tersenyum dan berpikir Kim merindukanku saat aku pergi. Tapi Kim kembali berucap "Kayora dan Yora pasti rindu kamu. Jadi jangan lama-lama ya perginya?"

"Ya tentu saja"jawabku dengan wajah kesal karna kupikir dia tapi malah dua sahabatku itu.

Saat kami tiba di pohon ruang waktu, kami segera turun dari kuda. Kim pun mengikat kuda pada pohon. Lalu menemaniku berjalan menuju pohon ruang waktu itu.

"Rembulan"

"Ya, apa Kim?"

"Apa kamu sungguh pergi dalam waktu yang lama?"

"Tidak, aku usahakan untuk kemari. Ya jika tak ada tugas sekolah"jawabku

"Sekolah?"

"Ya, bagaimana denganmu?"

"Aku….aku sering melarikan diri saat itu jadi tak tahu bagaimana!"

Kuhentikan langkahku, dan kulihat Kim di depanku. Kutatap wajahnya yang tampan. Tersenyum manis lalu berucap" Kamu ini laki-laki yang tampan dan juga menarik menurutku, tapi aneh jika kamu lari dari kewajibanmu untuk belajar bahkan kamu adalah seorang pangeran. Aku sungguh tidak bermaksud mengucilkanmu, tapi suatu saat nanti kamu akan menjadi seorang raja. Apakah kamu tak mau dikenang sebagai seorang raja yang snagat dikagumi rakyat? Aku bahkan ingin sekali menjadi yang terbaik dan berguna bagi banyak orang. Tapi tidak semua orang menyukaiku karna aku aneh. Tapi aku tak akan lari dari takdirku."

Kim tersenyum manis, hatinya berbunga-bunga dan sepertinya ada harapan dalam diri Rembulan untuk Kim. Kim merasakan itu.

"Ya baiklah, jika kamu tidak suka aku begitu maka aku tidak akan lari lagi. Aku akan belajar untukmu",

"Hah, sebaiknya kamu belajar bukan karna aku. Nanti jika aku tidak ada, kamu malah berhenti belajar. Sekolah itu penting untuk masa depan, Kim",

Menarik napas panjang lalu berucap "Hah, ya baiklah"jawab Kim menghembuskan napas panjang.

"Ya sudah, aku pergi dulu. Sampai jumpa ganteng!"ucapku sambil melambaikan tangan lalu masuk ke pohon ruang waktu.

Seketika memasuki pohon ruang waktu, aku telah kembali ke dunia asalku. Aku pun segera bergegas menuju sepedaku di dekat gebuk lalu pulang ke rumah.

Pangeran Kim yang ditinggalkan hanya bisa membalas lambaian tangan gadis itu yang kini telah menghilang.

"Hah, kau tahu Rembulan. Sebagai pangeran seperti aku tak akan mudah. Apa lagi tahta itu seharusnya di wariskan pada kakak. Ya…kau tahu, aku bukanlah pangeran mahkota. Keadaan istanaku kacau saat ini dengan kehadiran Yobi yang memilih pangeran mahkota bukan aku yang telah mencintainya sejak lama. Tapi entah mengapa disini, aku bersamamu merasakan itu lebih dari yang aku rasakan pada Yobi. Kamu memang gadis yang menarik"guman Kim.

Tiba-tiba dari belakang terdengar suara Kayora yang berucap "Kim, dimana Rembulan?"

Kim segera berpaling dan melihat teman-temannya telah datang kemari.

"Dia sudah pergi. Kayora, Yora. Kalian baik-baik saja?"

"Ya tentu, kami sangat baik"

"Uh, syukurlah"

"Dimana Rembulan?"

"Sudah pulang"

"Ah…kita tak berpamitan! Apa dia kemari lagi?"

"Kata dia, ya! Dia akan kemari jika tidak sibuk"

""Uh, yeeee…senangnya!"ucap Yora memeluk erat Kayora

Kazame, Irranix dan Kim hanya diam saja melihat tinggal teman perempuan mereka.

"Jadi, apa misi ini selesai?"tanya Irranix

Mendadak Kayora dan Yora menatap Kim dengan mata berbinar-binar.

Kim menjawab pertanyaan itu, "Ya selesai!",

Kembali Kayora dan Yora saling berpelukan. Lalu mereka melepas pelukan itu.

"Yeee…akhirnya kita bisa ke akademi penyihir putih",

"Ya dong, aku tidak sabar untuk belajar disana"

"Sama!"jawab Yora yang mendadak mengubah kegembiraan dengan sorot mata tajam ke arah Kim.

"Ada apa?"jawab Kim takut

"Kau akan ikut kan ke akademi penyihir putih?"

"Ya, kau jangan lari terus! Dimana tanggung jawabmu sebagai pangeran penerus tahta kerajaan?"

"Ya baiklah, tenanglah! Aku akan ikut dan mulai sekarang aku akan belajar dengan serius"

Kembali mata dua anak perempuan itu berbinar-binar,

"Ya, aku serius"

"Oh baiklah"ucap Kayora yang kemudian berjalan lebih dulu menuju kuda yang terikat di pohon.

Kuda-kuda itu sekarang sedang merumput. Yora pun menyusul sahabatnya lebih dulu. Kini yang tertinggal di belakang adalah ketiga pria ini.

"Kau serius, Kim?"

"Ya tentu"

"Apa ada sesuatu yang membuatmu berubah?"

"Tidak, bukankah yang dikatakan dua gadis itu benar?"

"Ya, memang benar"

"Bagaimana dengan Yobi dan Sasuke?"

"Itu, biarlah Ratu Mayleen yang memikirkannya. Saat ini aku tak mungkin membela mereka, sudah terbukti Yobi menyakiti semua orang. Dia adalah pelakunya",

"Baiklah kita tak perlu membahas dia lagi. Kapan kita akan ke akademi? Apa kita akan mengajak Rembulan?"

Secepat kilat, dua anak perempuan yang asik memberi makan kuda menjawab.

"Kita akan mengajaknya kan?"

"Entahlah, dia bilang jika tidak sibuk dia akan datang. Kita sendiri tahu dalam beberapa hari kita akan ke akademi penyihir putih. Kalian tidak mau terlambat kan?"

Kayora dan Yora menggelengkan kepala,

"Bagus, ayo kita pulang!"

"Kita tidak mampir ke desa? Kita akan bilang pada kek putih kan kalau desa sudah aman?"

"Oh iya, baiklah. Kita mampir kesana sebentar!"

Mereka pun mengambil kuda, lalu pergi menuju desa dengan jalan kaki. Mereka merasa berjalan dibawah dedaunan pohon dan hutan ini merasa telah berbeda dari sebelumnya. Dulu orang-orang takut berjalan di hutan ini walau sekalipun matahari muncul mengantikan bulan atau bahkan di atas kepala sekalipun. Ketakutan  ini pun menjadi bahkan pada mereka yang diutus untuk menjaga kedamaian. Tapi sekarang, kedatangan gadis itu telah mengubah segalanya. Keamanan kembali dan semua orang bahagia. Mereka meruntuhkan dinding tinggi dari kayu. Dinding penghalang yang dibangun untuk melindungi penduduk dari serangan medusa di malam hari.

Kim dan teman-teman bersama penduduk desa merobohkan dinding itu. Semua orang bersorak bahagia. Doa telah dikabulkan, doa yang dipanjatkan setiap malam. Kedatangan gadis dari negeri jauhlah yang menjawab doa mereka. Doa semua penduduk Desa Flower, dan teman-teman Pangeran Kim bahkan Ratu Mayleen sekali pun.

Tetapi dibalik itu semua, kegelapan masih mengintai. Sebuah bahaya besar telah menanti di depan. Ratu kegelapan telah mendapat ramalan kesirnaan dirinya semakin murka. Rahasia besar di negeri ini akan segera terkuak. Semua terbongkar pada waktunya.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like