Angin berhembus menerpa dedaunan hingga jatuh ke tanah, dedaunan masih menyimpan sisa embun pagi, bunga-bunga mencoba memekarkan diri, matahari telah bersinar terang masuk lewat jendela mengenai wajah Rembulan. Ya, jendelanya telah terbuka hingga cahaya panas itu menusuk kulitku dan membuatku terbangun.

Kubuka mataku perlahan-lahan, aku melihat langit-langit dan cepat bangun dari tidur. Lalu melihat Kim ada di dekatku. Ia sedang tidur.

"Ah, ya ampun! Apa ini sudah pagi? Astaga aku terlambat ke sekolah"ucapku cepat berdiri lalu berjalan menuju tas milikku yang kuletakan di samping tempat tidur. Kumasukan semua barang-barangku.

Tingkahku pagi ini telah membuat Kim yang tidur terbangun, ia melihat Rembulan tak ada di tempat tidur melainkan sedang sibuk membereskan barang-barang miliknya.

"Rembulan, kamu mau kemana? Kamu kan masih sakit"ucap Kim memberi perhatian padaku namun aku justru tak menghiraukannya.

"Ah, aku sudah terlambat Kim! Bisakah kamu mengantarku dengan cepat ke tempat pohon itu? Aku harus kembali ke negeriku. Aku pagi ini harus ke sekolah, liburanku telah habis"

Kim tersenyum manis, ia memperhatikan Rembulan yang pernuh emosi kacau.

"Syukurlah kamu baik-baik saja, baiklah aku akan mengantarmu pulang"

"Bagus, ayo!"ucapku spontan menarik tangan Kim dengan cepat meninggalkan tempat ini.

Langkahku terhenti dan cepat melepas tangan Kim begitu di depan gerbang istana.

"Kita kesana dengan apa? Jalan kaki?"

"Tidak, kamu tunggu disini. Aku akan mengambil kuda milikku"

"Oh, baik dan cepatlah!"

Kim berlari menuju kandang kuda, ia berlari penuh dengan semangat dan tersenyum. Hatinya penuh bunga yang menghiasi dunia pagi ini.

Aku menunggu Kim disini, dan sekali-kali melihat jam di handphone. Sekarang masih pukul 06.00 pagi.

"Ah, semoga saja aku tidak terlambat! Jika terlambat aku bisa mampus di sekolah"gumanku.

Tak beberapa lama kemudian, Kim datang dengan kuda putih kesayangannya. Kuda berwarna seputih awan ini adalah kuda jantan.

"Ayo naik!"ajak Kim

"Bagaimana cara naiknya?"

"Ya ampun! Apa kamu tidak bisa naik kuda?"

"Ya, kamu benar"

"Oh baiklah, aku akan membantumu naik"

"Terima kasih"

Sebelum naik kuda, kupakai tasku ke arah depan lalu naik ke punggung kuda dibantu oleh Kim. Setelah aku naik, baru lah Kim naik. Lalu Kim mulai memacu kuda dengan cepat untuk sampai ke tempat tujuan.

"Ah, ya sebaiknya kamu berpegang erat"ucap Kim

"Pada apa? Apa yang harus kupegang"

"Tentu saja pada diriku"

"Oh ya ampun!"ucapku sedikit kesal, lalu aku mulai berpegang pada tangan Kim atau bahkan pada tali.

Tapi nampaknya Kim tahu bahwa aku kesulitan berpegang, hingga ia memeluk erat diriku dengan satu tangan agar aku tidak terjatuh.

"Pegang satu talinya lagi"

"Ya"jawabku.

Orang-orang di desa melihat kedekatan itu tersenyum manis, mereka pun berbisik satu sama lain. Hingga sebuah kabar datang ke telinga Ratu Mayleen.

Kabar baik untuknya.

Pagi ini Ratu Mayleen sibuk memikirkan hukuman apa yang cocok untuk penghianat kerajaan, Yobi.

Namun ketika memikirkan hal tersebut, Ratu Mayleen mendapat kabar baik dari rakyat tentang pangeran kedua.

"Yang Mulia, hamba mendengar dari rakyat pagi ini. Pangeran Kim bersama gadis itu. Mereka pergi dari istana. Nampaknya Pangeran Kim menyukainya. Saya dengar juga dari penjaga kuda. Pangeran Kim datang dengan hati gembira mengambil kudanya di kandang. Ia mengambilnya sendiri. Ini tidak seperti biasanya. Pangeran Kim datang penuh dengan kehangatan. Dayang juga melihat Pangeran Kim semalaman menunggu gadis itu hingga terbangun"ucap salah satu Menteri.

"Begitu, jika begitu aku tidak akan menghalanginya. Tapi bagaimana dengan gadis yang telah mengkhianatiku? Dan juga dengan Kayora dan Yora? Apa mereka baik-baik saja pagi ini?"

"Maaf Yang Mulia, hamba belum melihat mereka pagi ini. Mungkin mereka belum bangun"

"Hah, baiklah. Katakan pada Sasuke, jika Yobi telah bangun ia harus memasukan Yobi ke tahanan. Jika ia membebaskan gadis itu maka hukumannya akan jatuh padanya, dan dianggap sebagai pengkhianat"

"Baik Yang Mulia, hamba mohon diri!"

"Silahkan"

Begitu menteri itu pergi, Ratu Mayleen kembali memikirkan hukuman Yobi dan hubungan Pangeran Kim dengan Rembulan.

"Ah, apa sebaiknya aku menjatuhkan hukum pada Yobi berdasarkan keinginan gadis itu ya? Dia yang telah menyelamatkan dan menahan Yobi saat ini. Hah, sebaiknya kukatakan saja ketika dia kembali"guman Ratu Mayleen.

Di pagi yang cerah ini, Yora dan Kayora yang terbangun bergegas mencari Rembulan. Mereka teringat akan janji untuk mengantar Rembulan di pagi hari. Kayora yang bergegas, ia tak sengaja menabrak Kazame di tengah pintu hingga kepala mereka sakit dan terjatuh. Kayora bangun dan langsung berlari tanpa berkata-kata. Yora yang menyusul langkahnya dihalangi oleh Irranix, dan Kazame yang mengelur kepalanya akibat terbentur dengan kepala Kayora.

"Dia mau kemana?"tanya Irranix

"Ya ampun, kami sudah janji dengan Rembulan untuk mengantarnya pulang pagi ini tapi ini sudah sangat pagi. Kami harus mencari Rembulan sekarang"ucap Yora

"Oh baiklah, aku akan membantu. Ayo Kazame, kita cari Rembulan!"

"Oke baiklah, kita ke kamarnya sekarang"

"Emang Rembulan dimana?"tanya Yora

"Kudengar di kamar Pangeran Kim, ia tak mau Rembulan terluka jadi ia menjaganya semalaman"

"Oh…Kayora"teriak Yora

"Apa?"

"Di kamar Pangeran Kim!"

"Oh baiklah"jawab Kayora segera mengubah arah langkahnya, ia segera menuju kamar Kim.

Kami semua menuju kamar Kim. Kayora yang lebih dulu masuk ke kamar Kim tanpa ketok pintu. Disana ada beberapa dayang yang membersihkan kamar dan menyapu halaman.

Kayora tidak mendapati Kim disini, ia pun bertanya pada dayang.

"Dimana Pangeran Kim?"

"Dia sudah bangun, tadi kulihat dia bersama Rembulan"

"Oh begitu, kemana?"

"Maaf, saya tidak tahu kemana"

"Hah, ya ampun!"

Kami yang datang pun segera bertanya.

"Ada apa?"tanya Yora

"Pangeran Kim dan Rembulan sudah pergi"

"Kemana?"

"Tidak tahu, mereka tak bertanya pada Kim. Ah….semoga saja Rembulan sudah pulang"doa Kayora

"Ah, kalau begitu mengapa kita tidak menyusul mereka. Mereka pasti sudah disana"ide Irranix

"Ide bagus. Ayo Kayora, kita pergi!"

"Oke!"

Kayora dan Yora pergi tanpa mengajak Irranix dan Kazame. Mereka berdua yang ditinggal mengelengkan kepala.

"Astaga mereka lupa dengan kita!"ucap Irranix

Kazame menggelengkan kepala lalu berucap, "Apa boleh buat? Kita bukan teman perempuan!"senyumnya.

Namun tiba-tiba Kayora dan Yora datang kembali, mereka berdua segera menarik tangan dua pria ini menuju kandang kuda.

"Ambil kuda kalian, kita akan pergi ke pohon ruang waktu itu"ucap Yora

"Kukira kalian akan lupa dengan kami!"jawab Kazame

"Tentu tidak! Aku ikut denganmu, Kazame"ucap Kayora

"Ya, aku ikut dengan Irranix"

"Tentu, tidak masalah"ucap Irranix

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like