Tapi dalam sebuah serangan, Kazame dan Irranix secara bersamaan tak sengaja melihat tatapan medusa yang membuat mereka segera menjadi batu. Melihat hal itu Kim, dan Sasuke segera berusaha menghindar dari tatapan mata merah medusa. Ya ketika medusa menjadi dua, mata medusa pun berubah menjadi merah.

Kayora dan Yora yang melihat orang dicintainya menjadi batu, mereka berdua segera menyerang medusa tanpa perintah. Ratu Mayleen tidak dapat mencegah Kayora dan Yora.

Kayora dan Yora yang menyerang membabi buta segera mendapat perlawanan dari medusa. Tatapan merah itu juga telah membuat mereka berdua membantu.

"Tidak…."ucapku berteriak melihat dua sahabat menjadi batu.

Tubuhku tak dapat menompang tegak diriku lagi, aku segera terjatuh. Berlutut di tanah. Aku melihat dua sahabatku, air mataku mengalir membasahi pipi. Aku kehilangan dua sahabatku. Kenanganku bersama mereka teringat jelas dipikiranku. Kutundukan kepala ke bawah hingga rambutku menutupi wajahku. Sekarang aku tak dapat melihat mereka yang bertempur melawan medusa.

Kelengahan menyelimuti Ratu Mayleen hingga dirinya terkena serangan ekor medusa. Ratu Mayleen terlempar jauh dan mengenai pohon. Ratu Mayleen jatuh pingsan.

Pasukan Ratu Mayleen dan menteri datang untuk menyelamatkan Ratu Mayleen dan menyerang medusa. Tapi mereka terkena tatapan merah medusa itu hingga menjadi batu. Semua orang pun melangkah mundur setelah membawa Ratu Mayleen pergi ke tempat aman, lalu memberi pertolongan padanya. Sisanya memilih bersembunyi, dan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang medusa.

Kim, dan Sasuke berusaha melemahkan medusa. Mereka berkali-kali mendapat tatapan medusa itu, tapi mereka menutup matanya hingga terkena serangan ekor. Tubuh mereka terlempar jauh. Tapi walau terlempar jauh, mereka berusaha bangkit dan melawan medusa kembali.

Darah mengalir dari mulut mereka, dan luka di tubuh karena serangan pedang medusa. Kim melihat sahabat mereka yang menjadi batu membuat dirinya marah, namun tak bisa bergerak lebih cepat karena luka ditubuhnya terasa sakit. Kim dan Sasuke saling tatap memberi aba-aba untuk menyerang medusa.

Serangan terakhir mereka dengan harapan medusa dapat dikalahkan. Kim dan Sasuke mengarahkan pedang ke depan, dan berlari menyerang medusa. Tapi medusa dapat mengalahkan mereka dengan mudah.

Lagi, mereka berdua terlempar dan kali ini tubuh mereka mengenai pohon hingga sulit untuk bangkit lagi. Kim terbaring ditanah, dan hanya bisa melihat medusa dan gadis yang ia cintai menangis tak dapat berbuat apa-apa.

Medusa tersenyum sinis, ia melihat musuhnya tak dapat bergerak lagi. Ia pun melihat seorang gadis menundukan kepalanya ke bawah hingga wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya.

"Hah..hay gadis manis, sekarang lihatlah semua temanmu! Mereka semua akan mati sebentar lagi. Tapi aku yakin kamu ingin mendahului mereka kan?"ucapnya dengan lidah yang menjulur.

Medusa mendekati Rembulan dengan tangannya kembali ke semula, tangan medusa kembali menjadi dua dan tubuhnya menjadi satu. Tangan medusa yang memegang pedang mulai mengangkat pedang itu ke atas, tepat dibawahnya adalah Rembulan. Ia mulai mengayunkan pedangnya ke bawah tepat mengenai leher Rembulan.

Saat bersamaan, Kim melihat kejadian itu begitu juga dengan Sasuke. Kim terlihat menangis, ia berteriak "Tidak…..!!".

Ayunan pedang itu mulai mengenai Rembulan. Tetapi entah kenapa, bukannya Rembulan mati namun malah pedangnya patah. Ya pedang di tangan medusa patah menjadi dua seperti baru saja mengenai benda yang lebih kuat.

Medusa kaget, ia pun melangkah mundur.

"Apa? Kenapa ini? Bagaimana mungkin bisa terjadi?"guman medusa

Tiba-tiba Rembulan yang menundukan kepalanya ke tanah, mulai berdiri tegak. Wajahnya pun mulai terlihat. Wajah yang cantik bagaikan sinar bulan dengan rambut panjang yang terurai. Angin datang berhembus, dan cahaya bulan menerangi tempat itu. Kini Rembulan telah dibawah sinar bulan yang membuat tubuhnya bercahaya.

Tubuhnya mengalirkan sihir murni seperti milik Ratu Rembulan. Mata Rembulan yang hitam pun berubah menjadi biru bagai lautan.

Medusa pun dibuat kaget lagi, jelas medusa melihat dalam diri gadis itu adalah aura sihir murni yang kuat. Aura itu jelas tak bisa dianggap remeh.

Kini perlawanan itu hanya antara medusa melawan gadis yang lugu mendadak menjadi gadis aneh.

"Heh, kau rupanya? Masih saja mencoba mencari masalah ya? Apa yang telah kau lakukan padaku itu belum cukup Yobi?"ucap Rembulan melihat medusa yang memperhatikan dirinya.

Ucapan Rembulan itu telah membuat Sasuke dan Kim kaget. Mereka tidak menyangka jika medusa itu adalah jelmaan Yobi.

Tanpa jawaban Yobi mulai menggunakan sihirnya membentuk sebuah pedang, lalu ia menyerang Rembulan yang tanpa senjata.

Medusa mulai mengayunkan senjatanya, ia ingin membunuh gadis itu dengan cepat. Tapi saat ia menyerang, dua pedang dengan cepat menceganya.

Ya, dua pedang itu adalah milik Kim dan Sasuke yang dikendalikan dengan sihir oleh Rembulan.

Kini medusa akan melawan dua pedang itu, ya pedang itu bertarung tanpa orang. Sihir mengendalikan mereka.

Medusa pun tak habis ide untuk menghabisi gadis itu. Ia mulai membuat dirinya menjadi dua, dan berupaya menatap gadis itu dengan mata merah. Tapi rupanya gadis itu telah melindunginya dengan lingkaran. Gadis itu telah melindungi dirinya hingga medusa tak dapat menyentuh ataupun menyakitinya.

"Brukkk…."tubuh medusa dihatam sihir murni hingga melangkah mundur. Tubuhnya terjatuh ke tanah. Dua pedang pun telah berada disini kanan kiri hingga medusa tak dapat berbuat apa-apa.

Tapi ular tetap lah ular, medusa berusaha melarikan diri walau pedang telah mengancam nyawanya. Saat itulah pedang kedua pedang itu memotong ekor medusa hingga darah keluar, dan ekornya terputus. Medusa pun kesakitan, tubuhnya yang dua menjadi satu kembali. Tangannya yang empat kembali menjadi dua, dan matanya kembali menjadi kuning.

Tak lama setelah itu, tubuhnya kembali menjadi manusia yang memperlihatkan dirinya yang sebenarnya adalah Yobi.

Ekor yang terputus itu bukanlah kaki Yobi melainkan sebuah kalung ular yang terpotong. Yobi tak bisa berbuat apa-apa. Dirinya melemah seketika. Kalung dikenankannya pun terjatuh dari leher. Buah kalung yang tersisa adalah kepala ular, s.e.m.e.ntara ekornya terletak di tanah. Dua pedang terus mengikutinya, kini nyawanya terancam kembali.

Sasuke yang melihat itu segera mendekati Yobi, ia memeluk erat kekasihnya. S.e.m.e.ntara Kim mendekati Rembulan namun ia juga menjaga jarak dengan Rembulan untuk tidak terlalu dekat dengannya.

"Rembulan, kumohon maafkan Yobi"mohon Sasuke sambil memeluk Yobi yang lemah.

Rembulan menatap tajam, dan dua pedang masih mengarah padanya.

"Rembulan, jika kamu bersikeras membunuh Yobi karna temanmu dibuatnya menjadi batu maka bunuh aku juga!"ucap Sasuke lagi

Rembulan masih menatap tajam mereka berdua, matanya yang biru tak berkedip sedikit pun. Lalu tangannya mengarah ke depan seperti menunjuk seseorang. Dan dua pedang itu pun menyerang ke belakang Sasuke dan Yobi. Dua pedang itu diperintah menyerang orang lain dan bukanlah Sasuke dan Yobi.

Tepat, seketika itu aura kegelapan keluar dan pergi bagaikan asap. Aura kegelapan itu sirna seketika. Dua pedang pun terjatuh ke tanah, dan bersamaan dengan itu Rembulan jatuh pingsan tak sadarkan diri.

Cahaya bulan menerangi tempat ini, teman-teman yang menjadi batu tidaklah mati. Mereka kembali menjadi manusia. Ketika mereka pulih menjadi manusia, Kayora dan Yora dengan cepat mendekati Rembulan.

Kim telah membaringkan tubuh Rembulan dalam pangkuannya, lalu dia membawa Rembulan ke harem untuk diberi pertolongan. Kayora dan Yora menyusul Kim.

S.e.m.e.ntara Sasuke membawa Yobi ke harem untuk di obati. Kazame dan Irranix segera menyusul Kayora dan Yora.

Kim membawa Rembulan dengan penuh harapan Rembulan akan cepat sadar. Kayora dan Yora juga berharap begitu, mereka tak menyangka akan berakhir begini.

Malam yang hening kembali datang, bulan mulai diselimuti awan. Kegelapan pun datang dengan kesunyian. Sangat gelap hingga tak terlihat sekali pun. Tak ada cahaya yang terang disini, tak ada siapun kecuali kesunyian nan hening.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like