Cahaya bulan yang bersinar mulai redup, ia berlindung di awan hingga tak terlihat. Langit tak menunjukan akan turun hujan. Bintang masih bertaburan dilangit. Malam pun semakin larut. Penjaga pun mulai lelah, mereka bergantian untuk berjaga. Angin malam mulai menusuk kulit hingga mengigil dingin.

Perlahan-lahan suara gemercik ular terdengar jelas lalu senyap sepi datang menghampiri. Sepasang bola mata merah telah mengamati keadaan sekitar istana. Mereka yang berjaga sebenarnya telah berada dalam bahaya.

Penginapan untuk tamu perempuan.

Mendengarkan musik lewat MP3 musik dengan handsheet di telinga, handsheet tanpa kabel. S.e.m.e.ntara dua sahabatku sibuk belajar sihir dengan buku paduan mereka.

Memukul meja dengan satu jari dengan mengiringi irama musik yang didengarkan. Sekarang keadaan benar-benar terasa aman. Namun dalam sekejab semua itu berubah. Secepat kilat angin yang berhembus kencang meniup obor. Angin yang kencang membuka jendela hingga membuat obor di dalam rumah padam.

Hal itu spontan membuatku takut, "Aaaaaa…"teriakku ketakutan

Kayora dan Yora segera menggunakan cahaya sihir untuk menerangi ruangan ini.

"Banyala…banyala lampu…"ucap Kayora dan Yora serentak.

Segera muncullah bola cahaya terbang menerangi kami. Namun Yora segera menatap tajam keluar jendela. Ia segera mengubah tongkat sihirnya menjadi pedang, lalu berucap "Kayora!".

Kayora pun segera mengarahkan tongkat sihirnya ke depan, dan langsung melindungi diriku. Aku yang merasa bahwa sesuatu diluar telah mengincar kami, aku segera mendekati dua sahabatku. Aku berlindung pada mereka berdua.

MP3 musik terletak begitu saja di atas meja, s.e.m.e.ntara aku dan dua sahabatku telah bersiaga. Aku pun segera melepaskan handsheet, dan kini aku memasang kupingku untuk mendengar dengan jelas tanpa gangguan. Kami focus ke jendela dan pintu.

Angin yang berhembus kencang, telah membuat Kazame dan Kim curiga. Mereka pun mengiringi arah angin itu yang tertuju pada penginapan teman perempuan mereka.

Kim dan Kazame berlari, lalu tiba di depan penginapan mereka segera bersiaga karena telah melihat bayangan medusa mengintari tempat itu.

"Rembulan, kamu baik-baik saja? Cepat keluarlah!"ucap Kim mengkhawatirkan Rembulan

Aku yang mendengar suara itu, dengan aba-aba kami segera keluar dari penginapan ini.

"Dalam hitungan ke tiga kita keluar dari sini. Oke?"ucap Kayora

"Ya"

"Tiga!"

Kami pun berlari keluar penginapan, dan melihat dua sahabat kami telah menanti dan mereka bersiaga.

Aku yang berlari tak sengaja terpeleset hingga jatuh tepat mengarah pada Kim. Kim yang melihat diriku yang akan jatuh segera menjatuhkan senjatanya dari tangan dan langsung menyambut diriku. Aku terjatuh, dalam pelukan pria itu. Ia menolongku, dalam sebuah pelukan. Yang spontan membuat suasana semakin kacau.

"Kamu baik-baik saja?"tanya Kim

"Ya, bisa lepaskan aku? Terima kasih telah menolongku"

Kim segera melepaskan pelukan itu, ia pun segera mengambil pedang miliknya di tanah lalu berucap "Sama-sama, dan berlindunglah dibelakangku"

Tanpa jawaban, aku segera berlindung dibelakang pria ini. Dia sangat pemberani malam ini, dan membuat diriku jatuh cinta. Dia menawan hatiku malam ini.

Medusa mengintari kami dalam kegalapan, kami merasa kekuatannya pun bertambah. Ia mula seperti angin yang tak terlihat. Namun tiba-tiba angin yang berhembus menghilang seiring hilangnya medusa. Tak ada jejak kemana perginya medusa. Kami kehilangan jejak.

"Sial, kenapa begini? Mudah sekali dia lolos"ucap Kazame

"Ya benar, sebaiknya kita berpencar"ucap Kim

"Ya baiklah, kami bertiga akan tetap bersama. Kami akan menjaga Rembulan"

Lalu Kim dan Kazame pergi, dan kami bertiga tidak tinggal diam. Kami menyusul mereka. Kami berpencar untuk mencari medusa. Kami harap medusa masih tetap disini. Yora masih mengubah tongkat sihirnya menjadi pedang, dan cahaya sihir masih digunakan Kayora untuk menerangi langkah kami.

Tempat peristirahatan Ratu Mayleen.

Dirinya terbangun begitu merasa ada seseorang masuk ke kamarnya. Ratu Mayleen segera mengambil pedang yang tersimpan dibawah kasurnya. Ia berdiri, dan keluar dari kamar. Tetapi di tengah pintu, langkahnya terhenti oleh kehadiran medusa yang berada ditengah pintu.

Lidah yang menjulur, kepala yang dipenuhi ular dan tangannya ada 4 memegang senjata pedang yang siap menghabisi nyawa siapa saja. Tatapan medusa yang tajam bermata kuning layaknya ular.

"Hah, medusa. Kau rupanya, sedang apa kamu disini? Mau cari mati!"ucap Ratu Mayleen dengan senyuman sinisnya

"Hah, ratu yang sombong. Malam ini aku akan menghabisimu, aku ingin kamu membayar atas perbuatanmu itu!"ucap medusa segera menyerang Ratu Mayleen.

Pertarungan pun terjadi. Ratu Mayleen berusaha melindungi dirinya dari serangan sejata medusa, dan ekornya yang siap memukul tubuh siapa saja. Medusa memiliki ekor yang kuat.

Serangan ekor hampir saja mengenai Ratu Mayleen, tapi Ratu Mayleen cepat menghindar hingga pukulan ekor itu menghancurkan meja. Barang-barang kesayangan Ratu Mayleen berjatuhan dari atas meja, barang-barang itu pecah dan berserakan dilantai.

Ratu Mayleen menatap barang-barang yang dihancurkan medusa, lalu ia menyerang medusa, dan mempertahankan dirinya dari serangan balik.  Medusa masuk ke dalam kamar Ratu Mayleen, dalam kesempatan itu Ratu Mayleen keluar dari kamarnya hingga pertarungan terjadi di halaman harem.

Pertarungan itu terdengar oleh Sasuke dan Irranix yang berpatroli. Mereka segera datang dan langsung membantu Ratu Mayleen melawan medusa. Medusa yang melihat bantuan datang, ia segera mengarahkan ke empat tangannya yang memegang pedang mengarah pada mereka. Senyum medusa yang manis, dan tatapan tajam itu telah melihat darah panas mereka.

Medusa menyerang dan menghabisi mereka tanpa ampun.

Sasuke dan Irranix berusaha mengindari serangan medusa itu. Ke empat tangannya selalu siap menyerang tanpa memberi kesempatan pada musuh untuk menghindar. Ratu Mayleen yang berdiam diri segera membantu mereka melawan medusa.

Pencarian kami terhenti di harem Ratu Mayleen, kami terhenti ketika melihat medusa melawan Ratu Mayleen dan dua sahabat kami. Kami pun cepat bergabung dalam pertempuran melawan medusa. Tapi aku tidak ikut dalam melawan medusa, aku hanya diam saja karna aku tak memiliki kemampuan apapun kecuali penglihatanku pada medusa yang menunjukan dia adalah Yobi.

Kayora dan Yora berusaha melindungi Ratu Mayleen dari serangan medusa. S.e.m.e.ntara sahabatku yang lain menyerang medusa. Keenam sahabatku melawan satu medusa yang memiliki empat tangan dan ekor yang kuat.

Makhluk yang menyeramkan itu datang kembali, kulihat ia bersama medusa. Terlihat kehadiran makhluk kegelapan yang menyeramkan itu telah menambah kekuatan medusa. Kini medusa membelah dirinya menjadi dua. Tatapan medusa pun berusaha dihindari oleh teman-teman.

Tapi dalam sebuah serangan, Kazame dan Irranix secara bersamaan tak sengaja melihat tatapan medusa yang membuat mereka segera menjadi batu. Melihat hal itu Kim, dan Sasuke segera berusaha menghindar dari tatapan mata merah medusa. Ya ketika medusa menjadi dua, mata medusa pun berubah menjadi merah.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like