Sontak kucing yang ada di tangan Akira meloncat dan mengeong.

"Meong....meong!!!" suara kucing dengan seluruh bulu di badannya berdiri, kucing ini mencoba melindungiku dan Akira dari rubah ini. Tanpa diduga kucing ini membesar menjadi kucing raksasa dan langsung menyerang guru Bai. Hingga membuat guru Bai terjatuh dan terluka karena cakaran kucing. Kucing mencakar sembari mengeluarkan bunyi hingga terdengar oleh semua orang di akademi penyihir ini. Semua orang bergegas menuju sumber suara yang membuat mereka terkejut, seekor kucing besar telah menyerang guru Bai. S.e.m.e.ntara guru Bai telah merubah dirinya menjadi manusia kembali saat dirinya diserang oleh kucing ini. Dirinya tidak menyangka jika kucing ini bukanlah kucing biasa. Serangan kucing ini melukai dirinya.

Orang-orang bergegas datang kemari, termasuk Kayora, Yora, Kazame, Irranix, Charla, dan Zhe Zhi. Guru-guru dari elemen lainnya mengusir kucing itu dari tubuh guru Bai. Guru Bai pun terselamatkan meski pakaiannya menjadi tersobek-sobek hingga memperlihatkan tubuh bagian atas pria ini yang membuat semua gadis terpesona padanya. Guru Bai adalah pria tampan, kuat dan memiliki tubuh yang berotot.

Guru Baik yang melihat banyaknya orang yang berdatangan segera menyembunyikan siapa dirinya yang sebenarnya.

"Hai, apa yang terjadi. Kucing siapa itu?" ucap guru-guru yang kemudian mereka menghampiri guru Bai dan mengusir kucing raksasa yang kemudian berubah menjadi kucing kecil. Kucing kecilku berlari ke arahku, aku pun segera menggendongnya. Namun aku tidak lepas dari tatapan sorot mata.

"Guru besar, Anda tidak apa-apa?" tanya guru lainnya sembari membantu guru Bai berdiri.

"Saya tidak apa-apa!" jawab guru Bai.

Guru Bai segera dibawa pergi oleh guru lainnya untuk mengobati luka akibat diserang kucing, s.e.m.e.ntara seorang guru bertahan disini.

"Apa yang terjadi disini?" ucap guru padaku dan Akira dengan suara keras.

Aku diam saja, dan memegang erat kucingku yang menjadi tatapan incaran guru.

"Kucing itu telah mencelakai guru besar Bai, besok pagi aku tidak mau melihat kucing itu ada disini. Bawa jauh-jauh kucing itu!" ucap guru yang kemudian he pergi meninggalkan tempat ini. Zhe Zhi dan Charla, Kayora, Yora, Kazame dan Irranix mendekati kami.

"Kalian tidak apa-apa? Apa yang terjadi?" tanya Kayora.

"Rembulan, kamu baik-baik saja?" ucap Zhe Zhi.

"Itu sangat mengerikan, kami melihat yang sebenarnya. Itu menakutkan!" ucap Charla.

"Ya aku baik-baik saja"

"Akira, apa yang sebenarnya terjadi disini?" tanya Kazame.

"Guru Bai mencoba membawa An pergi, he adalah siluman rumah yang telah menghilangkan banyak anak perempuan disini" jawab Akira yang membuat teman-teman terkejut.

"Apa? Itu tidak mungkin!" jawab Kayora tidak percaya.

"Tetapi itu memang kenyataannya, kami juga melihatnya. He berubah menjadi rubah. Guru Bai mengakuinya" ucap Charla.

"Maaf, kami diam-diam mengikutimu, Rembulan" ucap Zhe Zhi mengakui.

"Mengikutiku?"

"Ya, aku hanya ingin tahu kemana kamu pergi"

Akira mendekatiku, tiba-tiba he merangkul pundakku. "Aku dan Rembulan sangat lelah, ya kan Rembulan?" ucap Akira.

Aku melihat ke arah pria ini, aku tersenyum melihat raut wajahnya yang menyembunyikan sesuatu dariku. Aku pun menjawab, "Ya benar, aku sangat lelah dan mengantuk. Akira, ayo kita pergi!."

Aku dan Akira pun pergi meninggalkan mereka semua. Teman-teman pun mulai membubarkan diri dengan penuh pertanyaan. Akira membawaku ke kamarnya. Pria ini mendapatkan kamar yang lebih baik.

Kamar Akira,

Tempat ini sepi, cahaya lampu menerangi tempat ini. Aku tidak menduga ada kamar sebagus ini. Aku duduk di lantai beralas karpet yang lembut dan meja persegi tepat di depanku. Akira memperhatikan keadaan di luar sesaat lalu segara masuk dan menutup pintunya dengan rapat. Kami berada di rumah asrama khusus bangsawan keluarga kerajaan. Tempat ini cukup megah dan nyaman untuk ditinggali. Akira mendekatiku, ia menatapku dengan senyum manis. Ia duduk berhadapan denganku. Kucing peliharaanku pun memilih beristirahat di tempat ini lebih dulu, kucingku tidur di atas meja.

"Akira, ada apa? Kamu menyembunyikan sesuatu dariku ya?" ucapku.

"Ya benar, apa aku boleh duduk di dekatmu?"

"Ya tentu saja, bukankah kita terjalin dalam ikatan!"

Akira tersenyum manis padaku, ia pun mendekatiku. Ia mencoba memelukku namun begitu pandanganku mengarah padanya sepenuhnya, ia ragu-ragu untuk melakukannya.

"Jadi apa yang ingin kamu katakan?" ucapku memulai perbincangan.

"Ya, dengarkan aku baik-baik. Bisakah kamu menjadikan ini sebagai rahasia kita berdua?"

"Ya tentu saja!"

"Kamu tidak boleh terlalu banyak bicara dan mengatakan soal guru Bai. Aku mencurigai Charla dan Zhe Zhi. Dua orang itu sangat dekat dengan guru mereka, jika kamu berterus terang apa yang kamu lihat. Mereka bisa melukaimu."

"Benarkah itu? Bagaimana kamu bisa mengatakan seperti itu pada mereka?"

"Ya tentu, aku juga memiliki yang sama sepertimu hanya saja aku dapat mendengarkan kata hati orang lain"

Sontak diriku terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Akira padaku. Aku tersenyum, aku baru tahu pria ini juga memiliki keanehan. Pernyataan pria ini membuatku tertawa kecil tetapi aku senang sekali, kami memiliki kesamaan.

"Benarkah? Jadi apa itu sungguh-sungguh?"

"Ya benar, aku tidak berbohong dan hanya kamu yang sulit aku baca pikirannya!" jawab Akira yang membuatku terkejut.

Spontan aku langsung memegang kening pria ini, aku takut ia jatuh sakit karena terlalu lama berada di luar. Namun tanganku tidak merasakan panas di keningnya, "Eh, kamu tidak sakit!"

"Hai...hai! Aku baik-baik saja loh, apakah kamu baru saja meremehkanku?" ucapnya memeluk erat diriku hingga membuatku sedikit sulit bernafas.

"Lepaskan aku! Kamu membuatku sulit bernafas!" ucapku dengan nada kesal.

Akira segera melepaskanku, ia segera menyingkirkan tangannya dariku. "Maaf, maaf! Aku tidak bermaksud menyakitimu."

"Tidak, kamu tidak menyakitiku. Aku tahu ini pertama kita terlalu dekat ya! Sebenarnya apa saja yang kamu tahu? Kamu memiliki indra keenam dan mampu membaca pikiran orang lain. Apakah itu aneh?"

"Tidak, di dunia ini hal seperti itu sangat istimewa karena jarang sekali seseorang yang memilikinya. Aku salah satunya, bukankah kamu sangat senang seharusnya? Kamu punya suami sepertiku!" ucapnya.

S.e.m.e.ntara itu seseorang telah terkejut mendengar apa yang ia dengar, ia tidak menyangka hubungan itu telah dirahasiakan dan menghancurkan harapannya untuk menjadi kekasih seorang pria yang ia idamkan. Ia pun pergi meninggalkan tempat ini, ia adalah Zhe Zhi yang diam-diam mengikuti kepergian Rembulan dan Akira.

"Hah benarkah? Ngomong-ngomong apa hanya kita berdua disini?" tanyaku melihat ke arah Akira.

"Ya tentu saja, kenapa? Apakah kamu mulai merindukanku?" jawabnya mendekatkan dirinya denganku yang perlahan-lahan ia memeluk erat diriku kembali. Namun aku masih dapat bernafas, pelukan erat nan lembut dan hangat. Ia meletakan kepalanya di pundakku sembari berucap "Aku sangat merindukanmu,apakah kamu juga merindukanku?."

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like