S.e.m.e.ntara itu seseorang telah terkejut mendengar apa yang ia dengar, ia tidak menyangka hubungan itu telah dirahasiakan dan menghancurkan harapannya untuk menjadi kekasih seorang pria yang ia idamkan. Ia pun pergi meninggalkan tempat ini, ia adalah Zhe Zhi yang diam-diam mengikuti kepergian Rembulan dan Akira.

"Hah benarkah? Ngomong-ngomong apa hanya kita berdua disini?" tanyaku melihat ke arah Akira.

"Ya tentu saja, kenapa? Apakah kamu mulai merindukanku?" jawabnya mendekatkan dirinya denganku yang perlahan-lahan ia memeluk erat diriku kembali. Namun aku masih dapat bernafas, pelukan erat nan lembut dan hangat. Ia meletakan kepalanya di pundakku sembari berucap "Aku sangat merindukanmu,apakah kamu juga merindukanku?."

Aku tersenyum dan memegang tangannya yang memeluk erat diriku.

"Aku hanya berpikir sesuatu yang aneh dengan hubungan kita ini. Aku juga merindukan Kim, aku harap ia mengirimkan pesan padaku. Tapi aku ingin kembali ke kamarku, tapi....aku tidak berani bertemu dengan guru Bai. Aku takut ia melukaiku"

"Tenanglah, aku akan menjagamu selama aku disini."

"Sungguh?"

"Ya tentu saja, kamu adalah istriku dan aku adalah suamimu. Seorang suami harus menjaga istrinya dengan baik kan?"

"Ya, tapi aku mengerti kata sebaiknya. Aku belum siap untuk itu, aku tidak ingin terlalu muda menjadi seorang ibu."

Akira tersenyum manis, dan berucap "Tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi seorang ibu. Aku akan menunggumu hingga waktunya tiba."

"Ya, baiklah. Bisakah kamu melepaskanku? Aku sangat lelah dan aku ingin pergi tidur."

Akira segera melepaskan pelukan hangat ini, ia bergegas menyiapkan tempat tidur. Ia merapikan tempat tidur seperti seorang ibu lakukan pada anak-anaknya. Disini hanya ada satu tempat tidur dan dua bantal. Pria ini telah menyiapkan sesuatu yang dianggap darurat seperti ia harus memiliki dua bantal, dan seperti harapannya. Ia akan tidur bersama istri tercintanya malam ini.

"Aku sudah menyiapkan tempat tidur untukmu, silahkan?" ucapnya.

Aku pun segera mendekati tempat tidur dan berbaring, lalu menyelimuti tubuh dengan selimut. Akira pun berbaring di tempat tidur, disampingku dan ia menyelimuti dirinya dengan selimut. Aku melihat langit-langit kamar ini. Akira juga melihat langit-langit, ia tersenyum.

"Rembulan, berjanjilah padaku bahwa kamu akan merahasia semua ini sampai pada kita menemukan bukti keberadaan gadis-gadis yang hilang" ucap Akira.

"Ya aku mengerti, aku bukan orang bodoh. Tetapi kenapa guru Bai melakukan itu semua?"

"Entahlah, tetapi mungkin ada alasan tertentu. Tapi itu tetap saja hal terlarang bagi seorang guru."

"Akira, apakah kamu mau menolong mereka?"

"Ya, jika kamu yang meminta. Aku akan melakukannya."

"Ya aku memintamu menyelamatkan mereka. Tapi tetap jaga dirimu baik-baik."

S.e.m.e.ntara itu keberadaan teman-teman Rembulan. Kayora, Yora, Kazame, dan Irranix. Mereka berada di rumah penginapan. Mereka semua berkumpul di kamar Kazame.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada guru Bai? Kucing peliharaan milik Rembulan menyerang guru Bai. Rembulan dan Akira juga ada disana, tapi mereka diam saja" ucap Kayora.

"Rembulan bilang....dan dua gadis itu melihat guru Bai adalah siluman rubah" sambung Yora.

"Ya, aku merasa aneh dengan sikap Rembulan dan Akira. Apa mungkin mereka menyembunyikan sesuatu dari kita?" ucap Kazame.

"Hem...mungkin! Aneh rasanya, bahkan guru Bai! Guru Bai pergi begitu saja, itu tampak jelas bahwa Rembulan dan Akira memiliki masalah dengan guru Bai" ucap Irranix.

Kejadian yang baru saja mereka lihat adalah menjadi topik perbincangan ini.

"Ya, sebaiknya Rembulan baik-baik saja. Tetapi apakah benar guru Bai itu adalah siluman rubah?"

"Mungkin saja benar!"

"Jika benar, itu tidak masalahkan? Siluman rubah itu baik kan?" ucap Yora yang membuat Kayora melihat ke arahnya dengan tatapan tajam.

"Apakah kamu baru saja mengatakan ketidakpercayaanmu dengan temanmu sendiri?" ucap Kayora.

"Eh, bukan begitu! Bisa saja kan Rembulan berbohong."

"Hah, pokoknya Rembulan harus menjelaskan semuanya. Dan kamu tahu kan saksinya adalah dua gadis itu, kudengar dua gadis adalah murid guru Bai. Mereka yang menjadi murid guru adalah orang-orang yang memiliki kekuatan tertentu. Mereka berdua juga melihat guru Bai yang berubah menjadi siluman rubah" ucap Irranix.

Perlahan-lahan kegelapan menghilang bersama bintang, dan bulan berjalan sesuai porosnya. Perlahan-lahan angin berhembus sejuk, dan embun pagi mulai bermunculan. Embun pagi membasahi tanaman dan membentuk butiran air yang perlahan-lahan jatuh ke tanah lalu diserap oleh tanah dan menuju akar tanaman. Air itu menjadi sumber kehidupan untuk tanaman dan makhluk hidup.

Perlahan-lahan cahaya matahari terbit di arah timur, mengusir kegelapan perlahan-lahan dan memberikan kehidupan.

*Keberadaan Rembulan.

Aku merasa ada yang aneh pada diriku, aku merasakan tubuhku sulit bergerak. Aku juga merasa sesak di sekitarku, perlahan-lahan aku mulai membuka mata dan aku terkejut, aku tidur di posisi seperti ini. Ya, Akira memeluk erat diriku. Ia benar-benar menjagaku meski aku dalam keadaan tidur. Aku menunggu pria ini terbangun, aku sulit bergerak karena pria ini memeluk erat tubuhku dan itu membuatku merasa sesak.

Aku pikir aku bisa menunggu dengan kesabaran, tetapi aku justru menjadi kesal karena pria ini terus memelukku.

"Akira...akira!" panggil ku.

Namun pria ini tidak menunjukan tanda-tanda ia akan bangun, ia seperti merasa keenakan memeluk seseorang. Mungkin ia berpikir aku ini bantal guling atau benda kesayangannya. Aku pun kembali berucap sembari mengelus-elus rambut pria ini, "Akira, bangun! Akira, bangunlah."

Seketika itu pria ini malah tersenyum manis padaku yang perlahan-lahan membuka matanya dan mencium keningku seraya berucap "Selamat pagi, istriku!."

"Pagi, kamu sudah bangun. Tolong singkirkan tanganmu dariku, aku merasa sumpek!" jawabku sembari tersenyum yang sebenarnya merasa kesal.

Akira pun segera melepaskan pelukannya, dan aku terbebas dari perasaan kesal dan sumpek itu. Aku segera bangun dan bersiap-siap untuk belajar hari ini.

Halaman depan akademi penyihir.

Semua orang telah berkumpul disini. Tidak lama kemudian, aku dan Akira datang ke tempat ini. Kami bertemu dengan teman-teman yang lain.

"Pagi, Rembulan!" sapa Yora.

"Pagi, Yora" jawabku.

"Pagi, Rembulan" sapa Kayora.

"Pagi, Kayora!" jawabku.

S.e.m.e.ntara anak laki-laki yaitu Irranix dan Kazame menyapa Akira. Irranix dan Kazame ngobrol dengan Akira, s.e.m.e.ntara aku ngobrol dengan Kayora dan Yora. Dua sahabatku ini berbincang denganku dengan suara pelan.

"Rembulan, apa yang terjadi malam itu? Apa benar jikalau guru Bai adalah siluman rubah, dua gadis malam itu jadi saksinya kan?" tanya Kayora dengan suara pelan.

"Dua gadis itu benar tidak sih, mereka adalah murid guru Bai? Siapa mereka?" tanya Yora dengan suara pelan.

"Ya seperti itu lah, aku harap ini menjadi rahasia kita bersama. Nama dua gadis itu adalah Zhe Zhi dan Charla. Mereka berdua adalah murid guru Bai. Kami tidak tahu mereka juga ada disana."

"Jadi dua gadis itu namanya Zhe Zhi dan Charla. Zhe Zhi yang mana ya? Dan Charla, orangnya yang mana?" tanya Yora yang penasaran dengan mereka berdua.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like