Rembulan: Discover Of The Moon

Chapter 301 - Bab 301

*Rembulan

Cahaya bintang dan bulan tampak bersinar perlahan-lahan. Angin sejuk sedikit berhembus, dan membuat sedikit kedinginan. Aku segera berjalan menuju pohon yang tumbuh tepat di batas akademi penyihir putih ini. Aku ingin hanya disana lah kebersamaanku dengan Kim dan Akira. Hanya disana kenangan yang tertinggal, namun aku juga berharap akan ada banyak tempat yang tertinggal lainnya untuk menjadi kenangan indah.

Aku dan dua pria itu telah resmi menjadi suami istri. Menikah dengan dua pria itu terdengar mengerikan dan hanya ada di dunia novel. Tapi, ini yang terjadi pada diriku. Aku tidak tahu harus bagaimana, aku hanya harus bersikap adil. 

Setiba di pohon yang kutuju, aku melihat bintang dan bulan yang bersinar. Tersenyum manis, menyatukan kedua tangan dan mulai memohon "Aku sangat berterima kasih, meski aku tidak mencintai yang sesungguhnya tetapi aku yakin di dalam diriku ada rasa cinta itu. Aku akan menemukan siapa diriku disini. Langit malam yang indah, kumohon sampaikan rasa rinduku pada Kim. Meski ia menyebalkan, ia tetaplah suamiku. Aku ingin dia dan Akira adil bersama. Langit malam, katakan pada Kim jikalau dirinya harus berhati-hati sekarang. Aku selalu merasa tidak tenang ketika dia pergi jauh dariku. Langit malam, aku merindukan keluargaku. Aku ingin bertemu dengan mereka. Langit malam, jaga lah Hastin dan Razel. Teman masa kecilku, Won. Jangan biarkan dia terluka. Langit malam, apapun yang terjadi....jika memang aku bisa berguna untuk orang lain. Aku akan membantu....." tiba-tiba saat itu muncul sosok hantu perempuan cantik yang mengenakan pakaian cerah, dan wajahnya terlihat pucat.

"Ada seorang gadis. Sedang apa kamu disini? Hai, kamu melihatku?" ucapnya sembari mendekatiku dengan wajah pucat itu.

Aku melihatnya dan mencoba mengedipkan mata, membuat seolah-olah aku tidak melihatnya. Berguman dalam hati, "Sial, ada hantu lagi. Dia tahu aku bisa melihatnya, ah ya ampun!."

Hantu perempuan itu terus mendekatiku hingga aku tidak tahan dan "Plakkkk!" aku menampar wajahnya hingga ia terjatuh tersubam ke tanah.

"Aww....." ucap hantu perempuan yang segera bangkit dari jatuh, dan ia langsung mendekatiku.

"Kamu benar, kamu bisa melihatku kan?" ucapnya dengan sangat dekat.

"Coba saja mendekat lagi, aku akan menamparmu!"

"Eh, bukankah manusia tidak bisa memukul hantu?" tanya hantu perempuan itu keheranan setelah aku bisa menampar wajahnya.

"Memang kamu pikir aku tidak bisa, aku bahkan bisa mengurungmu ke dalam sebuah guci suci. Apa kamu mau aku melakukan hal itu?"

Dengan ketakutan hantu perempuan melangkah mundur, sedikit menjauh dariku. "Tidak, tidak. Jangan lakukan itu padaku. Bagaimana kalau kita berteman baik?" ucapnya sembari nyinyir.

"Hah, aku tidak mungkin berteman dengan hantu. Apakah kamu hantu yang bisa aku percaya? Hampir semua hantu itu mendekati hanya karena ada maksud loh!."

Dengan wajah cuek hantu perempuan tidak mau kalah dengan ucapanku, "Memang kamu pikir aku akan minta tolong padamu? Aku bisa melakukan semuanya sendirian. Untuk apa ku minta tolong pada gadis sepertimu itu, gadis pembohong!"

Sontak aku kaget dengan ucapan hantu perempuan ini, "Apa maksudmu? Aku bukan pembohong!"

"Oh benarkah? Apa kamu pikir aku tidak tahu, kamu itu sudah memiliki dua suami yang kamu panggil dengan sebutan 'kakak'!"

"Coba saja kamu berkata lebih keras lagi, aku akan membuatmu menyesal!" ancamku.

"Hah, aku tidak takut dengan ancamanmu itu. Ngomong-ngomong mengapa kamu tidak pernah mengatakan cinta pada dua suamimu itu? Bukannya hatimu mengatakan begitu!"

Sontak diriku terdiam dan aku malu sekali, aku pun jadi memikirkan perasaanku pada Akira dan Kim. 

Lagi-lagi hantu perempuan ini mengodaku.

"Hayo! Katakan, lagi pula tidak akan ada yang mendengar ucapanmu itu loh? Mereka semua sudah tidur!" ucap hantu perempuan dengan senyum manis yang mencoba mengodaku untuk mengatakan perasaanku yang sebenarnya.

Aku pun terus berpikir, mengingat waja dua suamiku yang tampan itu dan pernikahan yang dijodohkan tanpa persetujuanku sebenarnya, itu tampak menyebalkan untuk di ingat tapi sebuah keberuntungan yang hebat.

"Hem....kalau aku memang menyukai suamiku. Kamu mau apa? Kamu sendiri kenapa gentayangan?"

"Memang apa urusannya denganmu? Ya tentu saja karena masalah yang belum selesai. Aku ini orang yang bertugas menjaga tempat ini. Kamu tahu!"

"Oh begitu ya!" jawabku tersenyum manis yang kemudian menggandeng tangan hantu perempuan dengan erat.

"Hai, hai! Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba begini?" ucap hantu perempuan kaget.

"Oh, karena kamu penjaga tempat ini. Itu artinya kamu tahu kan siapa pengeran kegelapan yang sering menculik anak gadis? Kasih tau aku ya?!"

"Tidak, aku tidak akan memberitahumu dan aku tidak akan membantumu!"

"Benarkah? Kamu yakin?"

"Yakin!" jawab hantu perempuan sembari menolah ke arah berlawanan.

Tiba-tiba terlintaslah di pikiran hantu perempuan sesuatu yang menyenangkan, "Baiklah, aku akan membantumu. Tapi kamu harus mengatakan sesuatu yang jujur padaku!"

"Apa? Apa yang harus kukatakan?"

"Apakah kamu mencintai dua suamimu itu?"

Sontak diriku kaget, wajahku memerah dan merasa malu. Aku pun menjawab dengan suara pelan, "Ya, aku mencintai mereka. Bahkan aku tidak ingin jauh dari Kim dan Akira. Hanya saja sekarang kami terpisah. Sebenarnya untuk apa aku disini? Aku bahkan tidak punya elemen apapun, aku tidak bisa melakukan apapun. Aku gadis yang bodoh!."

Tiba-tiba Akira turun dari pohon dan kedatangan dirinya membuatku kaget setengah mati. Aku tidak bisa berkata-kata lagi, suamiku berada di depanku sekarang. Akira tersenyum manis padaku.

"Kenapa? Apakah kamu tidak merindukanku? Kamu tidak menyukaiku ya? Apakah kamu menyukai pangeran kegelapan juga?" ucap Akira padaku dengan senyum manisnya.

"Oh bukan, aku sedang memegang seorang perempuan. Apakah kamu melihatnya?" jawabku beralasan dengan wajah sedikit memerah.

Akira tersenyum dan menatap hantu perempuan sebentar. Saat itulah hantu perempuan melihat aura mengerikan dari pria ini, ia ketakutan dan menghilang. Aku yang melihat hantu perempuan tidak lagi bersamaku membuatku kaget. Aku panik hanya karena disini hanya ada aku dan suamiku ini. 

Akira pun mendekatiku dengan sangat dekat, dengan suara lembut berucap "Bolehkah aku memelukmu, istriku?."

Aku merasa malu, wajah memerah dan tersenyum manis, menjawab "Ya tentu, suamiku!."

Akira yang mendengar jawaban dengan kata 'suamiku' itu merasa sangat senang, hatinya dipenuhi rasa bahagia dan ramalan itu telah terjadi untuknya. Istri yang ia tunggu telah datang dan sekarang telah menjadi miliknya. Tanpa rasa ragu, Akira memeluk erat diriku. Berada di pelukan pria ini yang memberi kehangatan. Ia lah suamiku sekarang. Aku merasa sangat tenang bersamanya.

Tidak jauh dari sana, dua gadis telah menyaksikan pelukan hangat itu. Namun mereka tidak mendengar apa yang dibicarakan dan beranggapan itu hanyalah pelukan adik dan kakak biasa. Mereka tidak mempermasalahkan itu. Melihat Akira yang sangat perhatian, Zhe Zhi merasa sangat senang dan perasaan cintanya tumbuh dengan cepat.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like