Rembulan: Discover Of The Moon

Chapter 300 - 300 ( Libur dulu)

Chapter 1 University Malvado

Pagi hari yang cerah, dimana arunika tampak bersinar terang. Di pusat kota, keramaian kota terdengar jelas. Suara knalpot mobil dan motor, suara orang-orang berbincang, kepadatan aktivitas di jalan dan aktivitas telah dimulai sejak matahari bersinar atau bahkan sebelum matahari menampakan dirinya. Kehangatan, dan pemandangan indah takjub dari keramaian kota ini. Semua orang terlihat sibuk. 

Dari sebuah taksi yang terus menuju tempat tujuan, mobil taksi berwarna kuning dan seorang gadis sebagai penumpangnya. Seorang sopir pria yang berusia paruh baya dengan hati-hati mengemudikan mobil.

Gadis itu adalah diriku, ya aku sedang menuju sebuah tempat. Sebuah kehidupan baru, dan itu dimulai dari sekarang. Aku akan pergi ke University Malvado, sebuah tempat pendidikan tinggi yang populer di kota ini. Ini adalah Kota Malvado, tempat yang ramai dan salah satu kota besar di negeri ini.

Namaku adalah An Jinshi, aku berasal dari desa terpecil yang menuju kota. Aku biasa tinggal sendiri dan namaku memiliki arti tersendiri. Mungkin orang lain akan menilai namaku berasal dari bangsa asia. Tetapi nyatanya bukan, ada maksud tersendiri dari namaku ini. Tetapi tidak perlu dipermasalahkan, dari mana pun asalmu, kamu tetap lah dirimu dan kamu diterima dimana pun berada. Saling menghormati dan menghargai satu sama lain akan mengalahkan keegoisan yang ada di benak seseorang.

Ini adalah perjalanan pertamaku di kota ini, hingga perjalanan ini terhenti di sebuah tempat yang megah. Ya ini adalah tempat tujuanku, University Malvado, kampus terpoputer tahun ini di Kota Malvado.

Aku pun bergegas keluar dari taksi, dan sopir taksi membantuku mengeluarkan koper dari bagasi, lalu aku membayarnya biaya perjalanan ini. Aku menghirup udara kehidupan yang baru, dengan aroma kebebasan yang sangat bebas. Aku pun segera menarik koperku memasuki kampus ini.

Orang-orang memperhatikan diriku dengan seksama, aku pun memperhatikan mereka semua. Kebanyakan disini para gadis mengenakan rok mini dan sedikit yang mengenakan pakaian panjang. Para lelakinya pun sangat tampan, dan suka mengoda gadis-gadis. Para lelaki disini sepertinya sangat menjaga penampilan, mereka terlihat keren dan sedikit sekali terlihat pria cukup dan culun. Tempat ini benar-benar menarik, dan aku segera di sambut oleh seorang perempuan yang terlihat sangat disiplin disini. Aku memberinya hormat selaknya, dan hanya menyikapi apa yang dikatakannya seadanya. Aku tidak akan membuat orang kesal untuk pertemuan pertama kali, karna siapapun kamu, aku tidak akan melakukan hal mengesalkan. Karna ini juga bukan sinetron. 

Berbincang dan diantar ke ruang kepala University Malvado. Kepala University Malvado menyambut diriku dengan baik, dan aku mulai diantar oleh pengawas mahasiswa disini ke asrama. Sepanjang jalan she terlihat kesal melihat tingkah laku mahasiswa yang tidak begitu baik, tetapi meski begitu tidak akan ada yang dikeluarkan dari kampus karna ini hanyah teguran. Mereka sepenuhnya tidak melakukan kesalahan yang besar.

Tiba di asrama, aku diperkenalkan dengan teman sekamar. Seorang gadis yang mengenakan rok mini dan berparas cantik.

"Hallo, perkenalkan namaku Luna. Siapa namamu?" tanya Luna padaku.

Aku tersenyum manis dan melihat seisi ruang kamar ini, gadis ini tidak terlalu buruk. She cukup rapi meski sendirian disini. Lalu aku menjawab, "Namaku An Jinshi. Senang bertemu denganmu!"

"Oh, apakah kamu dari Asia?"

"Ya, tidak juga. Tetapi apa ada masalah dengan itu?"

"Oh tidak, tentu aku senang. Aku akan punya teman sekamar yang berbeda tempat denganmu, bagaimana dengan bahasamu? Apa yang kamu gunakan?" ucapnya dengan ekspresi senang.

"Aku menggunakan bahasa indonesia, aku lebih suka itu. Bagaimana denganmu?"

"Hem.... ya aku juga suka, tapi itu termasuk pelajaran di kampus University Malvado ini. Aku kesulitan dengan itu. Tapi aku akan merasa terbantu jika kamu membantuku belajar mengenai bahasa itu. Bagaimana? Boleh?"

"Ya tidak masalah!"

"Oh asik! Aku senang. Mari, letakan barangmu. Disana adalah kasurmu. Ini tempatku. Aku sudah membuat pembatas untuk kita. Semoga kamu betah disini!"

"Ya, terima kasih!"

"Oh ya, nanti kita bicarakan soal aturan disini ya? Tidak banyak hanya tentang privasi kita."

"Oh itu bagus, soal larangan dan diijinkan ya?"

Luna menganggukkan kepala sebagai tanya ucapanku benar. Aku pun mulai menata barang-barangku di asrama ini.

Setelah selesai menata barang, aku mulai mendekati Luna. Gadis ini tampak sedang memainkan ponselnya. She mengenakan pakaian yang cukup minim, dan gadis ini cantik.

"Hai, Luna. Apakah kamu sedang sibuk?" tanyaku mendekati dan menyapanya.

"Ya, ada apa? Apakah aku baru saja mengganggu kamu?" jawab Luna sembari berhenti memainkan ponselnya.

"Oh tidak, bukan begitu. Apakah kamu mau menemaniku berkeliling tempat ini?"

Spontan Luna menggelengkan kepala, aku rasa Luna tidak mau. Mungkin she sangat sibuk. Namun dugaanku salah, Luna tersenyum manis setelah itu. She bergegas berdiri dan bersiap-siap, she mengambil tas miliknya lalu memasukan ponsel ke dalam tas.

"Aku sudah siap, bagaimana denganmu? Dengan senang hati aku akan mengajakmu jalan-jalan. Kamu mungkin harus mendengar kata dariku, dan mengingatnya. Ini penting! "

"Ya baiklah, aku sudah siap!"

Kemudian aku dan Luna tahu keluar dari kamar ini. Luna pintu depan dan daerah kuncinya. Lalu kami berdua jalan bersama, kami akan berkeliling tempat yang luas ini.

Sembari berjalan, Luna bicara padaku. Dia berucap, "An Jinshi, apakah kamu orang asia?"

"Ya, saya orang asia! Apakah disini bermasalah dengan orang asia? "

"Oh tidak, disini baik-baik saja. Oh ya, pertama kita akan menuju lapangan basket. Aku yakin Ace dan Aaron ada disana! "

"Siapa Ace dan Aaron?"

Dengan senyum manis dan wajah yang ceria, Luna menjawab "Ya dua pria idola di universitas ini. Kamu suka yang mana? Ace atau Aaron? "

"Oh, aku belum mengenal mereka. Aku tidak tahu mereka seperti apa! "

"Ya ampun, aku harap kamu suka mereka berdua. Mereka tidak hanya sekedar idola, tetapi juga pria yang hebat! "

"Oh, semoga begitu!".

Kami berdua pun bersama-sama tersenyum manis. Ya like Luna sangat menyukai pria ini, entah siapa yang dia sukai. Tetapi dia tampak dekat dengan dua pria ini.

****

Kemudian aku dan Luna bergegas keluar dari kamar ini. Luna mengunci pintu dan menyembunyikan kuncinya. Lalu kami berdua jalan bersamaan, kami akan berkeliling tempat yang luas ini.

Sembari berjalan, Luna bicara padaku. She berucap, "An Jinshi, apakah kamu orang asia?"

"Ya, saya orang asia! Apakah disini bermasalah dengan orang asia?"

"Oh tidak, disini baik-baik saja. Oh ya, pertama kita akan menuju lapangan basket. Aku yakin Ace dan Aaron ada disana!"

"Siapa Ace dan Aaron?"

Dengan senyum manis dan wajah yang ceria, Luna menjawab "Ya dua pria idola di university ini. Kamu suka yang mana? Ace atau Aaron?"

"Oh, aku belum mengenal mereka. Aku tidak tahu mereka seperti apa!"

"Ya ampun, aku harap kamu menyukai mereka berdua. Mereka tidak hanya sekedar idola, tetapi juga pria yang hebat!"

"Oh, semoga begitu!".

Kami berdua pun bersama-sama tersenyum manis. Ya sepertinya Luna sangat menyukai pria ini, entah siapa yang she sukai. Tetapi she tampak dekat dengan dua pria ini.

Lapangan basket University Malvado.

Terlihat banyak penonton disini, dan dua kelompok pemain basket yang menunjukan bakat dan kemampuan mereka. Para gadis yang menyoraki idola mereka.

"Aaron!"

"Ace!"

"Aaron!"

"Ace!"

"Aaron!"

"Ace!"

"Aaron!"

"Ace!"

"Aaron!"

"Ace!"

"Aaron!"

"Ace!"

"Aaron!"

"Ace!"

"Aaron!"

"Ace!"

Teriakan itu terus bergeming di telingku. Penonton yang sangat bersemangat memberi dukungan pada idola mereka. Aku pun mengikuti langkah Luna yang berjalan menuju tepi lapangan basket. Kami menghampiri teman Luna disini. Seorang pria bergegas mendekati kami, he mengambil minuman di dalam tas miliknya. He menyiram wajahnya dengan air di dalam botol minuman dengan gaya yang keren hingga membuat para gadis yang melihat bertambah gila dan memujanya.

Bahkan Luna, dirinya bahkan rela basah karena percikan air dari wajah pria itu. Aku sendiri tidak mau, aku segera menutupi wajahku dengan kain dan menjauh. Ini gila dan pria itu seperti tidak punya sopan santun, percikan air dari wajahnya itu sangat jorok. Itu campuran dari keringat yang bau.

Setelah membasahi wajahnya, he segera mengeringkan wajah dengan handuk. Kemudian he mendekati Luna, dan bicara padanya.

"Hai, Luna! Ada apa? Siapa orang di sampingmu?"

"Hai, Ace. She mahasiswa baru, dan teman sekamarku. An Jinshi, perkenalkan ini namanya Ace. Ace, kenalkan ini An Jinshi!" ucap Luna memperkenalkan kami berdua.

Pria ini mengulurkan tangannya padaku, bermaksud untuk berjabat tangan tetapi aku hanya membalasnya dengan anggukkan kepala. Luna yang melihat ini sedikit canggung, she merasa tidak nyaman atas perkenalan ini. She sendiri menyadari kalau Ace sedikit jorok pada gadis yang baru dikenalnya.

"Ah ya maaf! Aku kotor ya, mungkin lain kali kita perlu makan bersama. Hai, Luna?" ucap Ace menarik tangannya kembali.

"Ya ada apa?"

"Apakah kamu malam ini akan ikut?"

"Kemana?"

Ace tersenyum, he berupaya memberi bahasa isyarat akan sesuatu. He menggerak-gerakkan tangannya. Hingga Luna mengingat sesuatu yang telah direncanakan.

"Oh ya tentu saja, aku akan ikut."

"Bagaimana dengan she? Apakah kamu akan mengajaknya? Aku rasa Aaron akan sangat senang mendapat yang baru itu!" ucap Ace menyembunyikan maksud tertentu.

"Oh, apa maksudnya? Kamu menyukainya? Ajak saja she. Aku akan memberikan kuncinya padamu. Lagi pula tidak ada yang bisa menolak dirimu itu!" jawab Luna sembari menunjuk tubuh Ace.

"Oh ya ampun! Tetapi bagaimana kalau she tidak menyukaiku?"

"Huh... apa kamu bersikap ramah pada seseorang? Lakukan saja dengan si merah segar itu dan she pasti akan merasa gerah lalu memulainya sendiri. Aku sangat sibuk dengan priaku, malam ini pasti akan menjadi malam yang panjang."

"Kamu sama sekali tidak membantu, Luna. Rencanakan lah sesuatu untukku agar aku bisa bersama dengannya!" ucap Ace sembari melihat teman baru Luna yang memperhatikan pertandingan basket berlangsung.

"Oh baiklah, tenang saja! Kamu siapkan saja sesuatu itu" ucap Luna sembari mendekati Ace dan berbisik di telinga, "Staminamu jangan sampai kalah, atau kamu akan dikucilkan!".

Ace yang mendengar ucapan itu tersenyum sinis, lalu he menjawab "Ya bagaimana mungkin aku akan kalah dalam bertempur! Katakan saja kapan aku bisa memulainya?"

"Ya baiklah, aku akan memberi kabar padamu selanjutnya!" ucap Luna kembali mendekati An Jinshi.

Aku melihat Luna kembali mendekat, she sepertinya telah selesai bicara.

"An, ayo kita pergi!" ajak Luna padaku.

"Eh, mau pergi? Yang baru saja namanya Ace kan? Lalu dimana Aaron?" jawabku.

"Oh he? He sibuk! Mungkin saja he sedang sibuk di kamarnya. Saat ini kegiatan kampus sedang tidak banyak, ya kamu tahu lah lebih baik tidur di kamar kan?" ucap Luna sembari menarik tanganku, membawaku pergi.

Aku pun mulai mengikuti langkah Luna. Kami berdua kembali mengelilingi tempat ini. Luna memperkenalkanku pada tempat lainnya hingga kami kembali ke asrama lagi. 

Setiba di asrama, Luna mulai membuka pintu kamar. Aku dan Luna pun segera masuk. Berjalan menuju tempat tidur masing-masing. Luna terlihat kelelahan, she mengambil minuman segar yang di simpannya di bawah kasur. Aku yang memperhatikan Luna sesaat, melihat tingkahnya dan dibuat terkejut. Aku pikir she akan mengambil sesuatu di bawah kasurnya. She menarik sebuah kota yang terbuat dari kayu, kotak berbentuk peti harta karun. She mulai membuka peti harta karun, dan mengambil sebotol minuman red wine. Aku yang memperhatikan Luna terkejut. Aku tidak menyangka bahwa gadis ini menyukai minuman seperti itu.

Luna membuka minuman red wine, dan meminumnya. Gadis ini meminum banyak red wine hingga tubuhnya merasa kepanasan, she pun mulai berbaring di tempat tidur dan mengambil ponselnya. Mengirim pesan pada seseorang.

"Sayang, aku disini merasa gerah. Tapi ada anak baru disini, aku akan pergi menemuimu" tulis Luna di ponselnya, lalu mengirim pesan ini pada seseorang.

Aku melihat hal itu dan berpikir Luna baik-baik saja. Aku pun mempersiapkan diri untuk pergi jalan-jalan lagi. Sebelum pergi aku berucap, "Luna, aku pergi dulu"ucapku berpamitan.

Luna bergegas bangun dari tempat tidurnya, lalu she berucap "Oh baiklah, kapan kamu akan kembali?"

"Ya, aku pikir nanti malam!"

"Oh baiklah, selamat bersenang-senang!"

"Ya!" jawabku yang kemudian mulai pergi meninggalkan tempat ini.

Aku segera berjalan menuruni anak tangga, dan keluar dari asrama. Tetapi saat aku hendak pergi meninggalkan asrama, aku melihat seorang pria berjalan menuju asrama, pria yang berpenampilan layaknya pria nakal. Aku pun segera pergi meninggalkan tempat ini, menuju gerbang university Malvado dan mencari taksi untuk menuju tempat yang aku inginkan. Tidak perlu waktu yang lama, aku mendapat taksi dan segera masuk ke dalam.

"Sopir, antar aku cafe magie!" pintaku.

"Baik nona!" jawab sopir.

Ya sebelum aku tiba di kota ini, aku terlebih dahulu mencari tempat populer di kota ini dan aku menemukan tempat yang bagus untuk dikunjungi. 

S.e.m.e.ntara itu di asrama, kamar Luna.

Seseorang telah mengetok pintu kamar Luna, Luna yang mendengar ketokan pintu itu dengan tumbuh semboyongan she bergegas berdiri dan membuka pintu. She melihat kekasihnya datang, sang pria itu bergegas memeluk erat Luna dan masuk ke dalam kamar ini. Luna yang setengah sadar memeluk pria ini, dan pria ini membalas pelukan Luna dengan sebelah tangan. S.e.m.e.ntara tangan yang satunya mengunci pintu kamar Luna, dan meletakan kunci di atas meja. Setelah itu, pria ini mulai memeluk erat Luna. Dengan setengah kesadaran Luna pun menc.u.mbu pria ini dengan mesra, dan pria ini membalas kecupan Luna. 

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like