"Haruskah aku memberi restu pada Yobi? Tapi jika pernikahan itu terjadi, bagaimana dengan putraku? Pangeran Kim. Ya Tuhan, kenapa Engkau memberikan hamba-Mu cobaan seperti ini. Apa yang harus hamba lakukan? Putra hamba pasti sangat sedih. Apakah hamba harus segera mencari seorang gadis untuk mengantikan Yobi di hati Pangeran Kim?"ucap Ratu Mayleen.

"Maaf yang mulia, hamba rasa ucapan yang mulia benar. Mungkin dengan begitu hati Pangeran Kim tak terluka. Saya sarankan yang mulia mencari gadis yang menarik, dan sesuai dengan keinginan Pangeran Kim",

"Hah, ya sayangnya itu sangat sulit. Tak masalah jika ia bukan seorang putri, asal dia benar-benar mencintai Pangeran Kim dan Pangeran Kim mencintai dirinya",

"Yang mulia, bagaimana jikalau ini dibuat sayembara saja?"

"Ah, tidak. Itu akan memakan waktu yang panjang, lebih baik Pangeran Kim sendiri yang menemukan gadis itu. Tapi bagaimana caranya agar dia dengan cepat menemukan gadis itu?"

Semua orang pun mulai berpikir, mereka mencoba mencari jalan terbaik dan saling bertukar pikiran. Mereka semua nampak bersemangat untuk membantu Ratu Mayleen memecahkan masalah ini.

Pangeran Kim berjalan menuju singasana Ratu Mayleen, kedatangannya membuat kaget semua orang. Ratu Mayleen yang melihat putranya datang segera merubah suasana. Pangeran Kim pun memberi hormat pada ibunya.

"Hormatku pada ibu, aku ingin bicara dengan ibu. Hanya berdua",

"Bangunlah putraku, ya baiklah kita akan bicara dan sekarang sudah waktunya juga kita makan siang"kata Ratu Mayleen sambil berjalan lebih dulu menuju ruang makan.

Kim pun segera mengikuti langkah ibunya dari belakang. Mereka menuju ruang makan, s.e.m.e.ntara para menteri dan yang lain terus berusaha mencari ide yang bagus untuk menemukan seorang gadis yang cocok dengan Pangeran Kim.

Ruang makan, Pangeran Kim dan Ratu Mayleen duduk di lantai beralas karpet lembut dengan meja di depan mereka. Hanya ada mereka berdua dan dayang yang mengawasi.

"Putraku, Kim. Ibu senang bisa melihatmu, dan kita makan bersama. Bagaimana dengan misimu, apakah kamu sudah menemukan medusa?"kata Ratu Mayleen membuka pembicaraan.

"Ibu, ya…teman-temanku menemukannya. Dia bilang Yobi adalah medusa, aku mendengarnya. Tapi aku tak percaya, dia gadis baik",

"Jadi apakah ini firasat temanmu atau kebenaran?"

"Firasat, aku tak tahu yang sebenarnya. Namun temanku itu percaya bahwa gadis itu adalah medusa dan aku pun tahu bahwa ia sebentar lagi akan menikah dengan Pangeran Sasuke",

"Hah, siapa yang mengatakan gadis itu medusa?"

"Kayora, Yora dan Rembulan. Tapi sepertinya yang mengetahui dan menjadi saksi adalah Rembulan. Ia selamat dari penculikan, medusa menculiknya dan baru saja ia juga diserang medusa. Gadis itu mungkin akan menjadi target selanjutnya",

"Kau mengkhawatirkan gadis itu? Ia baru saja diselamatkan Akira",

"Ya aku mengkhawatirkannya, dia teman baruku dari negeri yang jauh. Penampilannya sangat berbeda dengan kita",

"Kenapa kamu tidak menemaninya saja, bukankah dia selalu dalam bahaya. Mungkin ketika kamu ada didekatnya, medusa akan muncul lalu kau menyerang medusa dan menangkapnya",

"Ibu, kenapa ibu memberi saran itu padaku?"

Ratu Mayleen kaget dan mulai sedikit cemas, "Eh, aku hanya ingin kamu menyelesaikan misi",

"Ibu…",

"Apa?"

"Ibu…"

"Ya baiklah, ibu akan mengakuinya. Ibu lakukan ini demi kebaikan kamu, ibu tak mau kamu bersedih. Sebentar lagi kakakmu akan menikah, dan ibu tahu kamu juga mencintai Yobi, jadi ibu berusaha untuk membuatmu bahagia. Ya walau dengan cara mencarikan gadis lain untukmu. Kamu setuju jika ibu mendekatkanmu dengan Rembulan? Gadis itu menurut ibu cantik. Apakah ia memiliki kemampuan sihir atau semacamnya?"

"Ibu, dia sama seperti kita. Hanya manusia biasa, dan dari negeri yang jauh",

"Ah, ibu tak peduli dia dari mana. Jika kamu menyukainya katakan saja pada ibu, ibu akan berusaha menahannya disini selama yang kamu mau",

"Ah….",

Percakapan terhenti ketika Pangeran Sasuke datang dan bergabung. Ratu Mayleen menyambut kedatangan putranya dengan penuh kebahagian. Makan bersama pun dimulai dengan percakapan yang menarik.

"Ibu, kenapa ibu sangat membenci Yobi?"tanya Sasuke

Ratu Mayleen menatap Sasuke sejenak, lalu minum dan meletakan cangkir dengan pelan. Menarik napas panjang, dan menghembuskannya, "Karna dia…",

"Karna dia gadis biasa? Tapi aku dan dia saling mencintai, dan dia telah melakukan apa yang ibu minta"kata Sasuke memotong ucapan ibunya.

"Bukan, karna dia…dia seharusnya memutuskan bagaimana hubungan itu terjalin dengan baik. Apakah ia pernah memilikirkan seseorang yang pernah bersamanya? Pernahkah ia memahami perasaan orang lain?",

Sasuke terdiam sejenak, lalu berucap "Ibu, ibu…kumohon"pinta Sasuke

"Ibu, kakak Sasuke benar. Ibu seharusnya memberi restu karena pengorbanan mereka"ucap Kim dengan lapang dada. Kim harus merelakan Yobi sekarang.

Ratu Mayleen menatap Kim, putra sulungnya. Ia kembali menarik napas panjang dan menghembuskannya. Ia tersenyum manis, seraya berucap "Baiklah, ibu akan memberi restu padamu. Namun ibu akan menurunkan tahtamu, bukan sebagai Pangeran Mahkota",

Pangeran Kim kaget mendengar ucapan ibunya, begitu juga dengan Sasuke. Mereka saling tatap satu sama lain, tanpa pikir panjang Sasuke berucap "Ya baikalah, aku tak perlu tahta!"

"Ibu ingin kamu memimpin pasukan, itu lebih baik untukmu kan?"

"Ya jika ibu menyukainya"

"Tentu saja, bukankah Yobi juga gadis yang bisa masuk dalam dunia perang? Dia gadis yang hebat jadi mengapa kalian tidak memimpin menjadi pemimpin dalam perang?"

"Ya, ibu benar. Kami akan berusaha untuk dapat diandalkan"

"Ya ibu harap begitu",

"Baiklah, aku sudah kenyang. Terima kasih atas makananya, aku akan menemui Yobi"

"Silahkan"

Pangeran Sasuke pergi, kini hanya ada Kim dan ibunya.

"Ibu, apa maksud ibu?"

"Apa? Ibu tidak akan memberikan posisi yang tepat padanya. Bukankah setimpal dengan semua ini. Gadis itu mengkhianatimu kan? Ibu tahu itu",

"Tapi tidak seperti itu, untuk membalasnya",

"Mau gimana? Semua sudah jelas, gadis itu memilih putra mahkota. Jika nanti ia membatalkan pernikahan hanya karena Sasuke bukan pewaris kerajaan maka gadis itu hanya ingin memanfaakan kalian selama ini. Dan kamu, sebaiknya kamu menjauh dari Yobi mulai sekarang. Kamu bisa menemukan gadis lain selain dia, gadis itu nyatanya memang mengkhianati kamu",

"Ah, ya aku tahu. Ya akan kulakukan",

Ratu Mayleen tersenyum, "Dan aku akan mengumumkan bahwa kamulah putra mahkota selanjutnya dan mewarisi kerajaan ini. Ibu ingin kamu memiliki seorang istri yang memahamimu dengan baik. Bukan karna tahta dan harta",

"Ya, aku berpikir sama dengan ibu"senyumnya,

Pangeran Sasuke berjalan menuju ruang bawah tanah, dimana Yobi di tahan. Wajahnya berseri, hatinya sedang senang hari ini. Apa yang diimpikannya telah tiba, ibu telah memberi restu meski ia harus kehilangan gelar sebagai putra mahkota dan sebagai calon raja.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like