Berjalan bersama Akira, kami menuju sebuah tempat yang disebut perbukitan. Orang-orang desa sering melintas kemari untuk menuju desa mereka. Tak heran jika ada rumah-rumah yang didirikan di pinggir hutan. Suara burung berkicau masih terdengar, suara yang indah.

Aku terus mengikuti langkah pria yang berjalan disampingku. Aku pun mulai bertanya, "Kamu akan membawaku kemana? Akira"

Dia berhenti menglangkah, memperlihatkan senyum terbaiknya padaku. Ya dia memang tampan, "Aku sudah mengatakannya padamu, bahwa kita jalan-jalan",

"Lucu sekali, kenapa penampilanmu berubah? Mana tandukmu?"tanyaku mendekatinya

"Oh, kupikir kamu akan lupa denganku. Ya ini penampilanku sebagai manusia",

"Aku tak akan lupa denganmu, bagaimana mungkin aku bisa lupa. Kau adalah orang pertama yang aku lihat dengan penampilan itu. Itu membuatku kagum denganmu",

"Benarkah itu?"

"Ya, aku tidak bohong. Tapi bagaimana pun juga aku tetap melihatmu dengan penampilan yang dulu. Tapi anehnya dimata temanku, kamu hanya dilihat sebagai manusia",

"Ya itu karna hanya yang memiliki indra ke enam yang dapat melihat yang sebenarnya. Ya tidak semuanya, hanya orang yang memiliki kemampuan khusus, sepertimu",

"Kemampuan?"

"Ya, apa kau tak tahu?"

"Tidak",

"Memang kamu berasal dari mana hingga tak tahu?"

"Dari Desa Akurai",

"Em, aku belum pernah dengar tentang desa itu. Tapi yang jelas hanya orang yang memiliki kemampuan khusus yang dapat melihat wujud asli seseorang",

"Jadi kita akan jalan-jalan kemana?"

"Kamu mau kemana?"

"Ya aku ingin melihat desa ini, bagaimana denganmu? Tapi bagaimana kamu dapat masuk ke istana? Apakah kamu dikenal oleh Ratu Mayleen?"

"Ya, aku dikenal Ratu Mayleen. Baiklah, kita akan jalan-jalan ke desa",

Aku kembali mengikutinya, kami akan ke desa sekarang.

"Rembulan, kamu berapa lama akan tinggal disini?",

"Aku akan tinggal disini sampai medusa di tangkap, dan pulang menyelesaikan sekolah. Hari libur aku akan kemari. Tapi kenapa aku harus bilang padamu, kamu kan…"

"Dia dan aku hanya mengikat janji. Aku berikan ramuan awet muda untuk memenuhi persyaratan pernikahan mereka, dan dia berikan persyaratan untuk mendapatkan ramuan itu",

"Benarkah itu? Bagaimana aku bisa mempercayai katamu itu?"

"Apa aku terlihat berbohong padamu saat ini?"

Aku melihat Akira sejenak, memandangnya dan dia memang tak berbohong.

"Baiklah aku percaya",

Kemudian kamu kembali berjalan menuju desa. Berjalan bersamanya di desa ternyata membuat perhatian kecil. Pria ini nampak dikenal oleh warga desa ini. Ia bahkan sempat menyapa beberapa orang dan membalas sapaan mereka.

Seorang pemilik kedai makanan menyapa Akira, "Tuan Akira, mampir dulu?"

"Ya terima kasih, tapi aku harus menemani gadis ini jalan-jalan",

"Ya baiklah, lain kali saja",

Seorang pedagang kain menyapa Akira, "Tuan Akira, mampir kemari! Kau membawa seorang gadis. Apakah dia pacarmu?"

Akira segera melihat ke arahku, aku pun langsung mengalihkan pandangan ke tempat lain. Berpura-pura tak mendengar ucapan pria itu.

Akira hanya tersenyum manis pada pedagang kain, " Terima kasih, lain kali aku akan mampir",

Kemudian kami kembali berjalan, kami melintasi pedagang perhiasan. Aku pun tertarik untuk melihat barang dagangannya. Mendekati toko perhiasan yang memperlihatkan perhiasan yang di jual dalam kaca.

"Wah, semuanya berkilau. Ini indah sekali"kagumku

Akira juga memperhatikan beberapa perhiasan, lalu berucap "Bagaimana dengan sepasang cincin ini. Apa menurutmu bagus?"tunjuk Akira pada sepasang cincin dengan salah satu cincin berhias permata.

"Ya itu bangus, indah sekali"kagumku

Pemilik toko perhiasan datang menghampiri, lalu berucap "Oh Tuan Akira. Ini adalah perhiasan yang dibuat dengan batu permata. Kami menggunakan bahan material terbaik"sambil memperlihatkan sepasang cincin padaku.

"Nona silahkan mencobanya"katanya lagi,

Aku pun segera mengambil cincin berhias permata dan memasangnya di jari manis. Semua begitu terlihat indah dan berkilau.

"Wah, ini bagus sekali. Dan cocok dengan tanganku. Berapa harga cincin ini?"tanyaku sambil memandang jari manisku.

"Harganya 5 keping emas"

"Hah, keping emas? Ah, maaf. Ini sangatlah bagus, terima kasih"jawabku segera melepas cincin dari jari manis dan meletakannya di tempatnya dengan baik.

"Untuk Tuan Akira dan Nona, saya bisa beri harga rendah. Hanya 4 keping emas"katanya

Aku pun hanya bisa menatap cincin itu lagi, lalu tersenyum manis. Aku tahu pemilik toko ini sangat baik hingga mau menurunkan harga cincin itu.

"Permata di cincin itu sangat bagus ya, bewarna biru. Apakah sama seperti intan?"tanyaku

Pemilik toko perhiasan tersenyum manis, "Ini dibuat dengan batu permata yang langka, dari pengunungan Lotus. Batu permata ini hanya dapat ditemukan dibawah cahaya bulan. Permata ini hanya ada beberapa. Seingat saya hanya ada 2 saat ini ditemukan. 1 permata sudah terjual, dibeli oleh Pangeran Sasuke dengan kekasihnya. Nah, karena Tuan Akira sanagt berjasa pada negeri ini maka saya menawarkan 4 keping emas. Pangeran Sasuke dengan kekasihnya membeli dengan 200 keping emas. Saya telah menawarkan pada mereka untuk membayar 3 keping emas, tapi mereka menolak. Ah maaf saya jadi bercerita panjang dengan, Nona dan Tuan Akira",

"Ya tak apa, aku menyukai permata ini. Di negeriku tak ada yang seperti ini. Hanya ada permata biasa, batu-batu permata yang langka harganya juga mahal namun tak ada yang seperti ini"jelasku

"Maaf, Nona. Nona berasal dari mana?"

"Saya dari Desa Akurai",

"Wah, saya tidak pernah mendengar tentang Desa Akurai sebelumnya. Itu pasti desa yang sangat jauh",

"Ya, Tuan benar sekali",

"Rembulan, jika kamu suka ambil saja. Nanti aku yang bayar"kata Akira

Aku terkejut, pria ini mau membayarkan perhiasan langka nan mahal ini. Aku pun segera menolaknya tanpa pikir panjang. "Tidak, tak perlu. Aku rasa, aku sudah cukup senang untuk melihat perhiasan ini. Ya kupikir sekarang pengetahuanku bertambah juga karena pemilik toko ini, menceritakan tentang perhiasan ini"

"Aku tak akan memaksamu jika kamu tak mau"kata Akira

"Tuan, terima kasih banyak sudah berbaik hati mengijinkanku memakai perhiasan ini. Lain kali aku akan datang dan membelinya. Aku permisi dulu"kataku segera menarik tangan Akira pergi menjauh.

Begitu terasa jauh dari toko perhiasan, aku segera melepaskan tangan Akira. Lalu berjalan lebih dulu, aku memperhatikan bunga yang dijual pedagang disini. Bunga-bunga yang segar, wangi dan bewarna-warni.

Akira terdiam sejenak, ia memperhatikan tingkah Rembulan yang mendekati penjual bunga. Akira mulai mengangkat tangannya, ia memberi isyarat pada seseorang untuk menghadap.

Seorang pria segera mendekati Tuan Akira, "Ya, Tuan Akira"ucapnya

"Tolong kamu kembali ke toko perhiasan. Lakukan apa yang harus kamu lakukan, jangan sampai ada yang tahu",

"Baik, Tuan Akira"

Pria itu cepat pergi sebelum Rembulan membalikan diri, dan mendekati Akira.

Melihat  Akira tak ada disamping, aku pun cepat mencarinya. Dia ternyata masih berada di belakang, tak jauh dariku. Aku pun segera menghampirinya. Aku kembali menarik tangannya menuju toko bunga.

"Wah bunganya indah, Nona cantik dari mana Nona mendapat bunga yang indah ini?"tanyaku

"Saya membelinya dari berbagai petani bunga, dari berbagai wilayah"jawabnya dengan ramah

"Oh begitu, bunga-bunga ini indah. Akira, apa kamu suka bunga?"tanyaku

Pria itu memperhatikan bunga-bunga yang dijual, lalu berucap "Ya, bagaimana denganmu? Yang mana yang kamu suka?"

"Bunga mawar, menurutku itu bunga yang wangi dan indah",

Pemilik toko bunga pun berucap, "Tuan Akira, senang melihatmu. Tuan Akira bersama siapa?"

Akira pun diam saja tak menjawab, lalu ia spontan menarik tanganku menjauh dari toko bunga. Begitu dikeramaian, Akira melepaskan tangannya, lalu berucap "Maaf, kita pergi ke tempat lain saja ya?",

"Ya baiklah"jawabku kembali berjalan lebih dulu.

Akira kembali memberi isyarat kepada seseorang, seorang pria yang sama menghampirinya.

"Ya, Tuan Akira",

"Kembali ke toko bunga, bawa bunga mawar yang indah",

"Baik, Tuan Akira",

Pria itu pergi, dan Tuan Akira mulai menyusul Rembulan.

Lagi-lagi Akira tak disampingku, aku pun menoleh ke belakang dan ia tak ada. Aku mulai panik, dan mulai mencari Akira. Mencari Akira dijalan yang kulalui. Karena panik, aku tak sengaja menabrak Akira. Begitu bertemu dengannya, kepanikanku mulai sirna. Aku merasa legah.

"Akira, kamu kemana saja? Aku pikir, aku akan terpisah denganmu",

"Aku disini, dan tak kemana-mana. Jangan khawatir, itu tak akan pernah terjadi",

"Janji?"

"Ya, aku janji"

Acara jalan-jalan kami berakhir ketika matahari mulai berada di atas kepala. Akira mengantarkanku kembali ke istana. Di halaman istana, dibawah pohon yang rindang.

"Rembulan, aku harus pergi. Senang bisa jalan-jalan bersamamu hari ini",

"Ya aku juga, aku harus menemui teman-temanku. Aku juga senang jalan-jalan bersamamu, mungkin kita bisa jalan-jalan lagi nanti",

"Ya. Baiklah, sampai jumpa",

"Sampai jumpa Akira",

Akira pergi meninggalkan tempat ini, dan aku bergegas pergi ke penginapan menemui teman-teman. Setiba di penginapan, kulihat Kayora dan Yora sedang duduk di beranda. Wajah mereka dipenuhi rasa kesal dan letih. Aku pun segera menghampiri dan duduk di samping Yora.

"Ada apa dengan kalian?"tanyaku

"Ah, hari ini mengesalkan sekali. Eh, tapi kamu dari mana saja? Kami khawatir padamu",

"Iya, kami mengkhawatirkan kamu tau! Kamu sudah membuat kami hampir putus saja, untung saja temanmu datang"sambung Kayora

"Maaf, tapi aku mulai kesal dengan medusa yang menyerangku. Memang aku salah apa padanya? Dia memang jahat",

"Medusa adalah makhluk terkutuk, dan dia tak mengenal gadis baik sepertimu. Tapi aneh sekali, mengapa kamu menjadi sasarannya di pagi hari?"

"Iya benar, ini aneh sekali. Biasanya kan medusa muncul dimalam hari, nah ini siang hari. Ngomong-ngomong kamu menyimpan sesuatu apa hingga membuat medusa marah? Menyerang disiang hari?"kata Kayora

"Aku tidak tahu, tapi anehnya pria menyeramkan itu tak ada didekatnya. Oya, menurutku sih pria menyeramkan itu bukan masalah untuk kita. Tapi medusa lah yang menjadi sumber masalah. Hah, tapi menurutmu bagaimana kita menyelesaikan masalah jikalau Yobi dalam penjara, s.e.m.e.ntara kita tahu bahwa medusa itu adalah…",

"Adalah…siapa?"ucap Pangeran Kim,

Aku yang melihat Pangeran Kim mendekat kaget, aku pun mulai mengubah topic pembicaraan. Aku tahu jika berkata didepannya yang ada hanyalah menambah masalah. Pria ini bahkan tak akan percaya jika Yobi adalah medusa. Akan lebih baik menyembunyikan yang sebenarnya dari dirinya.

"Jadi medusa siapa?"tanyanya lagi

"Medusa adalah makhluk berdarah dingin"

"Ya tentu saja, kalian baik-baik saja kan?"

"Ya kami baik"jawab kami serentak

"Ya sudah aku pergi dulu, nanti malam kita berkumpul di beranda, di tempat biasa"kata Kim yang kemudian melangkah pergi.

Kami yang melihat Kim pergi pun legah,

"Syukur lah…dia sudah pergi"ucapku

"Ya benar, untung saja dia tak tahu",

"Jika ia tahu yang ada kita menambah masalah, hah…untung saja selama ini kita tidak memberitahu yang sebenarnya",

"Ya benar, kau tahu Rembulan. Ucapanmu tadi sangat bagus, kamu tidak memberitahu yang sebenarnya",

"Ya, aku berucap begitu karena aku merasa Pangeran Kim dan Sasuke bersaudara. Mereka tinggal diistana dan adik kakak. S.e.m.e.ntara Yo ( sebutan untuk Yobi) adalah gadis yang dicintai Sa ( Sebutan untuk Sasuke). Jika aku berkata yang sebenarnya yang ada kita dapat masalah baru",

"Anak pintar"puji Yora

"Kalian sendiri kenapa berwajah kesal?"

"Ya ampun, kau tahu Rembulan! Latihan sihir lah yang membuat kami kesal. Kami juga capek!"

Tersenyum, lalu tertawa kecil.

"Kenapa kamu tertawa?"tanya Kayora

"Ya karna semua latihan itu perlu tenaga. Semua orang yang sukses pasti pernah latihan, mengalami berbagai rintangan dari kegagalan hingga menjadi sukses. Aku saja telah gagal, untung kalian datang tepat waktu coba saja kalian tak datang. Mungkin aku sudah ada dalam peti mati. Oya, siapa yang telah menyelamatkanku?"

Kayora dan Yora saling tatap,

"Pangeran Kim"jawab Yora

"Oh, dia. Dia ternyata baik juga ya?"

"Ya Kim itu sangat baik, hanya saja dia juga mencintai Yobi hingga membuat dirinya diluar kendali. Apa lagi sekarang ia akan melihat Yobi menikah dengan Sasuke. Kim sedang galau berat. Dan, misi ini juga membuatnya sedih",

"Hah, masalahnya akan cepat selesai jika dia mengakui perbuatannya",

"Siapa?"

"Yo",

"Hah, tak semudah yang kau ucapkan. Yo adalah yang dicintai",

"Ah, sudahlah…kita ke dalam saja. Aku lelah…"kata Kayora.

Kami pun masuk ke rumah, kami mulai membersihkan diri dan beristirahat. Setelah membersihkan diri, kami mulai merias diri. Melepas lelah dengan duduk bersama di ruang tamu. Kayora dan Yora melatih sihir mereka di ruangan ini. S.e.m.e.ntara aku memainkan handphone yang kubawa dari rumah.

Memutar musik yang spontan membuat kaget dua sahabatku. Mereka malah segera mencari seseorang yang menyanyikan lagu.

"Dimana orang itu?",

"Siapa yang bernyanyi di tengah hari ini?"

"Oh, yang bernyanyi adalah artis",

"Artis, siapa dia? Dia dimana?"

"Kalian kenapa?"tanyaku heran kepada dua sahabatku yang mencari seseorang.

"Katamu artis yang menyanyi, dia dimana?"

"Ya ampun, aku memutar musik dan yang bernyanyi adalah artis terkenal. Handphone yang memutar lagu"jawabku sambil memperlihatkan handphoneku.

Mereka pun segera mendekat, menyentuh handphoneku seperti orang tak mengenal teknologi sebelumnya.

"Benda apa ini?"

"Apakah ini sihir?"

"Ini adalah handphone, bukan sihir. Ini adalah teknologi",

"Apapun namanya, benda ini hebat. Ia memiliki sihir",

"Ini bukan sihir, Kayora. Ini handphone",

"Ah, sama saja. Benda yang mengeluarkan sebuah keajaiban artinya dia memiliki sihir",

"Ya ampun. Eh, tapi kalian suka lagu apa?"

"Kami suka lagu...",

"Ah, lagu apa itu? Aku tidak mengerti bahasanya",

"Ya tentu saja kamu tak paham, lagu sihir pemanggil cahaya. Hanya saja tak berfungsi pada penyihir seperti kami",

"Oh, apa kalian suka lagu ini?"tanyaku memutar sebuah lagu genre percintaan.

Sebuah lagu mulai di putar tanpa henti, dan kami mulai menikmati setiap musik yang dimainkan. Suasana kesal, marah dan kebencian kami mulai pudar. Kami mulai merasa senang setelah mendengar lagu. Perasaan kami mulai bahagia.

Di singasana Ratu Mayleen, dia duduk di kursi tahtanya. Para menteri, dan orang bawahannya memperhatikan dirinya, mereka siap menerima perintah. Ratu Mayleen memikirkan tentang kedua putranya.

"Haruskah aku memberi restu pada Yobi? Tapi jika pernikahan itu terjadi, bagaimana dengan putraku? Pangeran Kim. Ya Tuhan, kenapa Engkau memberikan hamba-Mu cobaan seperti ini. Apa yang harus hamba lakukan? Putra hamba pasti sangat sedih. Apakah hamba harus segera mencari seorang gadis untuk mengantikan Yobi di hati Pangeran Kim?"ucap Ratu Mayleen.

"Maaf yang mulia, hamba rasa ucapan yang mulia benar. Mungkin dengan begitu hati Pangeran Kim tak terluka. Saya sarankan yang mulia mencari gadis yang menarik, dan sesuai dengan keinginan Pangeran Kim",

"Hah, ya sayangnya itu sangat sulit. Tak masalah jika ia bukan seorang putri, asal dia benar-benar mencintai Pangeran Kim dan Pangeran Kim mencintai dirinya",

"Yang mulia, bagaimana jikalau ini dibuat sayembara saja?"

"Ah, tidak. Itu akan memakan waktu yang panjang, lebih baik Pangeran Kim sendiri yang menemukan gadis itu. Tapi bagaimana caranya agar dia dengan cepat menemukan gadis itu?"

Semua orang pun mulai berpikir, mereka mencoba mencari jalan terbaik dan saling bertukar pikiran. Mereka semua nampak bersemangat untuk membantu Ratu Mayleen memecahkan masalah ini.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like