Kayora dan Yora tersenyum manis, dengan menyimpan kebenarannya tentang Ratu Mayleen. Senyum manis mereka mengiringi tenggeramnya matahari, dan kegelapan datang. Bintang dan bulan pun mengantikan sang surya itu. Malam yang indah, dengan bintang yang bertaburan menghiasi. Tak ada tanda akan turun hujan malam ini, malam pertamaku tinggal di istana ini bersama teman-teman.

Begitu kegelapan datang, cahaya lampu dari pelosok desa mulai menerangi wilayah ini hingga tempat ini pun lampu-lampu dinyalakan oleh dayang-dayang.

Aku dan dua sahabatku masuk ke rumah, mempersiapkan diri untuk jalan-jalan keluar.

"Malam ini kita jalan-jalan sebentar, pasti menyenangkan!"

"Jalan-jalan ke desa?"

"Bukan, hanya sekitar sini"

"Aku ikut, eh tapi aku penasaran. Sebenarnya kalian ini siapa? Aku baru tahu jikalau Kim itu seorang pangeran"

Kayora dan Yora tertawa kecil, lalu Yora berucap "Kamu takut berteman dengan kami, atau lebih suka berteman dengan bangsawan, mungkin sederajat denganmu"

"Tidak, bukan itu. Aku hanya malu, dan takut tak ada yang mau berteman denganku"

"Hah, ya ampun! Kau tahu Pangeran Kim itu berbeda dengan yang lain. Kami selalu menerimamu sebagai teman kami. Kim, dia lebih suka dipanggil Kim oleh teman-temannya, jadi yang memanggil Kim adalah sahabat Kim. Pangeran Kim dan kami diberi perintah untuk menangkap dan menyelesaikan misi medusa ini. Ia meresahkan warga"

"Begitu ya!"

"Hem, dan Ratu Mayleen, haraplah agak hormat padanya. Ia bukan hanya sekedar menyandang gelar ratu tetapi ia adalah wanita yang kuat"

"Ya aku akan mengingat itu"

Kemudian aku dan dua sahabatku jalan-jalan disekitar istana ini. Kami bertemu dengan Kazame dan Irranix.

"Wah, kalian disini. Sedang jalan-jalan, mau kemana?"sapa Irranix

"Ya kebetulan sekali bertemu, kalian melihat Kim?"

"Tidak, aku rasa ia menghadap sang ratu"

"Oh begitu"

Kebetulan pria yang kami bicarakan muncul, ia berjalan mengarah ke arah kami dengan senyuman manis.

"Kalian disini, maaf ya aku baru bisa menemui kalian. Mari kita duduk  untuk berbincang-bincang"ucapnya

Kemudian kami duduk di beranda, mengelilingi meja bundar.

"Jadi apa rencananya?"tanya Kim

"A..ah maaf, aku rasa aku tak bisa melanjutkan semua ini"ucapku dengan pelan

Kayora dan Yora kaget, dengan nada tinggi dan tubuhnya mendekat denganku, Kayora berucap "Apa? Bagaimana mungkin? Kita sudah sejauh ini dan kau mendadak menyerah!"

Dengan tatapan sinis, Yora melihat ke arah Rembulan "Kenapa? Apa yang membuatmu tak enak hingga menyerah begitu saja?"

Kulihat wajah teman-temanku disini dengan tenang, "Apa nanti akan berakhir dengan bahagia? Dan kalian tahu siapa yang kita hadapi? Di istana ini aku bisa menebaknya jikalau Yobi dan Sasuke adalah putri dan pangeran yang dicintai rakyatnya",

Kayora kembali duduk dengan tenang,

Kazame tersenyum, lalu berucap "Aku tahu maksudmu, tenang saja Yobi bukanlah seorang putri yang disukai Ratu Mayleen. Dia dan Ratu Mayleen tak cukup adil, seperti Kim dan Pangeran Sasuke. Kamu tak perlu takut, justru kami semua ditugaskan untuk menungkap khasus ini. Medusa telah banyak menelan korban jika, dan jika tak dihentikan bisa-bisa kerajaan ini kena imblasnya".

"Ah, jika begitu aku sedikit mendapat harapan bahwa sesuatu yang terjadi kelak tak akan menjadi masalah. Jadi rencananya adalah mempergok medusa itu hingga menjadi manusia. Tapi itu sulit!"

"Buku yang aku pelajari, tak ada yang berhubungan dengan medusa yang satu ini. Aneh…."kaya Yora.

"Hem, apa kita menunggu ia mencari mangsa lagi?"ucap Irranix

"Ah, yang benar saja. Yang ada nanti kita buat kekacauan di istana ini"jawab Kayora

"Hem, tak masalah jika istana ini kacau atau harem yang kacau. Tapi masalah jika kita mempergok medusa begitu saja, bisa-bisa jika jadi sasarannya"ucap Kim

"Ahah, Rembulan bukannya kamu pernah melihat pria menyeramkan di dekat medusa ya? Bagiamana kalau kita tangkap ia sebagai umpan"ide Kazame

Aku, Kayora dan Yora saling tatap.

"Tak mungkin!"

"Tak akan bisa!"

"Kau harus berlatih ilmu sihir dan bela diri beribu-ribu tahun untuk mengalahkannya"

"Hey, memang siapa pria itu?"tanya Kim

"Dia adalah Raja iblis!"

Ketiga pria ini kaget, mereka pun langsung mencari ide yang lain. Bahkan Kazame dan Irranix memilih mengalihkan pandangan mereka ke langit. S.e.m.e.ntara Kim menundukkan kepalanya ke bawah lalu kembali melihat kami semua.

"Kim, bagaimana kabar Yobi?"tanya Yora

"Oh dia, dia bersama Sasuke dan kudengar ia telah menemukan obat kecantikan itu. Ya sesuai syarat Ratu Mayleen akan pernikahan mereka"

"Obat kecantikan?"tanyaku yang teringat akan botol ramuan yang diberikan raja iblis ke medusa saat itu.

"Iya, ramuan kecantikan untuk memenuhi persyaratan pernikahan mereka dari ibu",

"Oh, begitu ya"

"Jadi Yobi sekarang menjadi seorang gadis yang memiliki kecantikan abadi!"

"Em, begitu",

"Ah, sulit sekali!"pikir Irranix

"Kita ikuti saja dia diam-diam, hingga kita menemukan bukti yang kuat untuk menghabisinya"Ide Kayora

"Sepertinya itu ide bagus, satu-satunya cara adalah menjaga Ratu Mayleen dari serangan gadis itu. Yang aku takutkan adalah ia menghabisinya dan menjadi ratu. Ia pasti akan menjadi ratu yang kejam"duga Yora

Mendadak Kim berucap dengan keras, ia tak terima akan ucapan Yora. "Dia bukan gadis seperti itu!"

Yora tertawa kecil di depan Kim, yang kemudian diikuti teman-teman yang lain, yang membuatku bingung.

***

Seseorang telah mendengar kedatangan Pangeran Kim di istana yang membuat dirinya gemetar. Ia telah mengamati gerak-gerik Pangeran Kim dan teman-temannya.

"Gadis itu bagaimana bisa lolos? Apa Tuan Akira tidak menyukai korbanku kali ini?"

Seseorang dalam kegelapan itu pergi yang menyisakan suara gemercik ular, yang tak sengaja di dengar oleh Pangeran Kim, dan teman-teman.

Suara gemercik ular yang melintas bagai angin membuat kami yang berpikir keras mencari jalan keluar dari masalah ini sontak bergerak cepat. Mengamati tiap bangunan, memperhatikan tiap-tiap sudut.

Sontak Kim, Kazame dan Irranix bergerak cepat. Mereka pergi meninggalkan tempat ini mencari sumber suara gemercik ular itu. S.e.m.e.ntara dua sahabatku bersiap siaga, mereka mengarahkan cahaya sihir menerangi tempat ini dan menemani teman-teman yang pergi. Diriku mendekatkan diri pada dua sahabatku, memperhatikan keadaan sekitar.

"Apa medusa akan menyerang kita kali ini?"tanya Kayora

"Hah, jika dia lakukan itu maka kali ini aku tak akan membebaskan dirinya sedikit pun!"jawab Yora

"Aku rasa di sudah pergi, atau dia mencari target lain?"gumanku

"Ah, sial. Dia mencoba meloloskan diri dariku ya?"ucap Yora menatap tajam kedepan.

Begitu keadaan dirasa aman, kami kembali duduk dan cahaya sihir mulai menghilang. Teman-teman pun kembali. Duduk memutar dengan wajah kesal.

"Dia lolos!"

"Sial, seharusnya kita cepat bergerak!"

"Ya mungkin saja dia hanya melintas, dan kita bukan targetnya"

"Sepertinya kita akan patroli kali ini"

"Ya baiklah",

"Ya baiklah, aku akan menjaga Rembulan"ucap Kayora dengan senyuman manisnya. Kayora dan Yora hanya saling tersenyum karena telah mengetahui apa yang harus dilakukannya.

"Ya sudah kami kembali ke penginapan dulu. Selamat malam semuanya"ucap Yora

"Ya selamat malam"jawab Mereka

Aku dan dua sahabatku kembali ke penginapan, menutup pintu dengan rapat dan mulai menyiapkan makan malam. Dengan keahlian yang dimiliki Yora, ia menggunakan sihir untuk membuat bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dinikmati. Kali ini Yora merasa dirinya sangatlah beruntung karena kali ini sihirnya berhasil.

"Ini menyenangkan sekali! Ah sudah lama tak menggunakan sihir untuk makanan"kata Yora

"Ya, benar sekali"

"Dan aku sangat beruntung, tidak ada yang gagal kan?"

"Em…"

"Ah memang sihir kalian ada yang pernah gagal?"tanyaku

Dua temanku mulai tersenyum dan melihat ke arahku, "Ada banyak kegagalan dari kami berdua"ucap Kayora dengan nada pelan.

"Dan kami hanya menutupinya dengan senyuman agar tak membuat suasana kacau. Kami bisa panik saat sihir gagal karena sulit mengembalikan dari kegagalan itu"jelas Yora

"Oh begitu, aku kurang mengetahui soal ini. Tapi dinegeriku sihir itu seperti sulap. Mengunakan trik tangan"senyumku

"Ya benar, tapi sihir disini berbeda. Apa dinegerimu tak ada sihir murni?"tanya Kayora

"Ya tidak ada bahkan sihir, adanya peramal dan dukun"

"Dukun?"

"Ya dukun seperti peramal dan sihir. Tapi bukan penyihir"

"Ya kami mengerti seperti tabib"

"Hem, benar"

"Kali ini kita makan nasi, sayur dan sedikit daging",

"Ya maafkan kami, Rembulan. Hanya ini yang kami bisa"

"Tak masalah, ini lebih dari cukup. Dan kalian tak bersusah payah mendapatkan semua ini"

"Hahah, iya benar"

***

Tengah malam dibawah cahaya bulan, dan semua orang terlelap tidur. Penginapan, kamar Rembulan dan dua sahabatnya. Terlihat mereka sedang tertidur lelap. Malam ini bulan benar-benar telah menerangi negeri ini hingga siapa saja yang melintas di jalan dapat terlihat.

Kamar Ratu Mayleen, ia sedang tertidur lelap seorang diri dengan pengawal di depan kamar dirinya yang sedang berjaga.

Pangeran Kim dan dua sahabatnya sedang berjaga-jaga di sekitar istana bertemu dengan Pangeran Sasuke. Percakapan hangat terjadi, Pangeran Kim hanya tersenyum manis menyimpan rasa bencinya pada pangeran mahkota, Sasuke. Ia jelas mengetahui sosok pangeran Sasuke dan gadis yang mendampingi pangeran mahkota itu kelak. Gadis yang juga dicintai pangeran Kim.

"Pangeran Kim, malam-malam begini sedanga apa di luar? Kalian berpatroli lagi? Bukannya disini aman dari serangan medusa?"tanya Sasuke

"Ya, tapi belum tentu aman dari pencuri jadi kami berpatroli. Tak ada masalah kan?"bohong Kim

"Ya tak masalah, akan kuanggap kalian sedang latihan. Ya siapa tahu kalian malam ini memang menghadapi pencuri sehingga kemampuan kalian bsia diandalkan dan melampaui diriku"senyumnya yang pergi begitu saja.

Tinggal pangeran Sasuke telah membuat pangeran Kim tersingung, ia tahu bahwa pangeran Sasuke telah meremehkan dirinya.

"Sombong sekali!"ucap Kim

"Hah, ya sudahlah ayo kita kembali bertugas"ajak Kazame

"Em, lebih baik begitu. Mungkin nanti ia akan sadar bahwa kamu lah yang berhak akan tahta itu"ucap Irranix

Mereka pun kembali berpatroli dan sekali-kali melihat ke langit, mengamati bintang dengan harapan.

Pangeran Sasuke berjalan menuju kamarnya, ia tersenyum manis dan sangat senang karena Yobi telah kembali dan sebentar lagi dirinya akan menikah dengannya lalu menjadi raja. Ia akan memimpin negeri ini dengan gadis yang ia cintai. Sasuke teringat akan ucapan Ratu Mayleen padanya.

"Putraku, aku akan merestui hubunganmu dengannya jika ia mendapatkan ramuan awet muda untuk dirinya dan kamu berhasil menyelesaikan satu misi bersama adikmu. Saya memperhatikanmu dan adikmu yang tak pernah adil. Maka kali ini kalian akan bertugas bersama, dan jika kamu berhasil maka ibu akan merestui hubungan kalian. Namun ibu juga akan memilih siapa diantara kalian berhak mendapat tahta kerajaan ini",

Ingatan Sasuke terhenti, ia segera membaringkan tubuhnya di kasur. Memperhatikan langit-lagit dan berucap " Ya aku akan membuktikan bahwa aku yang yang akan mewarisi tahta itu, dan akan kubuktikan bahwa dugaan ibu pada Yobi selama ini adalah salah. Dan aku bukanlah pria yang egois".

***

Menatap langit-lagit, tatapan mata merah yang tajam dan suara gemercik ular pelahan-lahan menghilang dari ruangan ini. Tubuhnya yang separuh ular dan manusia berubah menjadi manusia seutuhnya. Menjadi gadis cantik nan jelita. Matanya kembali menghitam dan senyuman itu telah dikenal.

Kamar Yobi, ia menutup jendela kamar dan terhenti. Ia memperhatikan cahaya bulan purnama sejenak lalu menutupnya.

"Rencanaku berhasil, dan aku sebentar lagi akan menjadi seorang ratu. Aku akan menguasi negeri ini lalu mengusir gadis sialan itu. Hem, sepertinya aku juga harus mengembalikan gadis itu pada Tuan Akira. Aku yakin dia kehilangan gadis itu sekarang!".

Baru saja dibicarakan pria itu muncul tepat di depan Yobi,

"Tak perlu, aku sendiri yang akan mengawasinya"

"Apa? Tuan Akira, bagaimana nanti orang lain mengetahu semua ini. Gadis itu juga terlihat bukan gadis biasa"

"Ya memang benar, ia dapat melihatku meski orang lain tidak. Aku rasa dia juga memiliki indra ke-enam sepertimu"

"Jadi, Tuan Akira ada perlu apa datang kemari? Sepertinya sangat penting"

"Kau benar, memang ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu. Pertama kusarankan kamu untuk tidak merubah dirimu kembali menjadi medusa. Jika tak mau dalam bahaya, gadis itu telah menjadi sebuah ancaman bagimu. Ia mengetahui sosokmu yang asli"

"Aku akan menyingkirkannya"

"Bagaimana caranya? Mengotori tangan sendiri itu tak baik"

"Akan kuhabisi dengan caraku sendiri dan aku juga tak akan mengotori tanganku"

"Gadis pintar, tapi karena dia adakan tumbal yang kamu berikan padaku maka aku ingin kamu membawa dia kehadapanku. Aku sendiri yang akan membawanya pergi",

"Tuan, Tuan Akira. Itu akan sangat sulit bagiku untuk membawanya padamu. Tuan melihatnya sendiri bukan? Dia dikelilingi oleh teman-temannya. Kali ini tentu saja tak semudah dulu lagi"

"Kalau begitu kau bisa menghabisi Mayleen untuk segera menjadi ratu, gadis itu aku sendiri yang mengurusnya atau setelah kau menjadi ratu buat rencana agar gadis itu ikut denganku"senyumnya

"Baik Tuan Akira!"

Sebekas sinar cahaya menyelimuti tubuh Akira dan membuat dirinya menghilang entah kemana. Kini Yobi hanya seorang diri dengan rencana besarnya untuk menyingkirkan Ratu Mayleen.

"Aku akan segera mengantikan dirimu, dan akan kucampakkan sebagaimana kamu mencampakkan diriku, Ratu Maylee. Akan kubuat putramu menderita dan negeri ini tidak akan pernah lagi menjadi tempat tinggalmu sedikitmu. Tak akan kubiarkan seorang pun menghalangi rencanaku, tak akan pernah! Walaupun gadis itu yang akan menghalangi, aku akan tetap membunuhnya!"senyum Yobi penuh dendam.

Kegelapan malam semakin mengintari harem dan wilayah istana. Kegelapan yang kemudian menyelimuti bulan hingga tak terlihat. Bintang-bintang pun bersembunyi dibalik awan. Tanda-tanda hujan akan segera turun membasahi negeri ini bersamaan petir yang menyambar-nyambar seperti membawa pesan buruk.

Di daerah yang jauh, rerumputan hijau tumbuh dengan subur dan sebuah danau tak jauh dari sana. Rerumputan hijau yang menjadi saksi atas tenggelamnya sebuah istana. Sebuah istana yang hancur berkeping-keping. Dan hanya meninggalkan sebuah jejak, sebuah pesan yang terukir di batu dan terpecah belah. Sebuah tulisan yang hanya muncul dibawah cahaya bulan. Orang-orang dari negeri sihir menyebutnya pesan cahaya bulan yang dibuat dengan ilmu sihir murni milik Ratu Rembulan yang sudah lama menghilang. Sihir murni yang sangat sulit dipelajari.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like