Pagi yang cerah,

Terbangun dengan kepala terasa pusing dan melihat jendela telah terbuka. Aku kaget dan ingat akan janjiku bertemu dengan teman-teman tadi malam. Dan, aku ingat akan hantu itu menemuiku hingga membuatku jatuh pingsan. Melihat jam di atas meja dekat kasur, jam 06.00 sekarang. Kulihat handphoneku, ada pesan dari kepala sekolah bahwa hari libur dibatalkan.

"Mengesalkan, apa-apaan. Katanya hari ini hari libur, aaa….keterlaluan. Ya baikalh pak Won Han mengatakan sesuai janji. Tapi tugas yang banyak itu belum selesai"ucapku. Segera saja aku pergi ke kamar mandi dan bersiap berangkat ke sekolah.

Keluar dari kamar berjalan menuju ruang makan, bertemu kakek dan nenek.

"Pagi kek, pagi nek"sapaku

"Pagi Rembulan"

"Pagi Rembulan, sudah baikan?"

"Ya sudah nek, hah…maafkan aku merepotkan kekek dan nenek tadi malam", duduk di kursi.

"Ya tak apa, nenek memahaminya. Tapi nenek harap kamu tak perlu ikut campur urusan pribadi makhluk lain. Mereka memiliki masalah yang belum selesai hingga menjadi gentayangan jadi kamu tidak boleh menghalangi mereka jika masalah seperti itu. Ia dan ibu Mori memiliki masalah yang harus diselesaikan dengan tanggung jawab" kata nenek sambil menyondorkan sepiring nasi padaku.

"Ya nek, aku mengerti",

"Kakek, dan nenek akan pergi beberapa hari ke depan. Kamu di rumah dan jaga diri baik-baik, dan tak perlu pergi ke kebun untuk menyiram tanaman. Kakek telah memanen semuanya hanya tinggal beberapa yang perlu kamu rawat seperti menyiram beberapa pohon apel"ucap kakek.

"Kakek dan nenek mau pergi kemana?"

"Tour pertanian, kelompok tani mengadakan perjalanan bertemu dengan petani lainnya. Ya kegiatannya berbagi pengalaman, cara bertanam dan mendapat bibit. Jadi kamu jaga dirimu baik-baik selagi kakek dan nenek pergi"

"Baik kek",

"Cucuku mau dibawakan oleh-oleh apa?"

"Apa saja, yang terpenting bagiku nenek dan kekek pulang dengan selamat",

"Baiklah, makanlah dan berangkat ke sekolah",

Kakek telah selesai sarapan dan pergi ke halaman depan rumah. Nenek menyiapkan bekal untukku. Begitu aku selesai sarapan, nenek memberikan bekal makanan padaku. Kumasukan ke dalam tas dan mulai berpamitan.

Di depan rumah, sambil meletakan tas dalam keranjang sepeda aku berucap " Kakek, ngomong-ngomong apa benar siluman ular itu baik?"

Kakek mendekatiku lalu menjawab " Ya benar, ia bernama Yobi. Gadis itu hanya dalam pengaruh seseorang. Ia ada disekitar desa itu. Jika kamu pergi kesana, selesaikan masalah itu saat kakek dan nenek pergi",

"Kakek mengijinkanku pergi?"

"Ya",

"Terima kasih kek",

Hastin dan Hazel datang, mereka menunggu di pinggir jalan depan rumahku.

"Kakek, aku pergi ke sekolah dulu"ucapku sambil mencium tangan kekek. Lalu berjalan sambil mengeret sepeda mendekati teman-teman. Wajah teman-teman terlihat sedikit pucat, ketakutan dan marah serta kesal.

"Maafkan aku, aku tahu kalian marah padaku nanti di jalan akan kujelaskan"ucapku lalu mengayuh sepeda. Mengayuh sepeda dengan santai diiringi dua sahabatku yang berada di kanan dan kiri.

"Jadi apa yang akan kamu jelaskan?"ucap Hastin

"Ya kamu keterlaluan Rembulan. Kamu membuat kami takut semalam",

"Ya maafkan aku, tapi ia bukan hantu yang ingin membuat kalian ketakutan. Ia hantu yang baik dan dia benar",

"Ya tapi tetap saja kami ketakutan",

"Maafkan aku, tapi kalian baik-baik saja kan?"

"Ya, baik dengan pulang setengah ketakutan",

Aku tersenyum manis, "Maafkan aku, dia tidak ingin aku ikut campur urusan pribadi itu",

"Hah, apa hantu itu yang bilang padamu?"

"Ya, ia ingin dengan caranya sendiri",

"Hah, kau tahu apa yang terjadi semalam?"

"Apa?"

"Ibu Mori bunuh diri dengan meloncat dari atas gedung tepat dimana Saras jatuh",

"Lalu?"

"Saat kejadian itu, keluarga ibu Mori dan Saras ada disana. Keluarga ibu Mori sangat berduka",

"Ya ampun, aku sungguh tak tahu itu akan terjadi. Tapi aku berdua atas kematian ibu Mori namun aku tak bisa menyelamatkannya karena itu urusan pribadi antara hantu dan dia",

"Jadi mereka punya masalah dimasa lalu?"

"Ya begitu",

"Ngomong-ngomong malaikat tampan masih ngak mengikutiku?"tanya Hastin

"Ya masih",

"Lalu apa aku juga? Aku melakukan hal yang sama seperti yang Hastin lakukan"tanya Hazel

"Ya hari ini nampaknya kamu diikuti malaikat yang tampan. Kalian berdua meminta perlindungan ya? Hah, sekarang aku merasa tak enak ada dua pria yang menatapku jika aku bicara dengan kalian berdua" mengayuh sepeda mendahuli teman-teman.

"Hey, tunggu!"ucap Hazel. Hastin dan Razel mulai mengejar Rembulan yang pergi lebih dulu.

***

Setiba di area parkir sekolah, aku bergegas memparkir sepeda lalu berjalan menuju ruang kelas. Hastin dan Hazel segera bergegas menyusul Rembulan. Mereka berdua berlari dan menghalangi langkahku.

"Hah, kamu marah ya? Ya anggap saja malaikat ini tidak ada"ucap Hastin

"Tidak, aku tidak marah. Lagi pula bukan hakku untuk mengusir mereka. Aku yakin yang kalian lakukan adalah hal yang terbaik untuk kalian. Bukankah semua orang berhak mendapatkan perlindungan dari Tuhan?"

"Benar, jadi kenapa kamu pergi meninggalkan kami?"

"Karena….."

Bel berbunyi hingga tiga kali, bel itu lah yang membuatku tersenyum manis dan dua sahabatku mengerti.

Duduk di kursi lalu melihat ke arah jendela, " Apa yang terjadi disana ya? Apa dia….dia akan mencari korban lagi? Dia baik kata kakek, tapi menurutku jahat. Jika dia baik maka aku harus membuatnya kembali"gumanku dalam hati.

Terdengar teman-teman yang membicarakan tentang ibu Mori, lalu Razel dan Hastin yang percaya akan malaikat, mereka mendengarkan cerita Hastin dan Hazel tentang ibu Mori dan malaikat pelindung dan diriku yang aneh ini. Aku mendengar itu semua meski mereka jauh dari keberadaanku. Tapi bagiku mereka tetap menyebalkan kecuali dua sahabatku.

"Ibu Mori jatuh dari atas gedung malam itu, kejadian itu tepat seperti kematian Saras",

"Siapa Saras?"

"Dia gadis yang jatuh dari atas gedung beberapa tahun silam",

"Kasihan Ibu Mori, kenapa dia harus memiliki nasib seperti itu?"

"Aku tidak tahu",

"Eh, bukannya Rembulan bisa melihat hantu. Ia pasti tahu alasannya, dan kalian sahabatnya kan? Kalian pasti diberitahu Rembulan apa sebabnya",

"Hah, dia menjawab tidak tahu. Ia bilang masalah pribadi tak boleh ikut campur",

"Oh, artinya ibu Mori dan hantu itu punya masalah pribadi. Kira-kira apa ya?"

"Bisa jadi karena salah ngomong dan selalu mengejak orang lain nanti bisa ditakuti dan ditemui hantu" canda Razel.

"A….aku, aku tidak begitu. Aku hanya bercanda"takut salah satu siswa.

"Tapi kita bisa berlindung kan pada malaikatmu, Hastin?"

"Ya bagaimana caranya agar dikuti malaikat sepertimu?"

"Em, caranya mudah saja. Lakukan yang baik, taati nasehat dan larangan lalu percaya pada Tuhanmu",

"Ya benar, aku lakukan itu dan pagi ini Rembulan bilang ia melihat malaikat tampan juga mengikutiku",

"Hah, apa itu benar?",

"Ya dia bilang begitu, Rembulan tak pernah bohong pada kami",

"Em, jika kalian ingin seperti kami juga lakukan saya ucapanku tadi tapi kalian juga harus percaya bukan hanya sekedar ingin",

"Ya baiklah kami akan melakukannya",

"Tapi kenapa dia melamun? Ada masalah sama anak itu? Apa dia bicara sama hantu lagi?"

"Aku tidak tahu",

Tiba-tiba ada 3 gadis yang datang, mereka juga satu kelas dengan Rembulan. Mereka sangat tidak menyukai Rembulan.

"Hah, kalian kenapa? Untuk apa percaya pada gadis aneh! Nanti kalian semua bisa diikuti hantu, lalu diculik dan bunuh diri seperti ibu Mori",

"Menakutkan sekali, gadis itu c.u.man mengada-ada",

"Hey, kenapa kamu seperti itu? Rembulan itu tidak mengada-ada",

"Oh ya aku lupa, kamu kan sahabatnya tentu aja kamu membelanya. Gadis miskin, aneh, dan ngak selevel dengan kita lebih baik diam aja. Kamu itu ngak punya bukti, dan malaikat itu ngak ada, ngerti!"usirnya dengan gaya sombong.

Teman-teman pun membubarkan diri, kembali duduk di kursi masing-masing. Tidak lama kemudian guru datang, kami memberi salam lalu duduk.

"Apa kalian telah menyelesaikan tugas yang diminta kepala sekolah?"

"Tidak, kami belum menyelesaikannya"jawab kami serentak,

"Ya bagaimana menyelesaikannya, liburan saja tidak. Kami mendapat pesan pagi ini, dan tidak mendapat hari libur"ucap seorang pria di bangku depanku.

"Ya kamu benar, saya juga kaget. Pak Won bilang semua aman dan baik-baik saja jadi kita belajar seperti biasa",

"Yah, tidak jadi liburan"seru anak laki-laki

"Ya tapi besok hari minggu kan? Kalian libur loh ditambah tanggal merah. Jadi dua hari kan libur? Baiklah buka halaman 25 baca dulu dan tanyakan nanti jika tidak paham"ucap guru.

Kami pun mulai belajar, s.e.m.e.ntara pak guru mulai menulis beberapa kata di papan tulis.

***

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like