Rembulan: Discover Of The Moon
Chapter 3
Menatap pria itu ( Sasuke ) dari kejauhan yang berada dibawah pohon dari beranda rumah Kek Putih.
Tiba-tiba Kayora menepuk pundakku hingga diriku kaget hampir jatuh ke tanah. Untungnya Kayora memegang tanganku hingga menahan diriku untuk benar-benar terjatuh. " Kamu kenapa melamun?".
" Aku…." belum selesai bicara Kayora sudah memotongnya, " Mencari jalan pulang tapi tidak ketemu? Tenang aja akan aku bantu kok. Aku akan membantumu mencari jalan keluar".
Kuulurkan
jari kelingking dan berucap " Janji?". Kayora malah mengamati jari
kelingkingku, dia seperti tidak paham maksudku. Kupegang tangan kiri Kayora
lalu mengaitkan jari kelingkingnya di jariku. " Begini! Kamu sudah janji
padaku. Jadi kapan kamu akan membantuku mencari jalan pulang?".
" Aku perlu pergi keperpustakaan sihir dulu untuk mencari mantera jalan pulangmu".
"Dimana perpustakaan itu? Kulihat disini tak ada perpustakaan"
"Memang tak ada disini tapi di tempat lain. Di kota, di istana seorang pangeran
tampan".
"Hah…di istana? Perlu berapa hari kesana?"
" Sekitar 7 hari atau 1 Minggu"
" Huh, lama sekali. Baiklah, kamu
mencari manteranya s.e.m.e.ntara aku mencari jalan pulang ke rumah"
"Eh, jangan. Jangan! Nanti kalau
sesuatu terjadi sama kamu bagaimana? Kan kami juga yang repot. Sebaiknya kamu
mencarinya jangan sendirian ya? Kamu sama Irranix saja"
" Hah, sama dia? Boleh, boleh"
Kayora tersenyum manis. S.e.m.e.ntara
itu Sasuke terus memikirkan keberadaan Yobi yang sifatnya berubah, mulai menjauhinya.
Tiba-tiba Kim, Kazame dan Irranix datang mendekati Sasuke.
" Kamu terus memikirkan dia ya?" Apa
kamu tak mengerti mengapa dia berubah? Jika yang dia inginkan hal itu, maka tak
akan ada yang bisa mencegahnya" ucap Kim.
" Aku sungguh tak mengerti mengapa
akhinya begini" jawab Sasuke.
Kayora yang berada disampingku
berdiri, berjalan mendekati teman prianya yang berada di bawah pohon dan
berucap " Irranix, Rembulan mau mengajak kamu mencari jalan pulang ke rumah di
hutan. Kamu mau kan?".
" Mau, kebetulan sekalian aku ingin dekat
dengannya. Ya semoga dia mau menjadi temanku" jawab Irranix.
" Teman apa teman? Awas aja ya kalau
sampai macam-macam sama Rembulan, kamu akan kusihir menjadi kodok"
" Eih, jangan ngancem gitu dong. Mau
ditemani apa ngak?"
" Eh, dasar!", Kayora pergi
meninggalkan mereka kembali duduk disampingku dan berucap " Irranix bilang dia
mau menemani kamu mencari jalan pulang, Rembulan. Kamu pasti rindu banget sama
rumah ya?".
" Ya sangat. Terima kasih banyak
kalau begitu Kayora"
" Sama-sama Rembulan, kita
bersahabat kan? Kita semua?"
" Ya, tentu saja"
<<Rembulan data-tomark-pass >>
Ketika matahari berada di atas
kepala, aku dan Irranix berjalan-jalan di hutan untuk mencari jalan pulang ke
rumah. Irranix membawa pedang, dia selalu waspada pada Medusa yang selalu
menyerang manusia kapan saja. Terus jalan-jalan, mencari dan sedikit bicara
padanya.
" Irranix, menurutmu Kayora itu
seperti apa?"
" Kayora ya? Ya dia adalah seorang
gadis yang cantik, baik, pintar dan lucu. Jika mengenai sihinya, ya begitulah
kadang salah dan lebih fatalnya dia selalu membuat kacau dengan sihirnya"
" Hah, apa benar Kayora seperti itu?
Kulihat dia tak seperti itu kok. Lalu bagaimana dengan Sasuke?"
" Sasuke, ya dia seperti itu.
S.e.m.e.njak ditinggal kekasihnya, Sasuke berubah menjadi pendiam, kadang sinis.
Dia agak membenci anak perempuan sepertimu. Dia tak suka jika ada seorang
wanita mendekatinya, apa lagi sampai menaruh hati padanya pasti dia menghilang
sampai wanita itu tidak menaruh hati lagi padanya"
" Oh, lalu siapa nama kekasih Sasuke
itu?"
" Namanya Yobi, dia gadis cantik
yang ramah"
" Apa Yobi adalah pacar pertama
Sasuke?"
" Ya, pacar pertama sepertinya
tidak, tapi dia lah wanita yang membuat hatinya menjadi beku sekarang"
Aku terdiam sejenak lalu kembali berfokus
mencari jalan pulang. Hingga matahari tenggelam, aku dan Irranix belum juga
menemukan jalan pulang ke rumah. Aku sendiri tak ingat jalan pulang ke rumah.
Kegelapan
datang, cahaya bulan tak dapat menerobos lebatnya hutan ini. Aku dan Irranix
pun memutuskan untuk pulang ke desa. Tiba-tiba di jalan, Irranix langsung
bersiap-siap melawan seseorang didepannya. Aku sendiri terkejut, dan
kebingungan apa yang terjadi.
" Cepat berlindung dibelakangku, Rembulan"
pintanya. Maka aku pun berlindung dibelakangnya dan berucap " Apa yang terjadi?
Ada apa?".
" Medusa ada didepan kita, dia
mengintari kita. Berhati-hatilah…"
" Medusa! Astaga gawat ini Irranix!"
Tiba-tiba
kami mendengar suara gemercik, suara ular. Tiba-tiba tubuh Irranix langsung
menghantam pohon dan terluka. Panah yang ada ditangannya pun terjatuh. Kubantu
Irranix berdiri. Saat aku mengepoh Irranix, Medusa sudah berada didepan kami.
Aku tak bisa berbuat apa-apa bersama Irranix, kami hanya bisa pasrah. Namun,
tiba-tiba teman-teman datang dan langsung menyerang Medusa. Begitu Medusa
melarikan diri, Kazame dan Kim mengantikan diriku untuk mengepoh Irranix.
Kemudian kami kembali ke desa. Di depan pintu gerbang desa, kami berteriak dan
terbukalah pintunya. Kemudian kami membawa Irranix ke rumah Kakek Putih untuk mengobati
lukanya. Aku keluar dari rumah dan duduk di beranda.
Kulihat
malam ini bulan bersinar terang, " Medusa, Medusa. Wanita separuh ular dan
manusia tapi mengapa aku melihat dia adalah seorang wanita biasa. Sebenarnya
dia siapa? Apa lagi aku melihatnya ada seorang pria disampingnya memiliki sayap
seperti malaikat. Tapi agak menyeramkan, seperti malaikat pencabut nyawa. Hah,
ada-ada saja tempat ini. Tapi bagaimana dengan Kayora? Apa dia berhasil menemukan
jalan pulangku?".
Dari
kejauhan, Kayora berlari dan duduk disampingku. " Huh, akhirnya sampai disini
juga. Bagaimana Rembulan, apa kamu sudah mendapatkan atau ingat jalan pulang ke
rumahmu?".
"
Belum. Kamu sendiri bagaimana? Katanya perlu waktu 1 Minggu untuk sampai
keperpustakaan".
"
Hehehe, kali ini aku beruntung. Aku bertemu dengan temanku yang sedang
menunggangi naga. Jadi aku ikut, dia juga pergi kesana. Aku sudah menemukan
jalan pulangmu, ternyata jalan pulangmu ada di pohon. Kita harus mencari pohon
yang tumbuh bersampingan dan akarnya menyatu dari satu pohon ke pohon. Pohon
itu adalah ruang waktu yang membawamu kemari. Sebenarnya ini adalah sihir,
sihir putih murni yang hanya dimiliki oleh Ratu Rembulan. Ini sangat aneh,
seharusnya sihir ini telah musnah karena Ratu Rembulan sudah meninggal sejak
lama"
" Bagimu aneh tapi bagiku aku harus
pulang. Aku takut sesuatu terjadi pada Kakek dan Nenekku. Mana aku ngak pulang
beberapa hari kan?"
" Takut kena marah ya?"
" Nah kamu sendiri tahu kan!"
" Hehehe, dulu aku juga begitu kok.
Oya, Irranix mana?"
" Soal Irranix ya? Aku minta maaf
gara-gara aku dia terluka. Medusa menyerang kami di hutan tapi untung aja
teman-teman segera datang dan melawannya hingga kabur".
" Irranix!" teriak Kayora masuk ke dalam
melihat kondisi Irranix yang membaringkan diri dikasur. Kususul Kayora yang
juga masuk ke dalam rumah. Kulihat Irranix nampak kesakitan tapi dia mencoba
terlihat baik-baik saja didepan Kayora.
" Irranix, aku minta maaf gara-gara
aku kamu jadi terluka. Aku minta maaf, maafkan aku ya Irranix. Aku janji tak
akan pulang malam lagi"
" Rembulan, ini bukan salahmu tapi
salah Medusa" jawab Irranix.
" Apa kamu memaafkan aku?"
" Ya, aku memaafkan kamu, Rembulan"
"
Terima kasih Irranix. Tapi tadi ketika aku mengepoh kamu dan Medusa sudah ada
di depan. Aku melihat seorang perempuan cantik, apa itu Medusa yang kamu lihat
Irranix? Aku juga melihat seorang pria memiliki sayap, dia agak tampan tapi
menakutkan"
"
Ya aku melihat itu adalah Medusa tapi tak ada seorang pria pun disana. Hanya
dia, dia Medusa"
"
Kamu tak akan pernah bisa melihat apa yang aku lihat, Irranix. Pria itu hanya
bisa dilihat jika memiliki indra ke-6 seperti aku. Aku merasa pria itulah yang
memerintah Medusa untuk menyerang kita. Dia seperti iblis, aku yakin itu"
"
Lalu kamu melihat Medusa adalah perempuan cantik, seperti apa dia?" tanya
Kayora.
"
Dia berambut panjang terurai, memakai baju panjang sedikit ada warna pink. Dia
cantik rupawan dan sepertinya dia baik hanya saja ada sesuatu yang membuatnya
tertekan hingga berubah menjadi jahat"
"
Hah, kamu melihat itu ya? Aku saja melihat Medusa tetap saja Medusa. Kamu
memiliki sihir ya Rembulan?"
"
Tidak, aku tak memiliki sihir. Aku hanya manusia biasa" jawabku.
<<Rembulan data-tomark-pass >>
Malam
semakin larut, dan Medusa semakin mengintai mangsanya dikegelapan. Tertidur
lelap dan para pemuda sibuk berjaga bersama Kek Putih. Didalam hutan, dalam
kegelapan malam. Medusa mengamati para pemuda yang berjaga.
"
Darah segar, dan nyawa-nyawa yang muda. Apa malam ini kita akan menyerang desa
mereka?"
Suara
dengan orang yang tak terlihat, " Tidak, kau lihat mereka! Sasuke dan Kim akan
dengan mudah menyerangmu. Ini akan mengakhiri hidupmu jika menyerang"
"
Apa aku harus tetap diam disini?"
"Heh,
ini bukan waktu yang teman. Jika ingin membuat mereka lemah, bunuh wanita yang
kau serang tadi. Ia nampak tidak tahu apa-apa bahkan tidak memiliki kemampuan
apapun"
"Tapi
aku yakin, ia melihatmu yang selalu ada dibelakang masalah ini"
"Tidak
mungkin! Dia hanya manusia biasa"
"Memang,
memang semua yang kamu lihat adalah manusia biasa. Tetapi aku, aku adalah
perempuan yang mengerti sekali tatapan wanita. Medusa seperti aku tidak mungkin salah"
"Jika
begitu, aku ingin kau akhiri hidup wanita itu ketika teman-temannya sedang sibuk"
"Baiklah,
itu hal yang mudah bagiku demi dapat membalaskan dendamku"
"Kita
lihat saja nanti, jika kamu berhasil memburu mereka semua. Darah dan nyawa itu
lah yang akan membuat dirimu semakin kuat".
"Heh,
sebaiknya aku pergi dari sini. Malam semakin larut saja, dan matahari akan
cepat datang untuk membongkar semua ini".
Medusa
dan orang yang tak terlihat itu pergi masuk ke hutan. Tak beberapa lama
kemudian Kek Putih juga merasa angin malam telah digantikan embun pagi. Kek
Putih dan para pemuda yang berjaga mulai beristirahat. Sebagian dari mereka ada
yang pulang ke rumah dan sebagian lagi ada yang ingin masih berjaga-jaga hingga
matahari
terbit.
You'll Also Like
-
After My Rebirth, I Escaped My Marriage
Chapter 476 192 days ago -
City Life – Miraculous Doctor From The Mountains
Chapter 140 192 days ago -
Worldwide Hunger: I Can Fuse My Items
Chapter 40 192 days ago -
The Petite Wife of An Eighties' Villainous Big-Shot
Chapter 40 192 days ago -
Bizarre Beast Taming: Dominating the Whole World With My Ghost Hand
Chapter 40 192 days ago -
Accidentally Exposing the Real Heiress' True Colors!
Chapter 40 192 days ago -
Reincarnated in the Apocalypse: Invincibility Starts From Killing Enemies With My Own Hands
Chapter 226 192 days ago -
Back to the Past: The Rise of the False Heiress Marrying the True Tycoon
Chapter 384 192 days ago -
My Account Banned, I Drove Game Developers Crazy
Chapter 40 192 days ago -
My Life as a Cultivator in a Game
Chapter 40 192 days ago