Menatap pria itu ( Sasuke ) dari kejauhan yang berada dibawah pohon dari beranda rumah Kek Putih.

Tiba-tiba Kayora menepuk pundakku hingga diriku kaget hampir jatuh ke tanah. Untungnya Kayora memegang tanganku hingga menahan diriku untuk benar-benar terjatuh. " Kamu kenapa melamun?".

" Aku…." belum selesai bicara Kayora sudah memotongnya, " Mencari jalan pulang tapi tidak ketemu? Tenang aja akan aku bantu kok. Aku akan membantumu mencari jalan keluar".

Kuulurkan

jari kelingking dan berucap " Janji?". Kayora malah mengamati jari

kelingkingku, dia seperti tidak paham maksudku. Kupegang tangan kiri Kayora

lalu mengaitkan jari kelingkingnya di jariku. " Begini! Kamu sudah janji

padaku. Jadi kapan kamu akan membantuku mencari jalan pulang?".

" Aku perlu pergi keperpustakaan sihir dulu untuk mencari mantera jalan pulangmu".

"Dimana perpustakaan itu? Kulihat disini tak ada perpustakaan"

"Memang tak ada disini tapi di tempat lain. Di kota, di istana seorang pangeran

tampan".

"Hah…di istana? Perlu berapa hari kesana?"

" Sekitar 7 hari atau 1 Minggu"

" Huh, lama sekali. Baiklah, kamu

mencari manteranya s.e.m.e.ntara aku mencari jalan pulang ke rumah"

"Eh, jangan. Jangan! Nanti kalau

sesuatu terjadi sama kamu bagaimana? Kan kami juga yang repot. Sebaiknya kamu

mencarinya jangan sendirian ya? Kamu sama Irranix saja"

" Hah, sama dia? Boleh, boleh"

Kayora tersenyum manis. S.e.m.e.ntara

itu Sasuke terus memikirkan keberadaan Yobi yang sifatnya berubah, mulai menjauhinya.

Tiba-tiba Kim, Kazame dan Irranix datang mendekati Sasuke.

" Kamu terus memikirkan dia ya?" Apa

kamu tak mengerti mengapa dia berubah? Jika yang dia inginkan hal itu, maka tak

akan ada yang bisa mencegahnya" ucap Kim.

" Aku sungguh tak mengerti mengapa

akhinya begini" jawab Sasuke.

Kayora yang berada disampingku

berdiri, berjalan mendekati teman prianya yang berada di bawah pohon dan

berucap " Irranix, Rembulan mau mengajak kamu mencari jalan pulang ke rumah di

hutan. Kamu mau kan?".

" Mau, kebetulan sekalian aku ingin dekat

dengannya. Ya semoga dia mau menjadi temanku" jawab Irranix.

" Teman apa teman? Awas aja ya kalau

sampai macam-macam sama Rembulan, kamu akan kusihir menjadi kodok"

" Eih, jangan ngancem gitu dong. Mau

ditemani apa ngak?"

" Eh, dasar!", Kayora pergi

meninggalkan mereka kembali duduk disampingku dan berucap " Irranix bilang dia

mau menemani kamu mencari jalan pulang, Rembulan. Kamu pasti rindu banget sama

rumah ya?".

" Ya sangat. Terima kasih banyak

kalau begitu Kayora"

" Sama-sama Rembulan, kita

bersahabat kan? Kita semua?"

" Ya, tentu saja"

<<Rembulan data-tomark-pass >>

Ketika matahari berada di atas

kepala, aku dan Irranix berjalan-jalan di hutan untuk mencari jalan pulang ke

rumah. Irranix membawa pedang, dia selalu waspada pada Medusa yang selalu

menyerang manusia kapan saja. Terus jalan-jalan, mencari dan sedikit bicara

padanya.

" Irranix, menurutmu Kayora itu

seperti apa?"

" Kayora ya? Ya dia adalah seorang

gadis yang cantik, baik, pintar dan lucu. Jika mengenai sihinya, ya begitulah

kadang salah dan lebih fatalnya dia selalu membuat kacau dengan sihirnya"

" Hah, apa benar Kayora seperti itu?

Kulihat dia tak seperti itu kok. Lalu bagaimana dengan Sasuke?"

" Sasuke, ya dia seperti itu.

S.e.m.e.njak ditinggal kekasihnya, Sasuke berubah menjadi pendiam, kadang sinis.

Dia agak membenci anak perempuan sepertimu. Dia tak suka jika ada seorang

wanita mendekatinya, apa lagi sampai menaruh hati padanya pasti dia menghilang

sampai wanita itu tidak menaruh hati lagi padanya"

" Oh, lalu siapa nama kekasih Sasuke

itu?"

" Namanya Yobi, dia gadis cantik

yang ramah"

" Apa Yobi adalah pacar pertama

Sasuke?"

" Ya, pacar pertama sepertinya

tidak, tapi dia lah wanita yang membuat hatinya menjadi beku sekarang"

Aku terdiam sejenak lalu kembali berfokus

mencari jalan pulang. Hingga matahari tenggelam, aku dan Irranix belum juga

menemukan jalan pulang ke rumah. Aku sendiri tak ingat jalan pulang ke rumah.

Kegelapan

datang, cahaya bulan tak dapat menerobos lebatnya hutan ini. Aku dan Irranix

pun memutuskan untuk pulang ke desa. Tiba-tiba di jalan, Irranix langsung

bersiap-siap melawan seseorang didepannya. Aku sendiri terkejut, dan

kebingungan apa yang terjadi.

" Cepat berlindung dibelakangku, Rembulan"

pintanya. Maka aku pun berlindung dibelakangnya dan berucap " Apa yang terjadi?

Ada apa?".

" Medusa ada didepan kita, dia

mengintari kita. Berhati-hatilah…"

" Medusa! Astaga gawat ini Irranix!"

Tiba-tiba

kami mendengar suara gemercik, suara ular. Tiba-tiba tubuh Irranix langsung

menghantam pohon dan terluka. Panah yang ada ditangannya pun terjatuh. Kubantu

Irranix berdiri. Saat aku mengepoh Irranix, Medusa sudah berada didepan kami.

Aku tak bisa berbuat apa-apa bersama Irranix, kami hanya bisa pasrah. Namun,

tiba-tiba teman-teman datang dan langsung menyerang Medusa. Begitu Medusa

melarikan diri, Kazame dan Kim mengantikan diriku untuk mengepoh Irranix.

Kemudian kami kembali ke desa. Di depan pintu gerbang desa, kami berteriak dan

terbukalah pintunya. Kemudian kami membawa Irranix ke rumah Kakek Putih untuk mengobati

lukanya. Aku keluar dari rumah dan duduk di beranda.

Kulihat

malam ini bulan bersinar terang, " Medusa, Medusa. Wanita separuh ular dan

manusia tapi mengapa aku melihat dia adalah seorang wanita biasa. Sebenarnya

dia siapa? Apa lagi aku melihatnya ada seorang pria disampingnya memiliki sayap

seperti malaikat. Tapi agak menyeramkan, seperti malaikat pencabut nyawa. Hah,

ada-ada saja tempat ini. Tapi bagaimana dengan Kayora? Apa dia berhasil menemukan

jalan pulangku?".

Dari

kejauhan, Kayora berlari dan duduk disampingku. " Huh, akhirnya sampai disini

juga. Bagaimana Rembulan, apa kamu sudah mendapatkan atau ingat jalan pulang ke

rumahmu?".

"

Belum. Kamu sendiri bagaimana? Katanya perlu waktu 1 Minggu untuk sampai

keperpustakaan".

"

Hehehe, kali ini aku beruntung. Aku bertemu dengan temanku yang sedang

menunggangi naga. Jadi aku ikut, dia juga pergi kesana. Aku sudah menemukan

jalan pulangmu, ternyata jalan pulangmu ada di pohon. Kita harus mencari pohon

yang tumbuh bersampingan dan akarnya menyatu dari satu pohon ke pohon. Pohon

itu adalah ruang waktu yang membawamu kemari. Sebenarnya ini adalah sihir,

sihir putih murni yang hanya dimiliki oleh Ratu Rembulan. Ini sangat aneh,

seharusnya sihir ini telah musnah karena Ratu Rembulan sudah meninggal sejak

lama"

" Bagimu aneh tapi bagiku aku harus

pulang. Aku takut sesuatu terjadi pada Kakek dan Nenekku. Mana aku ngak pulang

beberapa hari kan?"

" Takut kena marah ya?"

" Nah kamu sendiri tahu kan!"

" Hehehe, dulu aku juga begitu kok.

Oya, Irranix mana?"

" Soal Irranix ya? Aku minta maaf

gara-gara aku dia terluka. Medusa menyerang kami di hutan tapi untung aja

teman-teman segera datang dan melawannya hingga kabur".

" Irranix!" teriak Kayora masuk ke dalam

melihat kondisi Irranix yang membaringkan diri dikasur. Kususul Kayora yang

juga masuk ke dalam rumah. Kulihat Irranix nampak kesakitan tapi dia mencoba

terlihat baik-baik saja didepan Kayora.

" Irranix, aku minta maaf gara-gara

aku kamu jadi terluka. Aku minta maaf, maafkan aku ya Irranix. Aku janji tak

akan pulang malam lagi"

" Rembulan, ini bukan salahmu tapi

salah Medusa" jawab Irranix.

" Apa kamu memaafkan aku?"

" Ya, aku memaafkan kamu, Rembulan"

"

Terima kasih Irranix. Tapi tadi ketika aku mengepoh kamu dan Medusa sudah ada

di depan. Aku melihat seorang perempuan cantik, apa itu Medusa yang kamu lihat

Irranix? Aku juga melihat seorang pria memiliki sayap, dia agak tampan tapi

menakutkan"

"

Ya aku melihat itu adalah Medusa tapi tak ada seorang pria pun disana. Hanya

dia, dia Medusa"

"

Kamu tak akan pernah bisa melihat apa yang aku lihat, Irranix. Pria itu hanya

bisa dilihat jika memiliki indra ke-6 seperti aku. Aku merasa pria itulah yang

memerintah Medusa untuk menyerang kita. Dia seperti iblis, aku yakin itu"

"

Lalu kamu melihat Medusa adalah perempuan cantik, seperti apa dia?" tanya

Kayora.

"

Dia berambut panjang terurai, memakai baju panjang sedikit ada warna pink. Dia

cantik rupawan dan sepertinya dia baik hanya saja ada sesuatu yang membuatnya

tertekan hingga berubah menjadi jahat"

"

Hah, kamu melihat itu ya? Aku saja melihat Medusa tetap saja Medusa. Kamu

memiliki sihir ya Rembulan?"

"

Tidak, aku tak memiliki sihir. Aku hanya manusia biasa" jawabku.

<<Rembulan data-tomark-pass >>

Malam

semakin larut, dan Medusa semakin mengintai mangsanya dikegelapan. Tertidur

lelap dan para pemuda sibuk berjaga bersama Kek Putih. Didalam hutan, dalam

kegelapan malam. Medusa mengamati para pemuda yang berjaga.

"

Darah segar, dan nyawa-nyawa yang muda. Apa malam ini kita akan menyerang desa

mereka?"

Suara

dengan orang yang tak terlihat, " Tidak, kau lihat mereka! Sasuke dan Kim akan

dengan mudah menyerangmu. Ini akan mengakhiri hidupmu jika menyerang"

"

Apa aku harus tetap diam disini?"

"Heh,

ini bukan waktu yang teman. Jika ingin membuat mereka lemah, bunuh wanita yang

kau serang tadi. Ia nampak tidak tahu apa-apa bahkan tidak memiliki kemampuan

apapun"

"Tapi

aku yakin, ia melihatmu yang selalu ada dibelakang masalah ini"

"Tidak

mungkin! Dia hanya manusia biasa"

"Memang,

memang semua yang kamu lihat adalah manusia biasa. Tetapi aku, aku adalah

perempuan yang mengerti sekali tatapan wanita. Medusa seperti aku tidak mungkin salah"

"Jika

begitu, aku ingin kau akhiri hidup wanita itu ketika teman-temannya sedang sibuk"

"Baiklah,

itu hal yang mudah bagiku demi dapat membalaskan dendamku"

"Kita

lihat saja nanti, jika kamu berhasil memburu mereka semua. Darah dan nyawa itu

lah yang akan membuat dirimu semakin kuat".

"Heh,

sebaiknya aku pergi dari sini. Malam semakin larut saja, dan matahari akan

cepat datang untuk membongkar semua ini".

Medusa

dan orang yang tak terlihat itu pergi masuk ke hutan. Tak beberapa lama

kemudian Kek Putih juga merasa angin malam telah digantikan embun pagi. Kek

Putih dan para pemuda yang berjaga mulai beristirahat. Sebagian dari mereka ada

yang pulang ke rumah dan sebagian lagi ada yang ingin masih berjaga-jaga hingga

matahari

terbit.

Tap the screen to use advanced tools Tip: You can use left and right keyboard keys to browse between chapters.

You'll Also Like